16. "Bagaimana kalau kita selesai, Wildan?"

101 19 2
                                    

"Kalau dipikir-pikir, dia tidak mirip dengan Haura. Hanya saja bajunya memang baju Haura. Nama dan bentuk baju yang berada di jas ini milik Haura," ujar Hani.

Mereka mulai membenarkan wajah seseorang yang diduga Haura ini dengan membenarkan hijab miliknya. Setelah di cek, memang benar itu bukan Haura.

"Ini bukan Haura!" Hani membentak.

"Saya tidak menjawab bahwa ini Nona Haura," jelas Petugas.

"Kenapa kau tidak bilang!" tanya Nina dengan sangat kesal.

"Tunggu," Wildan menghampiri rombongan orang ini. Ia tampak tak percaya dengan apa yang barusan terdengar.

"Ini bukan Haura katamu?"

Semua staff tampak geger. Lalu, bagaimana dengan Haura? Dimana keberadaan nya? Apa yang terjadi sehingga ada orang lain yang memakai baju yang serupa dengan Haura?

"Kalau tidak salah, Haura sempat kehilangan sneli. Dia juga membuat sneli baru. Dan juga," Lia yang berasal dari Departemen Psikologi mulai melirik wajah korban tersebut. "Benar, ini pasien kami yang tidak kunjung kembali untuk dilakukan terapi."

Wildan mulai menghela nafas lega. Tapi dia masih tidak tenang bahwa faktanya Haura masih tidak ditemukan.

"Apa Haura bakal baik-baik saja?" tanya Farhan yang tiba-tiba hadir.

"Berdo'a saja. Semangat ya," ujar Hasan sambil menepuk pelan pundak Wildan. Ia berlalu melewati Wildan sambil melanjutkan pekerjaannya.

Farhan membututi Hasan. Ia tak ingin berbicara dengan Wildan, karena bisa saja Wildan akan melahapnya hidup-hidup.

Farhan cukup sekali merasakan hawa dingin dan panas dari Wildan ketika masalah Icha beberapa waktu lalu. Namun, Wildan tidak menyakiti orang lain. Melainkan ia hanya menghela nafas berkali-kali dan diam hingga ada waktu dia untuk berbicara. Ia tak ingin mengeluarkan suara sedikitpun untuk hal yang tidak penting ketika Ia marah.

----

Terlihat wartawan dan reporter mulai heboh dengan kejadian saat ini. Bahkan Ryan tengah di borgol sambil memakai Masker menuju ke Polres setempat.

"Bagaimana tanggapan Anda tentang kejadian beberapa waktu silam, Pak? Apakah Anda adalah dalang dari semua kejadian hingga detik ini?"

"Apa kau sudah merencanakan semua ini sejak kejadian viral beberapa waktu silam?"

"Apakah Anda pelaku sebenarnya dari kejadian Korupsi Minyak Goreng di Indonesia?"

"Apakah kau sudah merencanakan kecelakaan yang melibatkan Tuan Fadly beserta Istrinya dan meninggal di tempat?"

Banyak sekali pertanyaan dari wartawan yang dilewati oleh Ryan. Ia tak mau menjawab satu pun hanya memejamkan mata sambil di bawa masuk ke dalam kantor. Ryan sudah dimasukkan ke dalam penjara. Dan pihak penyidik akan segera menyelidiki perusahaan, rumah, kekayaan dan apapun yang berkaitan dengan Ryan.

Sementara di tempat lain, Nayla anak dari Ryan tengah bertemu dengan seorang wanita di sebuah cafe.

"Apa yang kau inginkan? Kau yang menjebak keluarga saya, kan? Kau yang membuat Ayah diselidiki oleh Polisi? Kenapa kau sangat tega sekali, Haura? Tidak bisa kah kau hanya hidup dengan tenang, lagipula semua kesalahan ini semua berawal dari keluargamu! Kenapa kau selalu ikut campur dengan keluarga kami?" tanya Nayla dengan sangat kesal. Ia mulai mengaduk air minum nya dengan sedotan yang Ia pegang.

MAS WILDAN [END]Where stories live. Discover now