Bab 40

41 12 6
                                    

SEKIAN hari berlalu, sekian waktu terlewat, sejauh mata memandang. Beberapa hal kini sedikit berubah, tidak ada lagi bertiga hanya ada berdua dan tidak ada lagi berdua, kini tinggal sendirian. Telah lewatnya beberapa minggu setelah peristiwa kecelakaan yang menggemparkan seluruh SMA Negeri Bangsa dan menghilangkan satu murid paling favorit di sekolah tersebut.

Annatasya Meilani, semua orang telah mengenangnya.

Murid pintar yang selalu dapat mengharumkan nama sekolah atas prestasinya, dan orang yang selama ini menjadi jawaban dibalik pertanyaan tentang isi hati seorang mantan most wanted SMA Negeri Bangsa, yakni Bintang Danendra.

Semua terlewatkan begitu saja, apalagi sekarang kelas dua belas harus difokuskan dengan ujian akhir semester yang akan menentukan masa depan mereka, tanpa seorang Anna tentunya.

Begitupun dengan Nazwa yang telah berhasil melewati hari pertama ujian, dan hari ini juga bertepatan dengan perginya Bintang untuk menempuh pendidikan yang baru.

Tepatnya di stasiun kereta api, Bintang yang sudah siap tampak mencium tangan Helen, meminta restu dari wanita yang menjabat sebagai seorang ibu itu untuk melancarkan perjalanannya. Setelah itu ia beralih pada adiknya yang sekarang telat mencapai tahap akhir dari pendidikan di SMA nya.

Bintang tersenyum namun Nazwa segera memeluknya karena ini adalah terakhir kalinya ia bisa melihat Bintang. "Hati-hati ya Bang, jangan lupa buat kasih kabar!"

Bintang tersenyum seraya mengelus kepala Nazwa, "Lo inget kan waktu itu lo sepakat buat ngelakuin apapun kemauan gue?"

Nazwa melepaskan pelukannya, "Ihh kok masih diinget sih?!"

"Nggak boleh gitu dong, kan itu sama aja kayak utang dan belum lunas!" Nazwa mendengus kesal, "Yaudah sekarang apa yang Abang mau?"

"Cuma tiga permintaan kok, dan sudah itu utang lo lunas!" Bintang tersenyum seraya menatap Nazwa yang tampak menunggunya berbicara, "Pertamanya, jaga diri baik-baik, kedua, jaga Mama dan yang ketiga.. baikan sama Shaka."

Nazwa terdiam mendengar ucapan Bintang, ia pun tersenyum lalu mengangguk dengan senang hati. Bintang dan Helen terkekeh lalu Bintang segera bersiap memasuki kereta karena sebentar lagi adalah waktunya untuk beragkat. Nazwa melambaikan tangannya pada Bintang yang sudah ada di dalam.

"DAH BANG BINTANG!!" Bintang tersenyum menatap Nazwa yang begitu semangat melambaikam tangannya, lalu kereta bergerak menghilangkan Nazwa beserta Helen dari pandangannya, untuk beberapa waktu ke depan.

Helen memeluk Nazwa yang tampak sangat bergembira, padahal ia tahu ada terlintas rasa sedih di mata gadis itu. "Ayo pulang, katanya mau belajar buat besok?" Nazwa mengangguk, mereka pun segera meninggalkan stasiun kereta api itu.

Setibanya dirumah, Helen meminta Nazwa untuk merapikan kamar Bintang yang akan dikosongkan untuk waktu yang lama karena pemilik kamar tersebut yang pergi ke luar kota, yakni kota Yogyakarta untuk melanjutkan karirnya.

Nazwa pun segera memasuki kamar Bintang yang tentu saja cukup berantakan, karena ia tidak bisa lagi melihat Bintang jadi Nazwa dengan senang hati membersihkan kembali kamar itu.

Saat setelah hampir selesai menata setiap sudut, Nazwa tak sengaja menjatuhkan sebuah kertas yang awalnya Nazwa kira kertas itu hanyalah sampah hingga ia hendak membuangnya namun niatnya itu segera ia hentikan ketika melihat nama seorang Anna disana.

"Nazwa.." Nazwa segera memasukkan kertas itu ke dalam saku celananya ketika Helen memanggil namanya.

"Naz, udah selesai belum? Temenin Mama ke warung Bu Ratna dulu ya.." kata Helen yang langsung dibalas anggukkan oleh Nazwa, "Iya Mah!" Helen tersenyum lalu menutup pintu kamar itu kembali.

In Your Heart [ Completed ]Where stories live. Discover now