Bab 14

111 15 1
                                    

"Jangan pernah melihat kembali ke sesuatu yang nyakitin lo, mungkin dia bukan yang terbaik."

- Arshaka

✍️

SIANG itu, tepatnya dihari minggu, seluruh anak kelas 11 Ipa 2 sepakat untuk menjenguk Anna di rumah sakit, namun beberapa juga izin tidak bisa ikut karena alasan tertentu dan hanya dapat menitipkan buah tangan dan salam untuk Anna.

"Lo sebenarnya sakit apa sih, Na? Sampe masuk rumah sakit gini?" tanya Nazwa yang duduk disebelah Anna yang sedang berbaring lemas di keranjang rumah sakit.

"Tuh gara-gara Aidan, udah tau Anna mau turun tangga malah lari-larian jadinya kan gini!" kata Zena yang langsung mendapat senggolan dari Nazwa ma yang memberi isyarat untuk tetap diam.

Aidan meletakkan sebuah bingkisan dimeja tepat disebelah Anna. "Na, gue bener-bener minta maaf ya, gue nggak sengaja kemarin nyenggol lo sampe lo jatuh terus kepala lo kebentur di dinding.. gue nggak bermaksud buat nyakitin lo, serius deh nggak boong!"

Dengan bibir pucatnya Anna tersenyum lalu mengangguk, "Udah nggak usah minta maaf, namanya juga insiden, dan kalian nggak perlu khawatir kok gue baik-baik aja, makasih ya udah jenguk gue disini walaupun beberapa nggak bisa dateng tapi gue udah seneng banget."

Nazwa mengangguk sembari tersenyum dan itu tidak luput dari tatapan Shaka, dan disaat yang bersamaan pula Nazwa menatap Shaka hingga membuat gadis itu mengangkat satu alisnya sebagai pertanyaan ada apa?

Shaka menggeleng kecil sebagai jawaban tidak ada.

"Eh ngomong-ngomong, Chika nggak jenguk lo? Atau dia udah ngejenguk lo sebelum kita dateng?" tanya Zena pada Anna.

Anna menatap sekitar ruangannya, "Tadi dia ada kok tapi izin ke gue buat ke kamar mandi bentar tapi sampe sekarang nggak muncul-muncul, mungkin dia pulang ada urusan mendadak."

"Ohh yaudah kalo gitu, tapi kan Na, lo udah bisa masuk sekolah belum senin nanti?"

Anna mengangguk. "Bisa kok, tenang aja i'm strong!"

"Bagus deh, kangen kalo nggak ada lo di kelas."

Nazwa menoleh pada Zena dan menatapnya dengan interogasi. "Menurut pandangan gue, kayaknya lo nanya gitu bukan cuma alasan kangen deh?"

Zena tersenyum manis, "Iya soalnya besok ada Matematika, kalo nggak ada Anna otomatis gue sama lo yang jadi sasaran utamanya buat maju ke depan, emang lo mau?"

"Ya nggak sih."

"Tuhh kan! Kita tuh selalu sefrekuensi!"

Anna terkekeh, "Iya deh yang anak bahasa!"
Aidan dan Shaka saling menatap lalu sama-sama mengucapkan sebuah kata dalam hati mereka.

"Woman.."

Setelah berbincang-bincang ria bersama Anna, akhirnya memasuki waktu istirahat untuk Anna sehingga mereka pun segera berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing terkecuali Shaka dan Nazwa yang sudah mempunyai rencana untuk mencari sebuah buku.

Sebenarnya bukan rencana 'bersama' melainkan sebuah tugas bagi Shaka dan keterpaksaan bagi Nazwa.

"Ehh, kalo gue telitiin lebih jauh kayaknya lo sama ketua kelas lo itu cocok deh kalo berdampingan." bisik Zena.

Nazwa melotot, "Mana ada! Sembarangan aja lo, udab sana-sana pulang, husss.."

Zena terkekeh, ia melangkah perlahan memasuki mobilnya sembari menggoda Nazwa dengan tersenyum-senyum.

In Your Heart [ Completed ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum