Bab 34

37 11 0
                                    

DIBAWAH langit malam yang tertabur bintang-bintang saling berdansa, tampak seorang gadis yang tengah duduk dipinggir jendela seraya mengayunkan kakinya. Ia tidak menatap ke langit melainkan ia menatap ke halaman rumahnya, beberapa orang berlalu lalang, tak jarang ada yang bersama pasangannya.

Nazwa bertanya-tanya, sebenarnya apa sih bumbu rahasia agar suatu hubungan itu tetap bertahan? Walaupun ada banyak yang tidak bertahan namun sebagaian besarnya dapat bertahan sempurna.

Pastilah ada banyak masalah yang terjadi, namun bagaimana cara mengatasi masalah itu tanpa harus saling menyakiti dan saling membenci satu sama lain? Nazwa menghela nafas gusar ditengah dingin hawa malam.

"Lo suka kopi?"

Shaka menggeleng, "Sayangnya walaupun gue punya Cafe tapi gue nggak suka kopi."

"Oh ya? Sama dong, gue juga nggak suka kopi."

"Ya walaupun nggak parah banget, gue sering minum kopi karena Bang Bintang itu pencinta kopi banget tapi sesering apapun gue minum kopi, tetep aja kopi belum bisa buat gue jatuh cinta.. gue sendiri bingung."

Shaka yang masih menikmati permandangan pun berkata, "Suka memang mudah, tapi jatuh cinta itu yang sulit, mau sebanyak apapun dia mencoba untuk jatuh cinta kalo pada dasarnya memang nggak cinta, ya nggak bisa dipaksa, walaupun bisa rasanya nggak akan sama."

"Sama kayak lo contohnya, kalo memang pada dasarnya lo nggak cinta sama kopi maka mau sebanyak apapun lo mencoba, lo nggak akan bisa jatuh cinta."

"Kalo seandainya gue adalah kopi dan kopi buat lo ngerasain pahit apa artinya lo nggak akan bisa jatuh cinta lagi sama gue?" Nazwa menegakkan kepalanya berusaha untuk tidak menjatuhkan air mata namun nyatanya ia tidak bisa melakukan itu.

Nazwa menangis saat itu juga, sembari memeluk erat kakinya yang ia tekuk di depan dada. Suara isakan terus terdengar, Nazwa berusaha untuk merendam suaranya dengan menelungkupkan wajahnya dengan kedua tangan yang ia lipat juga. Punggung gadis itu bergerak naik turun ditengah sunyinya malam.

Nazwa ikhlas melakukan semuanya tapi mengapa semua yang ia ikhlaskan justru sangat menyakitkan. Ia menyayangi Shaka tapi ia harus melepaskannya mau tidak mau.

Dia tidak mau menyakiti siapapun dengan cintanya sendiri, dia tidak mau menyakiti temannya sendiri, dan ia juga tidak mau menyakiti Shaka. Maka, ia harus menyakiti dirinya sendiri.

Disisi lain Bintang yang juga tengah berada dipinggir jendela, mendengar semua yang dikatakan oleh Nazwa, semua yang terjadi pada gadis itu. Bintang menyenderkan pundaknya, sembari menegakkan wajahnya, ia menghela nafas gusar.

Bintang pun sama memikirkan nasib cintanya, saat tahu bahwa Anna memiliki riwayat penyakit yang mematikan rasanya Bintang benar-benar lemah menjadi seorang lelaki. Cukup Bintang menyakitinya ketika ia dengan begitu saja menyetujui kata putus yang terucap oleh Anna.

Bukan tanpa sengaja, Bintang hanya tidak ingin Anna merasakan penderitaan ketika bersama dengannya. Jika Anna menderita di dekatnya maka Anna harus bahagia tanpanya namun ternyata Bintang salah, Anna justru Semakin menderita tanpa dirinya.

Karena itu Bintang tidak ingin lagi membohongi dirinya sendiri dan menyia-nyiakan waktu, ia akan melindungi Anna dan menjadi payung untuknya. Berharap bahwa Tuhan merubah takdir mereka berdua.

***

"Perhatian semua! Ingat kalian sudah kelas dua belas, jangan anggap itu remeh, karena berdirinya kalian disini untuk menuju ke jenjang yang lebih tinggi, saya harap tinggalkan sifat kekanak-kanakan kalian dan jadilah murid kelas dua belas yang dewasa dan yang paling penting, ubah pola belajar dan pola pikir kalian.."

In Your Heart [ Completed ]Where stories live. Discover now