Bab 5

167 23 49
                                    

NAZWA sedang fokus mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru di sekolahnya, namun fokusnya itu seketika menghilang ketika grup kelasnya mulai ramai membahas tentang tugas rumah yang sedang Nazwa kerjakan sekarang.

Maizena : @Aidanalifio kirim, Dan.

Aidan : Kenapa harus disini? Kan urusannya sama kamu.

Maizena : nggak papa, sekalian gue sedekah sedikit, btw lo-gue aja soalnya gue bukan pacar lo.

Chika : kirim apaan cih?

Anna : nggak tau deh..

Maizena : Jadi gini guys, Aidan mau berbagi jawaban tugas tadi atas nama gue, jadi itung-itung gue sedekah dikit lah.

Chika : wahh! Maacii Zenaa

Aidan send picture

Nazwa tersenyum sumringah melihat jawaban yang dikirim oleh si cowok paling pintar di kelas. Zena memang sahabatnya yang sangat berguna dengan seribu kecerdikan.

"Nazwa!"

Nazwa sedikit terkejut melihat Bintang yang tiba-tiba saja membuka pintu kamarnya dengan suara lantang yang memanggil namanya.

"Nggak sopan banget sih lo, Bang! Masuk kamar orang tuh, ketuk dulu kek, bikin jantungan aja." ujar Nazwa seraya menulis jawabannya lagi.

"Siapa duluan yang nggak sopan? Nyebarin nomor orang sembarangan tanpa izin ke orangnya?"

Seakan paham dengan yang di ucapkan, Nazwa malah berlagak tidak tahu menahu. "Maksud lo apa sih? Nyebarin nomor gimana?"

"Lo ngaku deh, lo kan yang udah ngasih nomor gue ke adik-adik kelas kita?" tanya Bintang sembari mengangkat handphonenya.

Nazwa menghela nafas lalu meletakkan pulpennya dengan tak santai, ia menatap Bintang dengan tajam. "Iya, gue yang kasih, sebagai balasan karena lo udah jahil sama gue,  baik kan gue?"

"Lo—"

"Apa?" Nazwa berdiri menantang Bintang, "Lo mau duel sama gue?"

Bintang mendengus kesal, ia pun melangkah, namun baru saja satu langkah, Nazwa sudah mengeluarkan jurus barunya.

"MAH!" teriak Nazwa yang membuat Bintang seketika berhenti, kali ini Nazwa benar-benar mengesalkan di mata Bintang.

Bintang yang mendapatkan pencerahan pun mulai memandang Nazwa seperti kutu kecil yang beberapa saat lagi akan memohon-mohon padanya.

"Oke, kalo gitu gue ngomong aja sama Varel, kalo lo suka sama dia." ucap Bintang enteng lalu hendak pergi, namun Nazwa yang terkejut seketika menahan tangan Bintang yang belum sempat keluar dari kamarnya.

"Bang Bintang! Lo tau dari mana gue suka sama Varel?" tanya Nazwa.

"Itu.. barusan lo bilang ke gue."

Nazwa mengutuk dirinya sendiri karena telah ceroboh terhadap Bintang yang sangat teliti pada hal sekecil apapun. Itulah yang tidak disukai Nazwa pada Bintang, karena itu ia tidak bisa menyembunyikan apapun pada lelaki itu.

Sedangkan Bintang, ia tersenyum penuh kemenangan. Kemarin tepatnya disaat Nazwa tiba-tiba saja pergi menyusul Zena, Bintang diam-diam memasuki kamar gadis itu, awalnya hanya untuk meminjam sebuah novel namun niatnya seketika berubah ketika melihat sebuah foto seseorang yang ditempatkan secara khusus, yang tidak lain dan tidak bukan adalah foto Varel. Tidak lupa dengan sebuah tanda tangan yang berbentuk hati.

"Bang.. tolong lah jangan bocorin ini ke dia.." ucap Nazwa dengan posisi masih menahan lengan Bintang.

"Sorry ya, gue nggak bisa nurutin lo kali ini, soalnya lo udah bener-bener kelewatan Naz.." Bintang hendak pergi namun semakin ditahan oleh Nazwa.

In Your Heart [ Completed ]Where stories live. Discover now