17_hated stare

183 36 22
                                    

Ada banyak orang yang ingin dimengerti, sementara yang lainnya memilih senyap dalam sembunyi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada banyak orang yang ingin dimengerti, sementara yang lainnya memilih senyap dalam sembunyi.

***

Isy tidak bodoh. Meski awalnya tidak menyadari, tetapi ketidaktahuannya itu hanya bertahan sebentar. Tidak butuh kejelian ekstra untuk melihat permaian skenario yang entah apa maksudnya. Hanya saja, dia memilih diam, bahkan hingga kini saat di tangannya tersimpan bukti yang bisa dijadikan ultimatum untuk menyudutkan sang lawan.

Netra gadis itu belum dibawa beranjak dari dua kertas yang tidak jauh berbeda ukurannya. Setelah menyandingkan kembali kedua tulisan yang tertoreh di masing-masingnya, dia memilih meletakkan dua benda tipis itu. Punggung yang semula tegak, kini disandarkan pada kursi belajar di kamarnya. Raut milik gadis dengan pakaian yang belum diganti seusai pulang kuliah itu, tidak menggambarkan ketertarikan sedikit pun, bahkan pada sekotak truffle chocolate yang sama sekali belum disentuh isinya.

Entahlah, ada kegamangan yang dia rasakan setelah yakin bahwa bukan Maya yang memberikan cokelat itu. Ya, benar. Ucapan Isy yang dengan entengnya ingin dia dan Jaza saja yang mengumpulkan kertas kuis, bukan sebuah kesukarelaan. Memangnya kapan gadis itu dengan senang hati pergi berdua saja dengan Jaza? Tidak pernah, termasuk siang tadi. Isy hanya sengaja memastikan apakah dugaannya benar atau tidak.

Sejak awal Maya mengulurkan cokelat itu, Isy memang sudah melihat adanya kertas di dalam sana, tetapi gadis itu tidak menaruh curiga. Sampai akhirnya dia menangkap gestur Jaza yang seolah tidak sabar melihat satu box cokelat yang terlihat mahal itu berpindah ke tangan Isy. Bahkan, entah pelakunya sadar atau tidak, Jaza-lah yang pada akhirnya memberikan sekotak makanan manis kepada Isy, ketika Maya dan Piyo hendak memulai pertengkaran. Itu sungguh terlihat jelas bagi sang gadis.

Tawaran Isy untuk pergi dengan Jaza saja hanya sebuah alibi, agar dia bisa meminta Maya menulis dan kemudian--nantinya--membandingkan tulisan itu dengan apa yang ada di dalam box cokelat. Memang, tidak ada kepastian yang Isy miliki tentang kertas di dalam coklet yang siang tadi masih bersifat misterius. Bahkan, tidak ada jaminan bahwa tinta yang ada tidak berasal dari mesin printer. Akan tetapi, apa salahnya mencoba? Kalaupun tidak ada hasilnya ataupun dugaannya salah, Isy tidak peduli.

Namun, berbeda dengan sekarang. Setelah bermenit-menit diam, dia justru berharap bahwa dugaannya salah, bahwa memang Maya yang menuliskan secarik surat di dalam cokelat. Diambilnya kembali kertas itu, ditelaah lebih dalam rangkaian huruf yang tersusun di sana.

To the beautiful soul who has done so much the best, congratulations. Sometimes our day is cloudy, rainy, and maybe there is a long night we have to go through. But that's ok. We'll meet again, don't know where, don't know when. But I know we will meet again with a sunny day, like before.
Semangat, Ibu Koor Statistika Lanjutan!

Dia benci membaca hal demikian. Dia benci seseorang harus mengucapkan selamat pada sesuatu yang mungkin akan mereka tertawakan kala fakta terungkap lebih dalam. Dia benci jika harus dicampuri, dan Jaza justru melakukan itu semua tanpa terkecuali.

Protect At All Costs - Na Jaemin (END) Where stories live. Discover now