Chapter 47

3K 239 8
                                    

Duk'

Morela tersentak bangun dari tidur nya. Tepat jam tiga dini pagi. Morela dilarikan ke markas Maxim. Hanya gadis itu yang terluka paling parah akibat jatuh dari lantai dua.

Morela mengalami cidera di bagian tangan nya. Untung saja tidak patah.

Cewek itu menilik sekilas ke sampingnya. Maxim duduk di lantai dengan kepala bersandar sedikit ke sofa yang Morela duduki.

"Maxim." Panggil Morela pelan. Sejujurnya, ia ingin tahu apakah cowok itu baik-baik saja.

Ada sedikit pergerakan dari Maxim saat terdengar suara memanggilnya.

"Ela udah bangun? Tangan nya masih sakit?" Tanya Maxim terlihat khawatir.

"Gak, Max. Lo gak apa-apa kan?"

Maxim menggeleng pertanda bahwa cowok itu tidak kenapa-napa.

Bernafas lega. Morela menatap sekeliling nya. Seperti mencari sesuatu. Maxim paham apa yang sedang Morela cari, lalu berujar. "Mirela di bawah main sama Gabrian."

"Dia gak ada yang luka kan?" Maxim menggeleng.

"Lo istirahat aja. Gue jagain di sini. Kalo ada apa-apa bilang ya." Ucap Maxim lembut sembari mengelus rambut Morela. Menyingkirkan beberapa helai yang menghalangi pandangan gadis itu.

"Kakek gak bakal marah kan ya?"

"Gak, nanti gue bicara sama kakek."

"Teresa gimana?" Lalu Maxim terdiam, tatapan nya mengisyaratkan bahwa Teresa tidak selamat atas insiden beberapa waktu yang lalu.

"Ngomong nya lanjut nanti aja ya. Ela tidur sekarang." Maxim menarik selimut ke tubuh Morela hingga menutupi ujung kaki hingga dada.

"Max...?"

"Tidur, Ela." Tekan Maxim.

Morela terkekeh. Kemudian memejamkan mata nya.

☠☠

"Ngalah gak?" Mirela sedang bertarung sengit dengan Galih di bawah. Sekarang mereka lagi berebutan sofa panjang.

Mirela ingin sekali merebahkan badan nya yang sangat penat ini. Tapi cowok berbadan tinggi mirip Maxim tidak mau menyerahkan sebagian sofa tersebut.

"Tidak mau. Anda duduk di bawah saja." Jawab Galih.

"Eh gila ya lo? Sumpah ya, mulai dari kemaren gue di buat kesel mulu sama lo." Ucap Mirela. Cewek itu menendang kaki Galih agar segera minggat dari sofa.

"Salah sendiri." Datar Galih. Tetap saja tidak menghiraukan Mirela dengan muka marah nya.

"Lo cowok anjir. Ngalah ngapa!"

"Kalo gue cowok harus gitu ngalah?"

Mirela agak kaget mendengar jawaban Galih. Cowok itu mengeluarkan bahasa nya sehari-hari. Dengan aksen yang begitu berbeda dari yang lain.

Mirela mendengus. "Gue kira lo gak bisa ngomong bahasa gaul."

"Lo jadi cewek cerewet amat dah."

"Issh Galih. Gue pengen tiduran bentar. Badan gue remuk habis terpental jauh sampai ribuan kilometer."

"Oh lo mau tiduran?" Galih tersenyum misterius. Menggeser sedikit badan nya, menyisakan tempat di sampingnya untuk Mirela.

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang