#2 : 29 [bocah badeg]

2.6K 206 33
                                    

"Pagi Bunga.." sapaan dengan suara khas itu mengalun merdu digendang telinga seorang gadis berkaos oblong.

Pagi hari yang mendung, sepertinya cahaya belum ingin memberikan sinarnya dihari ini.

Bibir melengkung lembut, tangan terangkat dan megusap dengan sayang rambut berantakan sang laki-laki.

"Mandi, nanti berangkat sekolah sama Naka dulu ya." Arland mengangguk, laki-laki itu beranjak pergi.

Bunga melunturkan senyumannya, wajahnya kembali memurung dengan tatapan kosong, tak ada yang bisa ia fikirkan selain bagaimana caranya ia menjalani hidup bersama Arland sekarang.

Bisakah dia bertukar hidup dengan seseorang? Ingin sekali ia rasanya lari dari masalah ini.

Meletakkan semua sarapan diatas meja lantas Bunga terduduk, menunggu siapnya Arland, dan tak lama laki-laki itu memunculkan dirinya, menarik kursi dan mulai menyantap hidangan yang telah disiapkan.

"Bunga lagi ada masalah ya?" Tanya Arland, Bunga awalnya melamun langsung mengejap.

"Hum?" Tanya Bunga, "Bunga ada masalah?"

"Oh... iya.. sedikit." Bunga tersenyum menjawabnya.

"Muka Bunga pucet banget, mata Bunga juga bengkak, Bunga kenapa? Gak mau cerita ke Arland?"

"Enggak papa, bukan masalah besar kok." Bunga bangkit ia mengelus puncak kepala Arland lembut, berdiri disamping kursi bocah itu.

Arland mendongak menangkup tangan Bunga, menggenggamnya erat, "Bunga sakit?" Kembali Bunga berkata tidak, Arland mengelus punggung tangan cewek itu.

"Ke kelinik ya? Badan Bunga anget." Nada suara Arland terdengar lemah namun itu adalah ciri khawatir sebenarnya dari bocah itu.

"Gak papa Land, lo berangkat sekolah aja, gue kayaknya masuk angin, atau kebanyakan tidur." Kata Bunga.

Arland menggeleng, "Badan Bunga beneran panas."

Tersenyum tipis, cewek itu menarik tangannya mengganti dengan mendekap Arland, "Maafin gue ya." Ucapnya.

"Bunga kenapa.." Arland mendongak, dan Bunga mengecup kening Arland.

"Gue telfon Naka dulu." Setelah itu Bunga pergi memasuki kamar yang ia tutup serapat mungkin.

****

"Napa lo? Kek monyet gak dikasih makan majikan, lemah lesu lunglai amat." Celetuk Naka.

Orang yang diajak ngobrol tampaknya tak peduli malah dengan nyamannya tidur dilantai belakang kelas.

"Woy Ar lo gak mau ikutan maen kartu?" Senggol salah satu cowok.

Arland menggeleng matanya seakan tak mau terbuka, begitupun mulutnya.

"Abis gadang lo tong?" Dan Arland mengangguk.

Naka mendecih sinis, "gaya lo gadang, gadang ngapain? Nonton film biru ya lu." Todong Naka.

Arland menggeleng saja walaupun tak tau maksud film biru itu apa.

"Memacem lo, yakali bocah polos kek dia nonton begituan, yang ada juga lo." Sahut cowok berambut gimbal pada Naka.

Naka tertawa, "ya kalo gue mah jelas, gue ada kode nuklir nih lo pada mau kagak?"

"Astaghfirullah ukhty kau berdosa sekali, tapi ngomong-ngomong berapa?" Cowok berkacamata kotak menyahut sambil menyiapkan hp alisnya naik turun.

"Yee goblok!"

Para anak laki-laki itupun saling berbicara bersenda gurau dengan banyaknya topik random yang mereka miliki, lain halnya dengan Arland yang disiram oleh aura kesuraman.

My Childish Baby Big ✔Where stories live. Discover now