#2 : 11 [hiya Naka cemburu]

4.1K 265 16
                                    

Bibir Arland manyun lima senti, cowok itu duduk didepan pintu kamar Bunga berharap sang gadis memunculkan dirinya, tapi sayang hanya angan-angan, Bunga ngamuk tadi! Itu cewek mencak-mencak kek reog.

Kangen pake boong, yalah boong orang Arland ngarepin Bunga keluar supaya bikinin makan buat dia. Wehh ini udah malem si Arland belum dikasih makan buat memproduksi taik.

"Bunga... Arland laper..." Arland memberanikan dirinya mengeluarkan suara mengetuk pintu itu pelan.

"Bunga.." panggilnya lagi.

Arland menunduk, takut ketemu Bunga sebenernya, apa lagi keinget muka Bunga pas siang, behh serius serem kagak boong.

Arland nangis ujung-ujungnya, bocah itu terisak-isak nyedot umbel, "B-bunga... maaf, maafin Arland.." rancaunya.

"Bunga... keluar, Arland minta maap.." sama sekali gak ada sahutan, Arland menjatukan tubuhnya, terlentang di atas lantai lalu menggelegarkan suara.

"HUAAAAAA AAAAAA BUNGAAAA MAAP!"

"BUNGAA..... HIKS MAAP, IYA ARLAND SALAH MAAP!!" strottt umbel kesedot, pintu kebuka Bunga berdiri ngeliatin Arland aneh.

"Berisik ngapain si lo?" Kata gadis itu.

Arland manyun merubah cara tidurannya menjadi tengkurab lalu dia menangis dasyat sampai penghuni dibawah unitnya menyentak keras. Dan Bunga melotot jelas.

"HEH BANGUN!" Bunga menarik Arland tapi bocah itu bebal.

"Bangun Land, jan begini kenapa sih, kasian yang dibawah." Bunga maksa, narik bocah itu hingga duduk.

"Jangan pegang-pegang, nanti Bunga pukul Arland." Kata Arland menyingkir, lihatlahh kawan bocah ini ngemis didepan pintu sampe jejeritan berujung begini? Beh beh behh.

"Napa sih? Ngapain nangis-nangis kayak gitu? Gak cape?" Jabar Bunga dia hendak menyentuh pundak Arland tapi Arland langsung menggeser tubuhnya.

"B-bunga marah terus... Arland takut.." isak Arland lagi.

Bunga menghembuskan nafasnya mendekat lalu memaksa membawa Arland kedekapannya, ya kalau gak dipaksa mana mau dia.

"Maaf, tadi lagi emosi." Kata Bunga berusaha melembutkan nada bicaranya.

Kepala Arland menggeleng-geleng pelan, "B-bunga tadi... Bunga... hiks huaaaaa..." Arland tak jadi melanjutkan ucapannya, dia menangis kencang namun tenggelam karna Bunga mendekap kepala bocah itu.

"Iya tau, maaf ya, ada yang luka? Ada yang sakit?" Tanya Bunga.

"B-bunga bentak Arland, hati Arland sakit, takut... Arland gak pernah dimarahin sampe dibentak gitu.." curhatnya membuat Bunga tak enak, gak sih sebenernya dari lubuh hati terdalam dia rada... pen julid dikit, LEMAH LO NJING LEMAH.

Bunga melonggarkan dekapannya lalu menangkup kedua pipi Arland,menatap matik mata cowok itu, "Maaf ya, gue kasar tadi, gue gak bisa ngontrol emosi." Kata Bunga.

Bibir Arland masih monyong, "Arland laper Bunga..." kemudian suara keroncongkanpun terdengar.

Bunga tertawa, "Ya ampun, maaf gue lupa belom ngasih makan elu." Katanya Bunga lalu menopang sikunya.

"Gue bikinin susu bentar buat ganjel, abis itu bikin makan buat lo." Ujar Bunga menepuk pelan puncak kepala Arland, "maaf ya." Ucapnya sekali lagi dihadapan wajah bocah itu.

Arland diem kek mayat kambing, "E-eeuhhh jantung Arland kayak.. kayak..." wajah cowok itu memerah padam cepat-cepat dia menyembunyikan wajahnya dengan terbaring tengkurab diatas lantai.

"Nanti masuk angin jangan tiduran dilantai." Sahut Bunga dari dapur, gadis itu sedang mengaduk cairan putih didalam gelas.

Arland mendongak lantas duduk, dia bersandar ditembok dengan kaki yang ia peluk. Bunga mendekat menyodorkan segelas susu pada Arland.

My Childish Baby Big ✔Where stories live. Discover now