#2 : 2 [apart]

7.1K 449 21
                                    

Bunga menyetir mobilnya dengan tenang, ada Arland di sampingnya laki-laki itu diam tak berbicara, wajahnya tampak murung setelah ia berpisah dengan orang tuanya.

"Udah gausah sedih, nanti orang tua lo balik lagi kok."

Alrand menengok, Bungapun ikut melirik singkat lalu kembali namun setelah itu matanya melebar, "eh lo nangis dari tadi?!" Paniknya, menepikan mobil tepat di samping sebuah jalan taman kota. Jujur aja itu bocah nangis gak ada suaranya.

"E-enggak, Arland gak nangis." Katanya menghapus jejak air di pipi.

Bunga menghadapkan dirinya ke Arland mengambil tisu lalu mengelap air mata yang masih keluar, namun saat dia mengelap, Arland malah semakin deras menangis.

"Hehhhhhhhh jangan makin deres dong anjirrrr." Bunga mengerutkan alisnya panik, tolong... dia gak ngerti gimana nenangin orang.

"B-bunga jahat!" Arland kembali menangis malah semakin kencang.

"Apa coba? Guekan-Oke. Fine, i am sorry." Bunga memasang wajah datarnya masam.

Bunga berfikir keras, menepuk pelan pundak Arland, namun di tepis kasar, "maaffin dong." Kata Bunga sehalus mungkin.

"Gak! Aku mau sama mami!"

"HUAAAA MAMI!"

"Dih. makin kenceng, kek bocah." Bunga menaikkan sudut bibirnya nyinyir, namun tampaknya di tanggapi serius. Bercanda plis yah bercanda.

"Arland bukan bocah!"

"Iya tapi anak mami."

"Ya biarin Arland anak mami emang kamu anak dugong!" Katanya lagi, Bunga melolot. Wah awas lo ya di buang tengah jembatan lo.

"Cangkem lo ya!"

"M-mau pulang.. mau sama mami, Bunga jahat gak mauu." Arland menangis, nafas bocah itu mulai tersedat.

"Mau mamii, anterin Arland pulang Bunga.." Bunga mengela nafasnya, menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursi.

Bunga menatap laki-laki itu beberapa saat, mungkin akibat terbiasa bersama dan jarang sekali di tinggal bikin Arland merasa takut dan sedih.

Eh bentar... ngapain coba kasian, nih bocahkan emang kudu diajarin mandiri, loh ya kalo ditinggal berartikan bagus.

"Mami lo lagi ada kerjaan, jadi sibuk, lagian gak akan lama perginya nanti dia jemput lo lagi kok." Kata Bunga.

"Tapi kenapa harus pergi, biasanya mami kalo ada kerjaan palingan cuman dua hari.."

"Tapi sekarang lama.. aku mau sama mami." Paraunya.

Bunga menarik tubuh Arland hingga dia masuk kedekapan Bunga, Arland semakin menangis kencang, menenggelamkan wajahnya di bahu Bunga.

Begini dosa gak? Salah kagak sih asal meluk orang? Ini bukan berati ganjen kan? Yakan? Gakan? GAKANNNN?!

"Jangan nangis gitu malu sama badan."

"Mau mami.." Bunga diam tak tau harus menjawab apa, tangannya terangkat mengelus surai hitam Arland dengan teratur. Keknya nih bocah belum sampoan deh, lepek njing.

Setelah beberapa saat tangis Arland reda menyisakan isakan kecil, Bunga menunduk melihat wajah Arland yang merah akibat menangis.

Laki-laki itu tertidur, Bunga perlahan membenarkan tubuh Arland ke kursinya, merendahkan kursi dan memasang stallbet agar laki-laki itu tak jatuh.

Mulai menjalankan kembali mobilnya dalam keadaan hening, masih lumayan jauh perjalanan mereka.

***

"Tan Arland demam tinggi, aku harus gimana? Dia gak mau makan obat."

My Childish Baby Big ✔Where stories live. Discover now