#2 : 7 [dasar babi]

4K 287 10
                                    

Bunga memijat pangkal hidupnya pusing, dia tak sekolah, izin mengatakan kalau ia sedang ada urusan keluarga. Ya keluarga, keluarga mana? Urusannyakan ada di Arland, emang Arland siapa? Keluarganya saja bukan.

Dan Arland sekarang sedang apa coba kalian tebak.

"Maaf."

"Maaf."

"Maaf."

"Maaf."

"Yang tegak, atau kalian ngulang lagi kayak tadi." Sentak Bunga dengan spontan dua laki-laki berseragam putih abu di sana menegakkan tubuhnya.

Sedang menjalankan hukuman itulah yang sedang di lakukan oleh Arland dan Naka, mereka berdua duduk di hadapan sang kanjeng ratu Bunga dengan mulut yang tak berhenti mengeluarkan kata maaf.

Naka sebenarkan ogah, bahkan dia jadi terpaksa bolos gara-gara Arland. Matanya memincing lalu ia menyikut si tersangka pertama dengan kesal.

Arland meringis lalu menoleh menatap tajam Naka, "diem sakit tau!" Kata Arland mata bengkaknya itu kini tak bisa mengeluarkan air lagi.

Yap, mata Arland bengkak akibat menangis.

"Ribut lagi?" Tanya Bunga memincing.

"Naka yang mulai." Ucap Arland apa adanya.

Naka memincing tak terima, "enak aja gagara lo ini ye anjing." Ucap Naka.

"Ck, diem, kalo masih mau ribut sana di parkiran depan noh." Kesal Bunga.

Arland mendongak menatap Bunga, "Bunga.. udah belum, cape.. mata Arland perih." Adunya.

Bunga yang melihat dan mendengar itu lantas membuang nafasnya lalu mengangguk, "dah, jangan kayak tadi lagi, kalian udah gede gausah main tonjok-tonjokkan gitu."

"Lo jangan mancing Arland bisa gak Ka?" Tanya Bunga pada Naka.

"Iya." Balas Naka malas, dia mulu yang kena padahal gak ngapa-ngapain.

"Lo juga Land jangan gitu, jangan bandel kalo di bilangin, kasian tuh Naka pipinya jadi bengkak." Ucap Bunga.

"Iya lagian Na-"

"Jangan nyesel di bilangin." Potong Bunga.

"Iya.. maaf." Kata Arland pelan.

"Lo kalo mau balik silahkan, kalo gak mau balik sekarang juga ya gak papa." Ucap Bunga pada Naka.

"Gue cabut, ada urusan." Kata Naka bangkit, meraih tasnya lalu berjalan keluar tanpa menatap dua insan di sana.

"Gue cabut, Assalamualaikum." Salam Naka sebelum menghilang dari balik pintu.

Bunga tak menjawab salam dari Naka mengingat perbedaan agama mereka.

"Sini, kata matanya perih." Ucap Bunga.

Arland cepat-cepat bangun lalu duduk di samping Bunga. Tampak bila gadis itu sedang mengambil sebuah botol kecil dan membuka tutupnya.

"Kasih obat mata ya." Kata Bunga dan Arland mengangguk saja.

Laki-laki itu mendongak saat Bunga berdiri lalu menahan kelopak matanya agar terbuka, lalu sebuah cairan terasa dingin menyentuh mata itu dan berlanjut ke mata satunya.

Bunga duduk kembali ketempat semula lalu ia menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa. Matanya terpejam hingga ia merasakan pelukan hangat yang kini menyeliputi tubuhnya.

"Maafin Arland.. Arland janji gak gitu lagi." Kata Arland, tangannya bertaut mengunci tubuh Bunga agar tetap menempel padanya bak guling.

Bunga menatap singkat pada laki-laki itu, lalu tangannya terulur mengelus kepala Arland, "hm, jan cuman ngomong doang, tapi di lakuin."

My Childish Baby Big ✔Where stories live. Discover now