60- Gagal pulang

994 69 4
                                    

Matahari sudah menyembunyikan sinarnya, itu artinya waktu Senja untuk pulang tinggal menunggu jam. Saat hari berganti Senja akan keluar dari sangkar mewah ini.

Senja telah menunggu hari di mana dia bisa kembali beraktivitas seoerti biasanya.
Walaupun saat berjalan masih harus dibantu dengan tongkat, tetapi itu bukan masalah baginya.

Kembali ke sekolah adalah hal yang paling Senja tunggu, karena ia dapat bertemu dengan semua temannya lagi. Walaupun sahabatnya masih sering untuk menjenguknya.

Tapi, siapa yang tidak bosan hanya melihat pemandangan yang sama dalam beberapa minggu. Semua orang pasti merasakannya termasuk Senja.

"Senja!" panggil Aezar dari sofa karena melihat Adiknya melamun.

"Iya Kak, kenapa?" sahut Senja seraya menengok ke samping.

"Kamu nggak inget? kamu kan lagi makan," jawab Aezar membuat Senja tersadar ada sebuah meja kecil dengan makanan di atasnya.

"Ah ... iya, aku lupa. Sekarang Senjs lanjutin makannya. Oh ... iya Kak, Ayah sama Bang Varent kapan ke sini lagi?"

"Varent ketemunya di rumah aja, kalo Daddy mungkin malam ke sini soalnya Daddy ada meeting."

Senja hanya mengangguj sebagai jawaban dan kembali fokus pada makanannya. Seraya menonton kartun kesukaannya di layar televisi.

Setelah Senja makan, Aezar memberikan obat untuk Senja minum. "Kenapa ya nggak ada obat manis," keluh Senja setelah menelan obatnya.

"Kalo mau manis kamu jadi kecil aja, biar minum sirup rasa strawberry," ucap Aezar.

"Nggak mau, nanti Senja ngulang ujian nasional lagi," tolak Senja dengan jawaban nyeleneh.

Aezar yang mendengar jawaban Adiknya pun hanya bisa tertawa ringan. Lucu sekali Senja tidak ingin menjadi anak-anak hanya karena tidak ingin kembali menghadapi ujian nasional saat sekolah dasar dan sekolah menengah.

"Loh bukannya kamu pinter ya?" goda Aezar.

"Itu pasti, tapi kalo ujian beda cerita lagi Kak," sanggah Senja sewot.

"Iya-iya deh, Kakak ngalah Senja menang."

"Emang harusnya gitu," sahut ketus Senja dengan tangan menyilang di dada.

"Iya, sekarang kamu tidur gih!"

Keheningan kembali menyerang setelah Senja tertidur pulas. Aezar pun kembali melanjutkan pekerjaanya yang tertunda. Saat sedang fokus deritan pintu membuatnya terhenti dan tampaklah sosok Abi yang masih mengenakkan setelah jas.

"Assalamualaikum," salam Abi dengan lirih.

"Waalaikumsalam!"

Abi melepas jasnya dan duduk tepat di samping Aezar seraya melonggarkan dasinya.

"Bagaimana meetingnya?"

"Berjalan dengan lancar, walau ada beberapa tikus yang membangkang. Tenang aja itu kecil untuk Daddy," sahut Abi dengan ringannya.

"Iya sudah. Owh iya Dad, katanya besok ada yang ingin Gara sampaikan pada kita."

"Apa itu?"

"Saya kurang tahu, tapi saya ada sebuah dugaan walau masih belum pasti. Lebih baik kita lihat saja besok."

"Benar, ya sudah Daddy mau mandi dulu!"

Aezar pun melanjutkan pekerjaanya, setelah di rasa cukup Aezar menutup laptopnya setelah menyimpannya. Sembari menunggu Abi selesai mandi, ia melebarian sofa agar terlihat seperti kasur untuk tidur.

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang