26-Dia lagi

1.6K 116 10
                                    

Varent dengan kasar menarik tangan Kakaknya. "Apa maksud Lo, Bang?" ucap kasar Varent.

"Loh ... kenapa tanya? bukannya kamu sidah tahu bahwa saya ingin dekat dengan adik saya?"

"Iya, tapi perkenalan Lo salah," ucap gemas Varent.

Inilah akibatnya ketika seseorang terlalu datar dan dingin. Ia akan membuat semua orang salah paham akan ucapannya.

Varent banyak menghela napas menghadapi Kakak pertamanya itu. Ia tahu maksud Kakaknya itu baik, tapi penyampaianbya saja yang kurang tepat.

"Aduh, sinu gue ajarin, Bang!" Varent pun kembali menarik Aezar mendekat pada Senja.

"Hai Ja, maaf ya kalau ucapan Bang Aezar menyinggung," ucap Varent tak enak.

"Jadi, kamu anak kandung Ayah?" ucap getir Senja menatap miris Aezar membuat sang empu merasa bersalah. Sepertinya ia sudah mengerti maksud Varent tadi.

"Senja, kamu juga anak kandung Daddy Abi."

"Aduh!! Senja gini aku keponakan Daddy alias sepupu Bang Aezar," ucap bingung Varent.

"Aku tahu kamu terkejut dengan semua hal ini, begitu pun aku. Abang harap kamu bisa tenang, yah. Abang nggak mau asma kamu kambuh," ucap Varent seraya menuntun Senja untuk kembali duduk.

"Maaf ya buat perkenalan Bang Aezar tadi, dia orangnya memang kaku. Jadi, bingung gimana mau deket sama kamu," ucap Varent menyesal.

Walau begitu Senja masih terdiam dengan perasaan terkejut. Apa benar dia hanya ingin dekat dengannya? bukan urusan lain?

Aezar mendekat ke arah Senja dan menekkukan kakinya sembari meraih tangan Senja. "Maafkan saya, semua yang dikatakan Varent memang benar. Saya benar-benar tulus ingin dekat dengan kamu, tak ada niat lain dalam diri saya."

Aezar mengganti posisinya menjadi duduk di sebelah Senja. "Sebenarnya saya sudah mengetahui kamu dan Ibu kamu sejak lama. Dulu saya masih takut saat ingin dekat dengan kalian. Saya masih belum memiliki apapun untuk melawan yang lain. Berbeda dengan sekarang, tapi menurut saya itu sudah terlambat karena kamu sudah nyaman dengan kehidupan kalian. Saya tidak bisa masuk secara tiba-tiba dan mengaku sebagai putra dari Ayah kita," ucap Aezar yang akhirnya menceritakan segalanya.

"Jadi anda sanggup melawan walau itu dengan Ibu anda?" ucap Raina spontan.

"Kenapa tidak? menurut saya selama yang dilakukan Ibu saya salah, maka akan saya lawan agar menuntunnya kembali ke jalan yang benar. Mungkin Ibu saya hanya masih sulit menerima kalian. Lagi pula sudah sejak dulu saya sangat menginginkan seorang adik perempuan," jawab tegas Aezar.

"Maafkan kelancangan saya tadi."

"Aku maafkan, tapi entahalah untuk yang lain," ucap lirih Senja sebelum bangkit meninggalkan yang lain. Raina pun segera menyusul Senja. Raina yakin Senja akan down, semoga saja itu hanya pikiran negatifnya.

"Senja!!" seru Varent saat akan menyusul tangganya ditahan oleh Aezar.

"Biarkan dulu, ia masih terkejut. Lebih baik sekarang kamu pulang!!" ucapnya dan meninggalkan Varent sendirian.

"Senja tunggu!!"

"Ada apa, Rai?"

Raina meraih tubuh Senja. "Tenangin diri lo dulu, apa lo mau buat Ibu lo khawatir?" Senja menggeleng cepat.

Ia sangat tidak ingin hal itu terjadi. Apalagi sampai membuatnya drop kembali. Hanya Ibunya sekarang yang ia punya saat ini. Senja tak mungkin berharap lebih pada Ayahnya, sekarang Senha tahu bahwa Ayahnya memiliki keluarga lain.

"Kita duduk di sini dulu!!" Raina menariknya ke tukang bakso yang sedang mangkal.

"Baksonya dua, Bang!!" seru Raina.

Mereka pun memakan bakso sebelum kembali ke rumah. Tanpa mereka tahu bahwa ada seseorang yang mengikuti mereka.

Saat tiba di rumah Inez menghadang Senja. "Senja, jawab dengan jujur. Apa kamu bertemu dengan putra pertama Adipramana?"

Deg!

Kenapa Ibunya mengetahuinya?

"Dari-"

"Kamu nggak perlu tahu, Ibu tahu dari mana. Di sini Ibu hanya ingin kamu menjawab pertanyaan Ibu!!" ucap tegas Inez.

"Iya," jawab pelan Senja.

"Apa ya-aakkhh!!" saat akan membalas perkataan Senja tiba-tiba saja Inez menjeris kesakitan.

Ia memegang perut sampingnya, membuat Senja membulatkan matanya. Apa Ibu kambuh? batin Senja bertanya-tanya.

"Raina, cepat panggil ambulans dan Bibik!!" Raina dengan cepat mengangguk, sedangkan Senja memegangi tubuh Ibunya.

"Ada apa non, YA ALLAH IBUK!!" teriak histeris pembantu itu.

"Bik, cepat telpon Ayah!!" pembantu itu segera menelpon Abi.

Tak lama berselang ambulans datang dan segera mengangkat tubuh Inez yang hampir pingsan itu. Senja mengikuti dengan air mata yang berderaian begitu pun dengan Raina.

Saat di ambulans berbagai pikiran negatif mulai merasuki Senja. Jika tak ada Raina mungkin Senja akan semakin down.

"Tenang ya, pasti tante Inez bakalan baik-baik aja," ucap Raina mencoba menenangkan Senja.

"Tapi-"

"Sstss, lo nggak perlu mikir macem-macem yang ada lo yang akan sakit."

Mereka tiba di rumah sakit dengan cepat. Inez segera dibawa ke IGD. Setelah mengetahui ada masalah dengan ginjal, Inez dibawa ke ruang operasi untuk ditindak lanjuti.

Bahkan sampai sekarang Ayahnya belum datang, apa memang sudah tak peduli padanya?

















745 kata, nanti akan bertambah, sabar ya😊.

Masih stay kan?

Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇

ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇😇

👇👇👇👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang