35-Pemakaman

1.8K 125 18
                                    

Hari mulai berganti, Inez akan di makamkan pada hari ini. Semua masih sibuk mengurusi keperluan untuk pemakaman.

Senja terus memaksakkan dirinya untuk terus berada di samping Inez. Mata yang membengkak, hidung memerah, dan bibir pucat membuat yang lain khawatir.

Namun, tidak tega jika memaksakan kehendak mereka. Sebenarnya yang paling menentang justru Aezar, ia ingin Senja benar-benar istirahat di kamar.

Abi yang tidak tega pun membiarkan Senja dan mengabaikan pernyataan Aezar. "Sudah tidak apa-apa. Daddy hanya ingin nantinya Senja akan lebih mudah mengikhlaskan Ibunya, boy."

Selesai mengurus perlengkapan Abi menghampiri Senja yang masih meneteskan air mata. "Hiks ... hi-hiks ... I-Ibu hiks ... h-hiks ...."

Abi membawa Senja ke dalam pelukan hangatnya dan pecahkan tangisan Senja saat berada dalam dekapan Ayahnya. Ia memegang erat baju yang dikenakan Abi. Menangis tersedu-tersedu yang menyayat hati Abi dan Aezar.

Mereka tidak tega mendengar ini. Bahkan Varent dan Gara lebih memilih di luar dari pada melihat kondisi Senja sekarang.

"I-Ibu ninggalin hiks ... S-Senja hiks ... A-Ayah," ucap Senja dengan sesenggukan.

"Stss!! Ayah tahu, sayang. Kamu harus mengikhlaskannya, masih ada Ayah di sini."

Senja semakin mengerat tangannya pada baju Abi yang saat ini sudah basah karena air matanya. Abi senantiasa mengelus lembut rambut belakang Senja memberikan kesan nyaman.

"Dad!" panggil lirih Gara.

Abi mendongak menatap putranya seakan mengatakan ada apa. Gara menggerakkan tangannya, Abi yang paham pun menggendong Senja dan segera menghampiri Gara.

"Ada apa?"

"Semuanya sudah siap!" Abi mengangguk, ia pun berbicara pada warga yang melayat bahwa Inez sudah siap dimakamkan.

Senja yang tidak sengaja mendengar menjerit histeris meminta diturunkan. "Ayah, turun! turun hiks ... h-hiks ... turun!"

Abi mengeratkan gendongannya seolah tak mendengar rengekan dari putrinya. Dia hanya tak ingin semakin down. "Sstts ... tenang, sayang!"

Elusan di rambut Senja berlanjut hingga perlahan membuat Senja tenang. Tangisannya sudah berhenti hanya sesekali Senja masih sesenggukan.

Sahabat Senja-Raina baru saja datang. Ia mendengar dari Aezar yang menelponnya. Tanpa pikir panjang ia segera datang ke rumah Senja dan melihat sahabatnya yang kacau di pelukannya Ayahnya.

Sedangkan Varent yang ingin ke sana tidak diperbolehkan Aezar. Ia diminta untuk menahan Leta untuk tidak membuat ulah.

"Abang harap kamu baik-baik aja, Senja!" ucap lirih Varent yang saat ini berada di kamarnya.

Dia sungguh ingin ke sana, tapi Varent juga tidak dapat membantah perintah Aezar. Apalagi dia adalah Kakak tertua di sini.

Saat ini mereka sedang dalam perjalan menuju pemakaman. Senja sudah memejamkan matanya, Abi pun membiarkan Senja beristirahat sejenak.

Sesampainya di pemakaman mata Senja terbuka dan melihat jenazah Ibunya yang akan dikebumikan. Ia berontak dari gendongan Ayahnya.

Abi pun menyerah dan membiarkan Senja turun, tapi tangan Senja terus dipegang erat. "Ibu!! hiks ... hi-hiks ... IBU!!" teriak Senja melihat Ibunya yang tertimbun oleh tanah.

"IBU!! Ayah, Ibu h-hiks ... hiks ... Ayah!" Senja menatap memohon pada Abi.

"Tenang Sayang." Abi membawa Senja dalam dekapan hangatnya.

"Ibu h-hiks ...." Ia mencengkram kuat baju Abi yang mengecup lembut pucuk kepalanya. Mata Abi memerah melihatnya, air matanya siap meluncur kapan saja. Sekuat tenaga ia tahan agar putrinya tidak melihatnya menangis.

Hati Aezar bagau tertusuk ribuan jarum melihat keadaan Senja sekarang. Padahal mereka baru saja mengenal, tapi Aezar tidak rela jika Senja bersedih seperti ini. Begitu juga dengan Gara yang hanya mampu melihatnya dari kejauhan.

Setelah selesai pemakaman Senja dibawa paksa oleh Abi agar pulang. "IBU!! Ayah, nanti Ibu sendirian hiks ...." Senja hanya mampu menatap nanar rumah Ibunya mulai dari sekarang.

Namun, saat sampai di rumah seorang wanita menunggu dengan wajah memerah. Aezar yang melihat menggeram kesal.

"Kenapa Varent nggak bisa cegah sih," geramnya.

Mereka mendekat ke arah wanita tersebut. "Mommy, kenapa di sini?" tanya Gara dengan lembut.

"KENAPA? KALIAN TANYA KENAPA?"

Senja terperanjat kaget, tadinya ia sudah memejamkan matanya karena lelah menangis. Abi yang merasa Senja bangun pun menghela napas berat.

"Leta, kamu bisa tenang. Di sini sedang berduka," ucap Abi menatap harap istrinya.

"KAMU YANG MULAI, MAS!!"

"Kalo aja kamu pulang pasti aku nggak ke sini," lanjut Leta berushaa menurunkan nada bicaranya.

"Mom, Aezar sudah pernah menjelaskan kenapa Daddy nggak bisa pulang. Bukannya Mommy sepakat mencoba menerima?" ucap Aezar yang sedari tadi menyimak.

"Menerima? apa Momny pernah bilang begitu? MOMMY NGGAK AKAN MENERIMA!!"

"TANTE DIAM!!" sentak Senja yang sudah terbawa emosi membuat yang lain terkejut.

"Apa sekarang Tante belum puas? Ibu aku udah nggak ada, jadi yang Tante anggap pelakor udah lenyap!" Senja meminta turun dari gendongan Abi dan berjalan menuju Leta.

"Sekarang Ayah milik Tante, nggak akan ada lagi yang mengganggu keluarga Tante mulai sekarang. Aku juga nggak akan minta Ayah buat ke sini, sekarang orang yang Tante anggap pengganggu udah nggak ada. Bisa pergi dari rumah ini? aku nggak akan sekalipun minta ketemu sama Ayah lagi mulai sekarang," ucap Senja dengan senyum getir sebelum berjalan masuk ke dalam rumahnya meninggalkan mereka yang masih terdiam.

"SENJA!! TUNGGU AYAH!" Abi berhasil menjangkau Senja.

"Sayang, kamu nggak boleh ngomong kaya gitu. Ayah akan tetap ada buat kamu!" Senja menyentak tangan Abi yang memegangnya dan meninggalkan mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"PUAS KAMU, LETA!!"

"KAMU BARU AJA MENGHANCURKAN RUMAH SATU-SATUNYA, PUTRIKU!!" ucapan Abi menggema dengan keras.

Ia berjalan menuju mobilnya dan meninggalkan yang lain dengan amarah yang menggebu-gebu. "Mom!"

"Diam, Gara. Kamu lihat Daddy kamu, sekarang dia berubah!"

Aezar memilih masuk ke dalam rumah Senja dan meninggalkan Gara yang masih berusaha menenangkan Leta.

























Menurut kalian siapa yang salah?🤔

Gimana, perjalanan Senja buat tinggal sama Abi nggak segampang itu ya😉

Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.



Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇





ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Onde histórias criam vida. Descubra agora