27-Drop

1.9K 120 5
                                    

Pembantu itu terus mencoba menelpon tuannya di saat nona mudanya menangis histeris. Keadaan rumah semakin kacau, tapi tak satu pun panggilannya terjawab.

Akhirnya ia memilih sms saat ambulans datang. Pembantu itu tak berani mengatakan bahwa telponnya tak terjawan, dia pun hanya melihat ambulans pergi meninggalkan kediaman.

Sementara itu Leta hanya memandang datar layar ponsel milik suaminya itu. Nama yang sama terus muncul di layar. Namun, tak ada niatan untuk dirinya menjawab.

Hingga Abi keluar, ia segera menjauh dari nakas. Leta menyiapkan pakaian dan menjauhkan Abi dari ponsel miliknya. Abi pun dibuat heran dengan kelakuan istrinya.

Namun, ia tak ambil pusing. Abi justru bersyukur karena mengira bahwa Leta telah memaafkannya. "Mas, kita makan malam di luar, yuk!!" pinta Leta dengan raut wajah yang membuat Abi sulit menolak.

"Iya-iya, aku siap-siap dulu."

Abi pun berjalan menuju nakas dan mengambil ponselnya. Puluhan panggilan tak terjawab hanya dari satu nama, yaitu pembantu di rumah Senja.

Mata Abi pun tak sengaja menangkap sebuah pesan dari pengirim yang sama. Sontak Abi terkejut ketika membaca pesannya. Apalagi pesan itu sudah sedari siang.

From Maid
Pak, saya ingin menyampaikan bahwa siang tadi Ibu drop kembali. Non Senja juga sempat histeris, saya takut keadaanya juga menurun. Jika Bapak sudah membaca pesan saya, segera menuju rumah sakit Belang ya, Pak.

Tanpa berkata apapun, Abi berlari keluar membuat anggota keluarga yang lain menatapnya heran, kecuali Varent yang menatapnya curiga. Kebetulan malam ini Aezar sedang ada lembur, membuatnya tak bisa pulang cepat.

Varent pun bangkit dan segera menyusul Abi yang akan menjalankan mobilnya. "Daddy mau ke mana?"

"Nggak usah banyak tanya, cepat masuk!!" Varent pun masuk tanpa bertanya apapun di jalan.

Hingga mereka sampai di sebuah rumah sakit. Dengan tergesa-gesa Abi turun dan berlari menuju resepsionis untuk menanyakan ruangan Inez.

Varent terkejut ketika mendengar nama yang disebutkan Daddynya. Setelah mengetahui mereka berdua berlari dan menemukan Senja yang menangis lirih.

Raina masih terus berada di sampingnya. Ia tahu ini tak mudah bagi sahabatnya. "Lo tenang aja, Ja. Gue yakik Ibu Lo baik-baik aja." Sudah berjam-jam Dokter belum keluar ruangan. Membuat kekhawatiran Senja berkali-kali lipat.

"Sayang," ucap lirih Abi ketika berada di dekat Senja.

Kepala Senja mendongak dan melihat penampilan Ayah dan Varent yang berantakan. Senja hanya diam tanpa menyahut Abi.

Hal itu membuat Abi tersenyum kecut. Ini salahnya, andai saja ia memegang ponsel semuanya tak akan seperti ini. Andai saja ia dapat mengetahui gelagat istrinya, semua pasti jauh lebih baik.

Abi mendekat dan berlutut di depan Senja. Sikap ini baru pertama kali Varent lihat dari Daddynya. Selama ini hanya Leta yang dapat membuatnya begitu.

"Maafin Ayah. Ayah tahu, kamu pasti sulit buat maafin Ayah," ucap Abi dengan menyesal, bahkan bahunya mulai bergetar. Abi menarik bahu Senja dan memeluknya erat. Baru kali ini ia menangis di depan anaknya.

"Maafin Ayah hiks ... Ayah nggak bermaksud begitu. Kamu masih punya Ayah hiks ... jangan merasa sendiri."

Kenapa Abi berkata begitu? ia tahu sebab ini bukan kejadian pertama kali. Dulu Inez sempat kecelakaan membuatnya koma beberapa minggu. Hal itu membuat Senja berpikir ia akan sendirian dan tak ada lagi yang melindunginya.

Perlahan Senja pun membalas pelukan Ayahnya. Ia ikut menangis, menumpahkan bebannya di pundak Ayahnya. "Hiks ... h-hiks ... hi-hiks ...."

Varent dan Raina hanya diam memberi waktu bagi keduanya. Sepertinya memiliki Senja membuat hati Ayahnya melembut dan ia bersyukur akan itu.

****

Aezar hingga saat ini masih sibuk di depan layar laptop. Padahal ia sudah sangat lelah. Matanya sedikit menghitam, tapi ia paksakan agar cepat selesai.

Aezar sampai lupa menanyakan keadaan Senja pada mata-mata khususnya. Hingga seseorang masuk dan memberitahukan hal mengejutkan.

"Permisi, maaf Tuan. Saya ingin menyampaikan bahwa Ibu non Senja masuk ke rumah sakit siang tadi," ucapnya.

Aezar menatap layang bawahannya itu. "KENAPA TIDAK KATAKAN SEJAK AWAL!!" bentak Aezar.

"Ma-maaf Tuan, sejak siang saya ingin mengatakannya. Namun, selalu tidak bisa karena bertepatan dengan Tuan meeting," ucapnya takut.

Aezar menghela napas gusar. Memang hari ini jadwal meetingnya sangat padat. Baru selesai, 10 menit kemudian sudah mulai dengan klien yang lain.

Tanpa berpikir apapun lagi, ia bergegas keluar dan menuju rumah sakit. Mobil dilajukan pada kecepatan maksimal. Ia tak memperdulikan yang lain, tujuannya saat ini hanya satu yaitu rumah sakit Belang.

Sesampainya di sana Aezar melihat Senja yang sudah berada di gendongan Ayah dan bertepatan dengan seorang Dokter yang keluar dengan raut yang membuat semua orang menduga-duga.

Satu kalimat Dokter membuat Senja kembali menangis histeris. Bahkan Abi sulit untuk mengendalikannya agar keduanya tak terjatuh.

Aezar pun maju dan mengambil alih sang Daddy yang tampak kesulitan, hal itu sontak membuat semua yang berada di sana terkejut dengan keberadaanya.













757 kata, naikkan?😁

Udah cepet belum Upnya, sebelum seminggu loh😀

Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇

ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇😇😇

👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Where stories live. Discover now