17-Sinar yang Meredup

2.2K 144 0
                                    

Hati Senja kembali dihancurkan, sungguh sangat menyakitkan bagi Senja. Rasanya Senja tak bisa mempercayai orang lain lagi. Senja ingin menyendiri untuk saat ini.

Di sinilah dirinya berada di sebuah taman yang sangat sunyi. Sangat pas untuk Senja yang butuh sebuah ketenangan. Senja memilih tidur di atas rumput tepat di bawah pohon rindang.

Dia memejamkan matanya dan menikmati suasana walau pikiran masih melayang pada kejadian di mana Senja mengetahui status antara Ibu dan Ayahnya.

"TAPI MOMMY ADALAH ISTRI SAH DARI MAS ABI!!"

" ... ADALAH ISTRI SAH DARI MAS ABI!!"

" ... ISTRI SAH DARI MAS ABI!!"

Senja tak menyangka bahwa sebenarnya Ayahnya memiliki istri lain dan apa katanya istri sah berarti Ibunya bukan istri sah atau mungkin memang tidak pernah ada.

Kepala Senja serasa akan pecah ketika memikirkannya. Sudah tak ada tempat di mana ia akan berkeluh kesah sekarang. Semua orang terdekatnya membohongi dirinya. Bahkan Ibu dan Ayahnya sendiri, hingga bertahun-tahun.

Senja ingin menangis keras sekarang. Air mata mulai menetes dari pelupuk matanya. "Hiks ... hiks ... hhuuaa!! hiks ... hiks ...."

Tangisan Senja sangat memilukan. Jika saja di sini ramai pasti sudah banyaj yang melihat dan iba padanya. Namun, tanpa disadari sepasang mata menatap tajam Senja yang sedang menangis histeris.

"Hiks ... rasanya hiks ... sakit sekali!!" jerit tahan Senja seraya memukul-mukul dadanya yang sesak.

"Kenapa hiks ... k-kenapa?"

Senja mengubah posisinya menjadi tengkurab. Dia menumpu wajahnya dengan tangan hingga tak mengenai rumput. Tangisan Senja masih belum berhenti.

Namun, dapat Senja rasakan bahwa seseorang mendekat ke arahnya. Dia duduk tepat di samping Senja dan mulai mengelus rambut Senja seperti mencoba menenangkannya.

Tangisan Senja pun mulai berhenti, dirinya pun mulai tenang. Senja bangkit dan melihat wajah yang menengkannya itu. Kesan pertama dari Senja adalah tampan dan datar.

"S-siapa?"

"Aezar."

Senja hanya mampu memendangnya bingung. "Kamu tak perlu tahu siapa saya. Hanya satu yang ingin saya katakan jangan menyerah karena ini adalah awal bagimu!" ucap Aezar dingin sebelum pergi meninggalkan Senja yang kebingungan sesekali masih sesenggukan itu.

Apa maksud darinya? batin bingung Senja menatap punggung tegap Aezar.

Senja pun mencoba menenangkan dirinya, butuh 15 menit agar dirinya benar-benar tenang. Hingga memutuskan untuk kembali ke rumah.

Sampainya di jalan rumahnya, Senja berjalan dengan pandangan kosong ke depan. Hingga tak sadar sebuah paku menancap ke sepatu hingga menembus ke dalam kaus kakinya.

Saat sampai hanya keheningan yang menyambutnya. Memang saat ini hanya ada dirinya dan Inez-Ibunya. Ayah Senja saat ini sedang mengurus keluarganya yang lain. Apalagi setelah kejadian kemarin.

Inez sekarang diurus oleh ART nya. Dia masih harus bed rest total. Hingga keadaanya membaik. Walau Inez sendiri tidak yakin dengan hal itu, tapi setidaknya dia bisa kembali beraktivitas kembali.

"Bik, bisa tolong cek Senja!" pinta Inez.

"Baik bu, saya ke kamar neng Senja sebentar."

Sementara di kamar Senja setelah pulang dari taman, dia mandi. Setelahnya ia hanga termenung debgan pandangan kosong tak lupa pintu yang dikunci dari dalam.

Hingga matanya tak sengaja menatap sebuah benda mengkilap yang runcing. Tubuh Senja mendekat dan mengambilnya.

Senja menatap tangan dan benda itu secara bergantian. Pandangan matanya semakin hilang. Sinar yang biasa menghiasi sekarang meredup. Bahkan tanpa sadar sudah banyak darah yang keluar.

Air mata Senja pun ikut turun. "Hiks ... hiks ...."

Belum lagi luka akibat di jalan yang belum diobati. Membuat darah semakin banyak. Dada Senja menjadi semakin sesak karena terlalu lama menangis.

Dia mulai memukul-mukul dadanya. "Hiks ... huh ... huh ... hiks ...."

Entah kenapa cahay ruangan ini semakin berkurang. Siapapun tolong Senja matanya semakin blur hingga semuanya menggelap. Bertepatan dengan ART rumah yang mengetuk pintu kamar Senja.

Setelah berapa lama tak dibuka, akhirnya ia memilih mengatakannya pada Inez. Ternyata itu justru membuat Inez panik, dia pun meminta penjaga di depan untuk mendobrak pintu kamar Senja yang di kunci dari dalam itu.

"Senja!!" seru Inez dari luar dengan duduk di kursi rodanya.














Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇


ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 857-0724-8868

Yuk buruan order😇😇

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Where stories live. Discover now