Part 51 : Jingkriek

1.3K 124 0
                                    

Kriekkk kriekkk kriekkk
"Pras makhluk apa itu" Tanya Bara
"Jingkriek"
"Makhluk itu salah satu yang ditakuti dihutan ini kedatangannya selalu diikuti suara kriekk kriekk seperti suara gigi yang sedang mengunyah daging"
"Daging apa Pras??"
"Menurutmu?"
Bara melihat kearah makhluk itu ditangannya tergenggam tubuh manusia yang sudah tidak utuh, makhluk itu terus mengunyah dengan gigi-gigi tajamnya yang masih mengeluarkan darah segar dari korbannya.

Kanthi merasakan dadanya sesak, nafasnya mulai tersengal
"Kanthi, lawan Kanthi lawan"
"Bara pegangin tangan Kanthi"
"Tahan Kanthi, lawan"
"akkkkkkkkkkkkkk......iakkkkkkkk" suara teriakan Mayang saat sesuatu menarik kaki Mayang menyeretnya ke dalam hutan
"Jangan" tahan Pras
"Pras itu Mayang,gimana?"
"Biar aku saja, kalian bantu Kanthi"

Pras pergi menembus gelapnya hutan, suasana hutan semakin malam semakin mencekam. Makhluk-makhluk penghuni hutan mulai menampakkan eksistensi nya.
"khi khi khi" tawa wanita berwajah pucat diatas pohon mengayunkan kakinya sembari tertawa, kepalanya tak ditempat seharusnya melainkan dicengkeram oleh tangannya.
"Bara itu"
"Tenang Jaeda, kita manusia makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna tak sepantasnya kita takut dengan demit macam dia" ucap Bara
"khii khiiii khiiiiiiii" tawa demit itu semakin melengking ekspresi wajahnya berubah menjadi ekspresi penuh amarah. Demit itu melempar kepalanya ke arah Jaeda. Jaeda berteriak, berlari menjauh.

"Jaeda!!!!!tunggu!!!!" teriak Bara
"kriekk..kriekkk...krieeek" Jingkriek menatap tajam ke arah Kanthi
"Kanthi bangun Kanthi sadar Kanthi" Bara memapah Kanthi bersembunyi dari Kriek

"Baraaaa!!!" Jaeda tersesat ke dalam hutan terpisah dari yang lain. Tubuh Jaeda bergetar saat dihadapannya berdiri sosok tinggi besar bertaring. Makhluk itu menunjukkan gigi-gigi tajamnya dengan terus mengunyah.
"kriekkk...kriekkk" Jaeda berlari sekuat tenaga menerjang semak belukar. Jalanan yang berbatu dan berlumut membuat Jaeda sesekali terpeleset karena menginjak batuan yang licin karena ditumbuhi lumut.

"Kriekkk...krieekkk" suara itu kembali terdengar dengan sisa-sisa tenaganya Jaeda kembali berlari menjauhi makhluk itu. Namun langkah kecil Jaeda tak ada apa-apanya dibandingkan dengan makhluk bernama Kriek yang memiliki ukuran sepuluh kali lipat lebih besar dari Jaeda.

"Cetarrrrrrrrrr....cetarrrr...cetarrrr" seseorang memecut tubuh makhluk itu dengan pecut yang terbuat dari bambu kuning. Makhluk tersebut mengerang menjatuhkan tubuh Jaeda.

Jaeda diselamatkan seorang kakek berjenggot.
"Aku dimana?"
"Jangan banyak bergerak, lukamu lumayan parah" Benar saja ada luka robek ditangan Jaeda.
"Minum ini"
"Ini apa kek?"
"Ini jamu dari rempah hutan, setidaknya bisa mengurangi rasa sakitmu"
"Wuekkkkk" Rasa pahit membuat Jaeda memuntahkan jamu itu
"Terimakasih kek sudah menyelamatkan Jaeda"
"Panggil saja Ki Ageng"
"Aki tinggal disini?"
"Iya Aki kuncen di hutan ini"
"Jadi aki tau dimana letak grojogan dengan mata air seribu?"
"Mau apa kamu ketempat itu?"
"saya ingin mencari ibu saya, Ki. Apa aki bisa ngasih tau caranya agar bisa sampai ketempat itu?"
"Sangat berbahaya untuk bisa sampai ke tempat itu, tempat itu memiliki dimensi yang berbeda dan disana titik utama dunia ghaib"
"Orang yang bisa sampai kesana hanyalah orang yang benar-benar putih atau orang yang sanagt-sangat hitam, dan untuk bisa sampai kesana nyawa taruhannya"
"Apa yang ibumu lakukan hingga ia harus terjebak ditempat terkutuk itu"
"Ibukku penganut susuk kantil Ireng Ki"
"Abot, wes ora iso diselamatkan"(Berat sudah tidak bisa diselamatkan)
"Tapi Ki, aku tidak ingin melihat ibukku menderita pasti ada cara agar aku bisa selamatkan ibukku dari tempat itu"
"Kamu mau kemana?"
"Ini sudah malam, kamu tidak tau ada apa di dalam sana bisa jadi Jingkriek masih mengincar mu. Menginaplah dulu disini sampai keadaanmu lebih baik"

KANTIL IRENG NIRMALAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin