Part 28 : Tunggal Weton

1.8K 160 2
                                    

Setiap malam Jaeda, tidak pernah berhenti menangis. Saat menangis Jaeda seperti akan kejang-kejang matanya mendongak keatas.

Berbagai cara Nirmala dan Wahyu lakukan agar putri kecilnya bisa berhenti menangis. Jaeda tidak pernah mau berdekatan dengan Nirmala, saat Nirmala ada didekat Jaeda, gadis kecil itu akan menangis.

"Dek, kamu tahu kenapa putri kecil kita selalu menolak kamu dekati?"
Nirmala hanya diam tak berkutik, Nirmala tahu suaminya akan mengungkit soal perewangan dan susuk kantil yang ada ditubuh Nirmala.

"Bukannya aku ndak sayang sama kamu,dek. Tapi ini demi Jaeda putri kita. Mas mohon sama kamu lepaskan susuk itu"
"Baiklah mas, aku mau melepaskan susuk yang ada di tubuhku"

Keesokan harinya Wahyu dan Nirmala pergi kerumah mbok Pinah untuk melepas susuk kantil yang ada ditubuh Nirmala. Untuk sementara Jaeda diasuh oleh Rahayu.

"Mbok Mala, mohon mbok lepaskan susuk ini dari tubuh Mala"
"RAISO, susuk kuwi wes nyatu karo awakmu. Emang awakmu wes ketemu karo jodohmu nanging ora segampang kuwi susuk iku iso metu"(TIDAK BISA, susuk itu sudah menyatu dalam tubuhmu, memang kamu sudah ketemu dengan jodohmu tapi tidak semudah itu susunya bisa keluar"

Wahyu sebenarnya tidak ingin istrinya kembali dalam ritual-ritual itu, namun Nirmala meminta agar susuknya dilepas oleh mbok Nipah orang yang dulu memasangkan susuknya.

"opo syarat sing kudu tak lakoni mbok, ben susuk iki iso metu?"(apa syarat yang harus saya lakukan mbok , agar susuk ini bisa keluar?)
"yakin kowe iso?"(yakin kamu bisa?)

"Sak jeroning alas iki ono gunung sing nang duwure ono grojogan, resikno awakmu nang kono nganti siji nggal siji susuk kui metu soko awakmu"(Didalam hutan ini ada sebuah gunung yang diatasnya ada air terjun, bersihkan dirimu disana sampai satu persatu susuk itu keluar dari tubuhmu)

"Pirang suwene mbok?"(Berapa lama mbok?)
"Aku ra iso mastekke, mergo susuk kui wes kemantil ning jero dagingmu"(Aku tidak bisa memastikan, karena susuk itu sudah melekat di dalam dagingmu)

"Aku tidak setuju mbok" timpal Wahyu yang keberatan dengan syarat yang diberikan mbok Nipah
"Mesti ono coro liyone, alas kuwi bahaya akeh kewan buas"(Pasti ada cara lainnya, hutan itu berbahaya banyak hewan buas)

"Yen awakmu keberatan yo ora opo-opo, cobanen dewe monggo"(Jika kamu keberatan ya gak apa-apa, coba saja sendiri silahkan)

Wahyu mengajak Nirmala untuk segera pergi dari rumah mbok Nipah, Wahyu merasakan firasat yang tidak baik jika Nirmala sampai melakukan syarat yang diberikan mbok Nipah. Wahyu dapat merasakan kelicikan mbok Nipah.

"Mas, kamu ini kenapa sih. Kamu sendiri yang kepingin susuk ku ilang kenapa kamu yang menolak"
"Perasaanku ndak enak dek, sudahlah kita pikirkan cara lain"

Sesampainya dirumah Rahayu, mendekati Nirmala dan Wahyu dengan wajah pucat dan tubuhnya gemetaran.
"Ada apa yuk? Mukamu pucat, awakmu kenopo?"
"Anu, mbak Jaeda"
"Jaeda kenapa yuk?"

Tak sabra mendengar jawaban Rahayu, wahyu segera berlari dan mendobrak pintu kamar Nirmala. Benar saja di atas dipan Jaeda sedang tertidur pulas disampingnya ada sesosok makhluk berambut panjang hingga kelantai, wajahnya seperti nenek sihir, dengan hidung panjang serta kulit keriput.

Sosok itu menoleh kearah Wahyu , Nirmala dan Rahayu yang sedang melihat kearahnya.
"Aku rak duwe niatan jahat karo bayimu, yen aku pengen wes tak untal aket nang jero weteng"(Aku gak punya niat jahat sama bayimu, kalau aku mau sudah ku makan sejak didalam perut)

"Terus ngopo awakmu gowo anakku mrene?"(Terus kenapa kamu bawa anakku kesini?) Tanya wahyu.
"Aku mesakke, bocah iki nangis terus. Awakmu weroh dewe kan anakmu anteng melok aku"(Aku kasihan, anak ini nangis terus. Kamu lihat sendiri kan anakmu anteng ikut aku)
"Saiki aku wes nang kene"(Sekarang aku sudah disini)

"Cah ayu iki ora gelem melu ibune, ojo cedakke bocah iki karo ibune yen awakmu rak pengen anakmu diuntal karo ingonane"(Anak cantik ini tidak mau ikut ibunya, jangan dekatkan anak ini sama ibunya jika kamu tidak ingin anakmu dimakan peliharaannya)

"Anak lan mak sing tunggal weton ojo didadikke sak umah orak apik, yen ora makne sing kalah yo anakke sing kalah. Nanging nek awakmu rak nggugu omongnku anakmu bakal mati"(Anak dan ibu yang satu weton jangan dijadikan satu rumah gak baik, kalau bukan ibunya yang kalah ya anaknya yang kalah. Tapi jika kamu tidak percaya omonganku anakmu yang akan mati)

Wahyu meminta Rahayu untuk mengambil Jaeda dari tangan makhluk itu, sejak saat itu Jaeda tak lagi tinggal bersama Wahyu dan Nirmala. Jaeda diasuh oleh uminya Wahyu.

KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang