Part 23. Satu Nyawa Lagi

1.9K 167 3
                                    

Tak ada hal yang lebih mengerikan dari kematian, ketika seseorang sudah terjerembab kedalam kesesatan dunia hitam( ilmu hitam ) apapun akan dirinya lakukan.

Apapun itu meski harus mengorbankan nyawa orang-orang disekitarnya sekalipun.
“Mbak mala, boleh Rahayu masuk?” beberapa kali rahayu mengetuk pintu nirmala namun tak ada jawaban. Kini nirmala lebih suka menyendiri dikamar, dan nirmala menunjukkan gelagat aneh akhir-akhir ini.

“Ada perlu apa yuk”. Nirmala membuka pintu kamarnya
Rahayu mencoba melihat dari celah pintu yang terbuka, apa yang sedang disembunyikan nirmala dikamarnya. Tapi nirmala segera menutup pintu kamarnya, seolah tahu jika rahayu sedang mencari tahu tentang dirinya.

“maaf ya yuk, sekarang kamu gak bisa lagi masuk ke kamarku”
“iya mbak ayuk ngerti, ayuk cuma mau ngantar makanan buat mbak mala”
“taro saja didepan pintuku yuk, aku tidak mau suamiku merasa terganggu”

Suami???lebih tepatnya suami orang yang terpikat dengan Nirmala karena setiap hari saat sorop Nirmala akan datang bersama pria yang berbeda-beda setiap hari dan pria tersebut akan pergi ketika fajar tiba.

Pernah suatu waktu rahayu memperhatikan pria yang dibawa nirmala saat sorop tiba, pria itu masih terlihat segar dan sumringah tapi ketika fajar pria itu berubah menjadi pucat seperti orang yang kelelahan. Bahkan dari beberapa pria yang dibawa Nirmala ada yang tidak keluar lagi saat fajar.

Entah apa yang terjadi dengan pria-pria itu, rahayu sama sekali tidak bisa mencari tahu karena pintu kamar nirmala selalu dikunci rapat-rapat.

Nirmala sendiri sekarang enggan berkontak fisik dengan rahayu,terkadang mimik wajahnya menunjukkan ekspresi tak suka jika melihat rahayu.

Suatu waktu saat rahayu mengantar makanan untuk nirmala. Rahayu mendengar seseorang seperti sedang mengunyah sesuatu, rahayu menempelkan telinganya di pintu agar dapat memastikan jika itu benar-benar suara orang yang sedang mengunyah.

Namun tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dengan sendirinya. Rahayu yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya nekat masuk kedalam kamar nirmala. Kamar itu sangat gelap dan lembab, tiba-tiba tengkuk leher rahayu merasakan ada sesuatu yang kini berdiri dibelakangnya tengah mengawasinya.

Demi menebus rasa penasarannya rahayu melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah mendekati seseorang yang tengah duduk membelakanginya sembari mengecap-ngecapkan mulutnya seperti sedang memakan sesuatu.

Semakin dekat jarak rahayu, bau bangkai tercium sangat pekat. Dan bunyi ecapan mulut dari orang itu berhenti. Nampaknya orang itu sudah menyadari kehadiran rahayu.

Rahayu bisa melihat orang itu tersenyum terlihat dari sudut bibirnya, tiba-tiba saja rahayu merasakan jantungnya berdegup kencang.

Rahayu merasakan jika dirinya sedang dalam bahaya. Saat orang itu akan menoleh kearah rahayu, seseorang menutup mata rahayu dan menariknya keluar dari kamar itu.

“wes bosen urip kowe, yuk”(sudah bosan hidup kamu yuk) Bentak nirmala yang tengah murka kepada rahayu.
“sepurane mbak, ayuk gak….”(maafin mbak, ayuk tidak…) ucapan rahayu tercekat

“aja melu campur jero urusanku yen kowe isih arep urip”( jangan ikut campur dalam urusanku kalau kamu masih mau hidup)
Rahayu tertunduk lemas, tak pernah dirinya lihat nirmala semarah ini.

“cukup tindakake apa kang dadi pekerjaanmu ora usah terlalu mengusik urusan wong liya”(cukup lakukan apa yang menjadi pekerjaanmu tidak usah terlalu mengusik urusan orang lain)

Kedatangan nyai widuri menghentikan pertikaian antara nirmala dan rahayu. Nirmala segera masuk kedalam kamarnya seolah enggan berhadapan dengan nyai widuri.

Nyai widuri hanya diam tak mengeluarkan suara sedikitpun, setelahnya pergi begitu saja. Perilaku nyai widuri tak kalah anehnya, bahkan dia betah berhari-hari di dalam kamarnya tanpa makan dan minum.

Karena makanan yang disediakan oleh abdinya selalu utuh di depan pintunya.Apa yang sebenarnya tengah terjadi di dalam rumah ini? Dan nyawa siapa yang diinginkan Nirmala?

KANTIL IRENG NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang