Part 39 : Sing Mambu Sing Mati

1.5K 129 0
                                    

“Raka, kamu yakin kita akan KKN disana?” Tanya Ruri
“Yakin, aku sama Doni udah observasi tempatnya dan desa itu cocok untuk tema penilitian kita” jawab Raka yakin
“Lagi pula desa itu gak terlalu pelosok, masih bisa dijangkau naik mobil"”Tambah Doni
“Kita berangkat malam ini juga” Tanya Ruri
“Jangan, jangan malam ini” sahut Mayang yang sedari tadi hanya diam.
“Kenapa emangnya mayang?” Tanya Ruri
“Ini malam jumat kliwon” Jawab Mayang
“Emangnya kenapa kalau malam jumat kliwon? Kita gak bisa nunda lagi waktu kita gak banyak, kalian mau ngulang semester depan?” Sahut Doni
“Iya, hidup dan mati itu takdir tuhan gak usah terlalu parno gitu” Tambah Raka
“Aku sih ngikut aja” Tambah Ruri

Mayang tak bisa menolak keinginan teman-temannya, dia juga tidak bisa memberitahu apa yang dilihat oleh mata batinnya, yang pasti Mayang merasakan hal buruk tengah mengintai dirinya dan teman-temannya. Mayang bisa mengetahui sesuatu dari mata batinnya, namun saat ia ingin melihat lokasi yang akan dijadikan tempat dirinya dan teman-temannya KKN seakan ada yang menghalangi mata batin Mayang, kabut pekat menutupi mata batin Mayang.

Sepanjang perjalanan Mayang memilih untuk tidur, ia tak ingin terlalu memikirkan hal itu dan membuat teman-temannya khawatir. Saat memasuki gapura desa Mayang terbangun, hidungnya seperti mencium bau anyir.
“Ngapain kamu nutup hidung, mayang?” Tanya Ruri
“Kamu ndak nyium bau”
“Enggak, Bau apa emang?”
“Gak apa-apa, lupain aja”
Mayang merasa hanya dirinya yang mencium bau anyir itu,tiba-tiba saja mobil berjalan tidak stabil.
“Ehhh kenapa nih?” Panik Ruri
“Kayaknya ban nya bocor?” Jawab Raka

Raka dan Doni turun untuk memeriksa Ban mobil yang mereka kendarai. Mayang berada disisi kiri dari jendela mobil Mayang melihat rumah mewah bernuansa jawa belanda dengan pelataran luas yang ditumbuhi banyak sekali bunga kantil. Mayang memalingkan wajahnya saat matanya bertemu pandang dengan seorang wanita yang tersenyum menyeringai kearah Mayang.Wanita itu memiliki paras yang begitu cantik namun menurut mayang wanita itu sangat menyeramkan.

“Adik-adik ini sedang apa didepan rumah saya?” Tanya wanita cantik itu, siapa lagi wanita cantik didesa itu selain Nirmala.
“Ka-Raka, bidadari” Doni dan Raka terpana saat melihat wajah Nirmala, Nirmala tersenyum Ramah kemereka.
“Mobil kami bannya bocor mbak” Ucap Raka
“Ohh, memangnya kalian mau kemana?” Tanya Nirmala ramah
“Mau kerumah pak RT” jawab Raka
“Rumah pak RT masih jauh dari sini, apa tidak sebaiknya dilanjutkan besok saja lagi pula ini sudah larut malam, kurang baik jika bertamu malam-malam begini”
“Tapi rencananya kami akan menginap dirumah pak RT mbak” ucap Raka
“Ohh, begitu!!! Jika adik-adik mau bisa untuk malam ini bermalam dirumah saya”
“Mau…mau mbak” Ucap Doni
“Isshhhh kamu ini Don gak bisa liat yang bening dikit” tegur Raka
“Iya, Ka ini udah malam banget loh palingan pak RT udah tidur gak enak kan kalau harus bangunin beliau”Ucap Ruri
Nirmala sedari tadi hanya diam dan menundukkan kepalanya, Mayang mencium aroma bunga kantil dari tubuh Nirmala, aromanya membuat Mayang merasa pening, sehingga ia hanya mengikut saja.

Nirmala mengantar keempat anak muda tadi kekamarnya, kamar mereka bersebrangan, kamar Mayang dan Ruri ada disebelah kamar mandi sedangkan kamar Raka dan Doni ada disebelah kamar Nirmala.

“Ruri, aku tidur duluan ya kepalaku pusing banget” ucap Nirmala yang dibalas anggukan kepala oleh Ruri. Setelah selesai membereskan barang bawaannya Yuri merebahkan tubuhnya disamping Mayang.

Malam itu tak terjadi apapun, bahkan Nirmala tak seburuk yang Mayang pikirkan. Nirmala menjamu mereka dengan sangat baik, bahkan Nirmala menyiapkan mereka sarapan pagi dengan menu lengkap. Walaupun sangat aneh jika Nirmala seorang diri menyiapkan semua makanan ini.

“Wahhh, maaf mbak kami jadi merepotkan” ucap Raka sungkan
“Ini sudah menjadi tradisi orang jawa kalau ada tamu harus dijamu sebaik mungkin, monggo dimakan”
Doni tanpa basa-basi langsung menarik kursi dan memenuhi piringnya dengan hidangan yang ada.
Mayang merasa jika Nirmala terus saja memperhatikan dirinya, sembari sesekali melemparkan senyum kearah Mayang. Dengan sungkan Mayang membalas senyuman Nirmala.Dirinya tidak ingin terlalu berprasangka buruk terhadap Nirmala terlebih Nirmala telah berbaik hati kepada dirinya dan teman-temannya.

“Kalian ada perlu apa datang ke desa ini?” Tanya Nirmala yang seketika menghentikan aktivitas mereka yang sedang asik makan.
“Maaf jika pertanyaan saya mengganggu konsentrasi makan kalian”
“Maaf mbak, karena keenakan makan kami jadi sedikit tidak sopan” jawab Raka sungkan
“Emmm tidak apa-apa, saya senang kok kalian disini”
“Kami disini karena ada kegiatan kampus, mbak” jawab Ruri
“Ohhh begitu, maaf ya saya kurang mengerti soal begituan soalnya saya tidak sekolah” Mendengar penuturan Nirmala membuat keempat anak muda itu merasa tambah sungkan.
“Memangnya kalian tidak tahu soal desa ini” Ucapan Nirmala membuat Mayang tersedak makanan yang sedang ia kunyah
“Aduh maaf, hati-hati” Ucap Nirmala sembari memberikan segelas air putih ke Mayang.

Seharian penuh mereka berkeliling desa ditemani pak RT, yang sembari menerangkan apa saja tentang desa ini.
“Ngomong-ngomong, adik-adik ini semalam saya tunggu kok ndak datang-datang saya kira tidak jadi KKN di desa ini” Tanya pak RT
“Ban mobil kami semalam bocor pak” Jawab Raka
“Lalu kalian bermalam dimana?” Tanya pak RT
“Kami bermalam dirumah mbak Nirmala, dan sepertinya selama kita disini kita akan menginap dirumah mbak Nirmala pak” Ucap Doni
“Nirmala?” ucap Pak RT
Mayang melihat raut wajah pak RT seketika berubah pucat.
“Hati-hati ya” Ucap pak RT
“Hati-hati kenapa pak?” Tanya Mayang dengan nada sedikit ngegas
“Mayang!!!” Tegur Ruri
“Maaf pak, jika teman kami kurang sopan” Ucap Raka sungkan

KANTIL IRENG NIRMALADove le storie prendono vita. Scoprilo ora