Part 24 : Satu Nyawa Lagi (2)

1.9K 161 2
                                    

Perang dingin antara Nirmala dan nyai Widuri membuat rumah kediaman Catra semakin mencekam penuh kengerian. Perasaan gelisah dirasakan seluruh abdi yang ada dirumah ini, satu persatu para abdi meninggal secara tiba-tiba tanpa ada penyebab yang pasti.

Nirmala tak lagi keluar kamarnya, Rahayu yang mulai khawatir dengan kondisi Nirmala mencoba mengetuk pintu kamar Nirmala beberapa kali namun tak pernah ada jawaban dari sang pemilik kamar. Hanya sesekali terdengar suara rintihan yang membuat Rahayu semakin khawatir dengan kesehatan Nirmala.

Sedangkan nyai Widuri sudah dua minggu menginap dirumah orang tuanya. Setiap malam atmosfer dirumah berubah, seperti sedang ada yang datang dirumah ini. Taka da satu pun abdi yang berani beraktifitas dimalam hari setelah lewat jam 10 malam, mereka memilih menutup pintu kamar rapat-rapat apapun yang terjadi.

Namun malam itu sangat sial mbok yem merasakan sakit perut,dirinya sudah tidak bisa menahannya lagi. Jam menunjukkan pukul 11:34 dengan was-was mbok yem membuka pintu kamarnya, mempercepat langkah kakinya.

Saat tepat berdiri di depan pintu kamar mandi mbok yem merasakan ada seseorang dibelakangnya yang sedari dari mengawasi dirinya. Namun mbok yem menepis rasa takutnya, karena perutnya sudah bergejolak tak tertahankan.

Saat tengah menunaikan hajatnya, mbok yem mencium bau anyir. Mbok yem tahu ini bukan hal yang baik, ia segera menyelesaikan hajatnya. Saat dirinya keluar dari kamar mandi sekelebat bayangan hitam melintas, mbok yem merasakan aura yang sangat-sangat tidak mengenakkan.

Rumah ini seakan dipenuhi makhluk-makhluk yang entah dari mana asalnya. Saat tiba-tiba sesuatu menarik kaki mbok yem, mbok yem jatuh tersungkur.

Rahayu mendengar tangisan dari ruang antara dapur dan kamar mandi. Disana sudah banyak abdi yang berkerumun, Rahayu yang penasaran mendekati kerumunan itu mencari tahu apa yang tengah terjadi.

Mbok yem ditemukan tewas secara tragis, jasad mbok yem sangat mengerikan lidahnya menjulur dengan mata yang masih terbuka seakan menyiratkan sebelum ia meregang nyawa mbok yem merasakan sakit yang luar biasa. Yang tak kalah mengerikan dari jasad mbok yem, semua organ dalam mbok yem tidak ada.

Sejak kematian mbok yem taka da lagi yang berani keluar dari kamar setelah malam tiba. Kematian mbok yem menjadi kematian yang paling mengerikan diantara kematian abdi yang lain.

Rahayu sedikit tenang karena nyai Widuri kembali kerumah ini, ternyata pak Marno yang memberitahu kepada nyai Widuri tentang semua yang terjadi dirumah ini.

Namun ketenangan Nirmala hanya sesaat , karena kehadiran kembalinya nyai Widuri dirumah ini, membuat rumah ini semakin bertambah gila. Malam itu nyai Widuri meminta beberapa abdi termasuk rahayu untuk berkumpul disuatu ruangan, disana juga terdapat beberapa orang yang jika dilihat dari pakaiannya seperti kyai.

“Mbengi iki bakal ono dayoh teko nang kene, aku jaluk kowe kabeh ngumpul nang kene kanggo ngusir dayoh kuwi, opo wae kang kadadeyan aja mandheg bertasbih. Aku ora biso nanggung keslametan kowe kabeh uga keslametanku”(Mala mini aka nada tamu yang datang kerumah ini, aku minta kalian semua berkumpul disini untuk mengusir tamu itu, apapun yang terjadi jangan berhenti bertasbih. Aku tidak bisa menanggung keselamatan kalian semua juga keselamatanku)

“wengi iki bakal dadi wengi paling abot sing bakal dewe lakoni”(mala mini akan jadi malam paling berat yang akan kita semua jalani)

Nyai widuri hanya mengumpulkan abdi yang memiliki kemampuan seperti Rahayu. Malam itu semua orang yang ada diruangan itu berdzikir bersama, semakin malam menjelang pagi suasana di ruangan itu semakin mencekam.

Rahayu merasakan dadanya terasa sesak, saat mata Rahayu menangkap nyai Widuri memuntahkan darah terus menerus dari mulutnya, namun nyai widuri tak berhenti memutar tasbihnya.

Suara dzikir mereka semakin kencang. Satu persatu orang yang berada diruangan itu memuntahkan darah dan setelahnya terkapar. Hingga fajar tiba, dan matahari mulai menunjukkan eksistensinya semua yang ada diruangan mulai memperlambat suara mereka. Hanya tersisa beberapa orang kyai dan beruntungnya Rahayu juga bisa selamat.

Rahayu merasakan tubuhnya sangat lelah, terlebih semalaman dirinya tidak tidur. Teman-teman Rahayu yang berada di ruangan yang sama dengan Rahayu tidak bisa diselamatkan.

Sedangkan nyai Widuri diambang kematian, aku pernah membaca jika manusia memiliki 7 sukma yang saling berkaitan, jika salah satu sukmanya diceraikan maka seseorang itu tidak akan lagi bisa bertahan.

Sayangnya yang dialami nyai Widuri lebih dari itu ketujuh sukmanya dihancur leburkan secara bersamaan, hanya tinggal menunggu waktu sejauh mana nyai Widuri bisa bertahan.

Untuk pertama kalinya setelah berhari-hari lamanya, Nirmala membuka pintu kamarnya.

Keadaannya tak kalah mengkhawatirkan, matanya menghitam seperti orang yang tidak pernah tidur nafasnya terengah-engah, wajahnya nampak begitu letih.

Dengan belati ditangannya Nirmala berjalan gontai seakan kakinya tak mampu menahan berat tubuhnya. Nirmala berjalan kerumah wingit dimana nyai Batari berada.

“wes wayahe ndok”(sudah saatnya nak) nyai Batari tersenyum menyeringai kearah Nirmala.
Nirmala menghunuskan belati ditangannya tepat di jantung nyai Batari. Nyai Batari telah terlepas dari susuk kantil ireng.

KANTIL IRENG NIRMALAOnde histórias criam vida. Descubra agora