9. MENCARI SUNNY

130 33 32
                                    

Bolehkah Kalani merasa bangga? Dia memiliki penggemar. Agak aneh. Namun kenyataannya demikian. Puisi di mading hanyalah permulaan. Selanjutnya, orang itu cukup rajin 'menyapa' Kalani.

Tiga hari setelah puisi yang menghebohkan semua siswa, Kalani mendapat kejutan kecil. Seseorang menyelipkan sebuah kartu lipat berwarna jingga di kolong mejanya. Di dalamnya ditempel secarik kertas yang bagian tepinya sengaja dirobek dan dibakar sehingga menciptakan motif unik. Tulisan yang tertera pada permukaannya dibuat dengan mesin tik seperti puisi pada mading.

Aruna,

Semoga kamu bahagia hari ini

Aku khawatir kehilangan tawaku

Jika sampai melihat mendung di wajahmu

-Sunny-

Entah jam berapa orang itu tiba di sekolah. Kalani selalu tiba lebih awal setelah terlambat datang ke rapat perdana OSIS. Saat hari itu tiba di kelasnya, kartu berwarna jingga tersebut sudah ada di sana. Namun sebelum itu, Kalani tak melihat tanda-tanda seseorang baru menghampiri bangkunya yang berada di sudut belakang kelas.

Belum sehari Kalani menerima kartu, dia mendapat kejuta lain. Saat hendak menuju ruang OSIS untuk rapat pada jam istirahat,  seorang cewek berambut sepunggung mendatangi kelas untuk mencari Kalani.

"Saya Kalani. Ada apa?" tanya Kalani penasaran. Usai cewek asing tersebut menanyakan keberadaannya.

Tampaknya bukan hanya Kalani yang penasaran. Teman-teman sekelas Kalani, termasuk Ambar dan Reva, mengurungkan niat untuk keluar kelas demi menantikan kejadian selanjutnya dengan cewek asing tersebut.

"Ada titipan buat kamu," jawab cewek tersebut.

"Titipan?" heran Kalani.

Cewek asing tersebut mengangguk sambil tersenyum lebar. Kemudian mengulurkan tangan yang sedari tadi dia sembunyikan di balik punggung. Sebatang cokelat berbungkus ungu dengan hiasan pita plastik dan sebuah kertas post-it disodorkan pada Kalani.

"Ambil," titah cewek tersebut.

"Buat saya?" tanya Kalani. Dia yang sudah heran semakin heran melihat kepala cewek tersebut mengangguk. "Ma-makasih, ya. Ng ... dari siapa?"

Cewek tersebut tersenyum kecil sebelum menjawab, "Sunny."

Setelahnya cewek asing tersebut langsung pamit. Meninggalkan Kalani yang melongo dan teman-temannya yang ribut menggoda. Kalani salah tingkah karena mendadak menjadi pusat perhatian satu kelas. Bahkan Reva dan Ambar kompak menyorakinya.

Semangat ya, Aruna.

-Sunny-

Hanya sebuah kalimat ucapan biasa. Namun entah bagaimana, membuat perasaan Kalani hangat ketika membacanya. Tanpa sadar, cewek itu tersenyum sendiri saat membaca tulisan pada post-it sambil berjalan menuju ruang OSIS.

Entah karena cokelat tersebut atau kertas post-it yang menyertainya. Kalani tak bisa berkonsentrasi dengan baik sepanjang rapat. Pikirannya tertuju pada Sunny yang memberinya dua kali kejutan dalam satu hari. Kartu di kolong meja dan cokelat kesukaannya.

Siapa sih, dia? Gimana dia tahu posisi mejaku? Dan gimana dia tahu apa yang aku suka? Eh. Atau cokelatnya hanya kebetulan?

"Kalani!" Panggilan Awan membuat Kalani tersentak dan segera menegakkan punggung.

"Ya, Kak?" tanya Kalani.

"Ada yang kurang jelas?"

"Hah? Oh nggak, Kak." Kalani buru-buru menggeleng.

ADMIRER (SELESAI) Where stories live. Discover now