6. JURIT MALAM

140 36 43
                                    

Saat mengembalikan ice pack pada seorang panitia bernama Safira, Kalani diantar oleh seniornya tersebut menuju aula. Selain wilayah untuk beristirahat, di bagian lain aula telah disiapkan meja dan kursi yang ditata memanjang untuk makan para peserta dan panitia LDKS.

Safira memperkenalkan Kalani pada Afra, senior kelas dua belas yang bertanggung jawab pada konsumsi para peserta LDKS. "Mika mana? Bukannya dia harus bantuin kamu?" tanya Safira pada Afra.

"Embuh.*) Pacaran kali. Dari tadi aku sendiri nih yang ribet," keluh Afra sambil memberengut.

Kalani bertanya-tanya, apakah Mika yang dimaksud adalah Mikayla? Cewek cantik yang bersama Baskara beberapa saat yang lalu.

"Ya maklumin lah. Namanya aja baru jadian," ujar Safira sebelum pamit pada Afra dan Kalani.

"Jadi, Lani. Karena kamu cedera di bagian kaki, gimana kalau kamu yang siapin makanan? Nanti aku bantu bawa ke meja," usul Afra. Safira sempat memberitahukan kondisi Kalani pada cewek itu.

"Boleh, Kak." Kalani mengangguk setuju.

Kemudian Afra memberi arahan bagaimana menakar makanan agar cukup untuk semua peserta. Alih-alih memesan nasi kotak, menu konsumsi peserta dan panitia LDKS kali ini justru dimasak sendiri oleh para panitia.

Ada lima orang yang bertugas di bagian konsumsi. Tiga orang memasak, dan dua orang menyiapkan makanan. Namun seperti yang dikeluhkan Afra, dirinya justru bertugas sendiri karena Mikayla yang seharusnya bertugas bersamanya sibuk mengikuti Baskara dengan berbagai alasan.

Selama bekerjasama dengan Afra, Kalani harus mendengarkan keluh kesah cewek itu. Seniornya tersebut secara blak-blakan mengeluhkan sifat Mikayla yang sering seenaknya sendiri sejak kelas sepuluh.

"Oke dia cantik, anak klub dance yang populer di sekolah ini. Tapi nggak bisa seenaknya gitu lah. Padahal udah kepilih jadi Sekretaris OSIS. Udah setuju bantuin panitia juga. Tapi coba, nggak ada tanggung jawab babar blas.**)" Afra masih mengomel sambil mondar-mandir dari meja persiapan ke meja makan untuk mengatur konsumsi peserta.

"Heran aku anak itu bisa lolos jadi Sekre. Terus jadian sama Baskara pula. Yang dilihat apanya, sih? Percuma cantik doang tapi manner-nya minus," imbuh Afra. Wajahnya terlihat berkerut-kerut karena melampiaskan kekesalan.

"Eh, Lani. Habis ini Jurit Malam, lho. Kamu tetap ikut?" tanya Afra.

"Kayaknya iya, Kak. Kakiku masih aman kalau buat kegiatan itu," jawab Kalani.

"Yakin? Kalau nggak juga nggak apa-apa. Soalnya nanti kudu naik-naik tangga, mungkin naik-naik bangku juga atau pohon. Karena kita bikin kayak misi gitu, lho. Mecahin teka-teki," jelas Afra.

"Uhm ... kayaknya bisa, Kak. Aku usahain biar nggak terlalu capek. Jadi sakitnya nggak kambuh." Kalani meyakinkan Afra.

Seniornya tersebut tidak memaksa lagi. Mereka lanjut menyiapkan makan malam. Menjelang petang, semua peserta kembali ke aula dalam keadaan lelah. Seragam mereka kotor oleh debu, tanah, dan keringat.

Panitia memberi waktu tiga puluh menit untuk makan dan lima belas menit untuk persiapan Jurit Malam. Kalani melakukan hal yang sama dengan peserta lain, ditambah dia harus mengganti perban kakinya.

Saat Jurit Malam, peserta diatur berpasangan. Semua anggota OSIS tanpa terkecuali harus ikut. Termasuk Ketua dan Wakil Ketua. Secara kebetulan, Baskara berpasangan dengan Mikayla. Namun yang mengejutkan, Kalani berpasangan dengan Awan, sang Ketua OSIS.

"Mohon bantuannya ya, Lani," ucap Awan setelah mereka berkenalan.

Kalani tentu saja gugup. Selain karena sosok Awan yang terlihat berwibawa, juga karena perhatian yang kini terpusat padanya. Kalani melihat dengan jelas betapa irinya cewek-cewek itu melalui tatapan mereka.

ADMIRER (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang