Jalan jalan

Mulai dari awal
                                    

Ia menyapu wajah nya kasar, Merasa jika apa yang ia rasakan tak benar sama sekali, sejak kapan hal yang menyangkut tentang Letta berpengaruh untuk diri nya.

Sedang Raya tersenyum smirk di sela sela kunyahan nya, lihat saja ia akan membuat Zidan merasa sendirian di keluarga ini.

Setidak nya agar lelaki itu merasakan bagaimana di posisi Letta dulu.

💢💢💢💢

Mobil mersy hitam itu membelah jalanan ibu kota yang kini tengah padat padat nya.

Gadis yang kini duduk di balik kemudi itu mendengus. Niat ingin jalan jalan, malah ia yang kesal sendiri karna macet yang tak berkesudahan.

Susah nya ini berada di jakarta, hari biasa, jalan macet dengan orang orang yang sibuk berangkat bekerja, weekend seperti sekarang pun macet dengan orang orang yang pergi liburan dengan keluarga.

Raya membuka pintu mobil nya, manik nya menatap ke arah anak kecil yang tengah menjajakan dagangan nya dengan senyum yang tak surut dari bibir nya, padahal dari keringat yang terlihat menetes di pelipis, Raya yakin anak itu tengah lelah.

Raya melambaikan tangan saat manik anak itu menatap ke arah nya, dengan senyum ceria nya anak itu mendekat.

Sebenar nya di akui atau tidak, anak anak yang menjual dagangan nya seperti saat ini juga menjadi penyebab kemacetan terjadi, namun rasa nya tak adil jika Raya menyalahkan, padahal anak anak seperti mereka pun belum sepantas nya untuk melakukan pekerjaan, tak perlu di beri tau, Raya sadar jika keadaan yang menuntut mereka melakukan hal seperti ini.

"Mau beli Kak?"

Raya berdehum, tangan nya mengambil teh botol dingin yang berada di wadah dagangan anak itu dan menukarnya dengan selembar uang berwarna merah.

"Yah.. uang kecil dong kak." Raya dengan wajah datar nya menggeleng, membuat anak tadi meringis dan membingkai ke sekeliling jalan, mungkin ingin mencari teman teman nya yang lain untuk menukar uang nya.

"Lu bawa aja uang nya, kembalian nya lu simpen."

Anak tadi memelototkan mata nya, sejurus kemudian berbicara dengan mulut tersenyum dan binar ceria yang menghiasi wajah nya.

"Serius Kak, tapi ini banyak banget, bisa buat makan selama satu minggu lebih."

Uang seratus bisa buat makan satu minggu? Lauk nya apaan, tempe?

Namun Raya memilih tak mengutarakan pertanyaan nya, dari awal, kondisi jalan membuat Raya malas berbicara, jadi yang ia lakukan hanya mengangguk sembari menutup kembali kaca mobil nya.

Sedikit demi sedikit jalanan mulai merayap, Raya menghembuskan nafas lega saat 45 menit kemudian ia sudah bisa terlepas dari macet yang mencekik.

Raya memilih menghentikan mobilnya di depan sebuah gerobak bakso yang menjadi langganan nya, kalian ingat? Gerobak bakso yang terletak di depan SMA ANGKASA, setelah hari di mana ia bertemu geng Alex hari itu, ia memang tak pernah lagi mampir kesana, katakan lah ia rindu dengan bakso langganan nya dan Gave itu.

Raya keluar menghampiri Mang Ali yang tengah sibuk mengipasi diri nya sendiri, hari ini matahari memang sedang semangat semangat nya membakar bumi.

"Baksonya satu mang, gak pake toge, gak pake kol, gak pake saos kecap, tapi sambel nya banyakin."

"Siap Neng!"

Raya duduk di bangku kayu yang di sediakan, tak seperti biasa nya yang selalu ramai, kedai ini terlihat sepi sekarang.

"Tumben sepi Mang, biasa nya rame terus."

"Iya Neng, baru aja tadi ada anak anak dari Bandung, baru pulang waktu Neng dateng."

Raya mengerutkan kening, Bandung? Entah mengapa Raya merasa jika anggota geng nya yang baru saja datang.

"Anak motor Mang?"

"Wah.. Neng nya suka bener kalau nebak, iya Neng, geng nya Mas Gaveriel, mungkin Neng nya tau, udah kesohor mah geng motor nya sekarang."

Nah kan.

Sialnya, kenapa ia terlambat, setidak nya Raya akan bertemu dengan mereka meskipun tak saling sapa.

Hampir setahun memimpin The Scorpion membuat nya rindu masa masa ia berkumpul dengan anggota nya, ia ingin berkumpul kembali meskipun dalam sosok lain yang akan di pandang lain pula oleh mereka.

"Mereka kumpul disini Mang?"

"Gak semua neng, Mas Gave sama anak anak Inti nya doang, mungkin yang lain pada nyusul."

"Nyusul?"

"Iya atuh, ketua geng nya bulan lalu kecelakaan waktu balap motor, mane gelis pisan atuh si Neng Raya mah, kata Mas Gave Neng Raya bakal di rawat di rumah sakit sini, karna di bandung alat alat nya kurang memadai."

Deg.

Raga nya? Jadi raga nya akan di rawat di jakarta? Jangan jangan, ini yang Gave bicarakan dengan Dokter di rumah sakit waktu itu, jadi ia bisa dekat dengan raga nya yang tak lain di tempati oleh Letta sekarang.

"Mamang beneran?"

"Ya bener--Eh, ini mulut kenapa lemes banget duh gusti, bisa habis saya kalau Mas Gave tau saya bongkar rahasia nya, Neng jangan bilang siapa siapa ya, ini mamang juga tadi gak sengaja denger waktu mereka ngobrol, bisa di tebas leher saya sama Mas Gave kalau ada yang tau lagi."

Raya menghembuskan nafas pelan, beruntung mulut lemes Mang Ali membongkar itu pada nya, jika kepada orang lain, ia tak yakin semua nya akan baik baik saja.

"Tenang aja Mang, tapi lain kali jangan sampai kelepasan lagi ya."

"Iya Neng, siap atuh, gak bakal insya allah."

Raya mengangguk pelan, fikiran nya kembali melanglang buana pada raga nya, Akhir nya ia bisa melihat raga nya kembali, tapi sebelum itu, nampak nya Raya harus mendekatkan diri lebih kepada Gave agar lelaki itu bisa membawa nya saat bertemu dengan raga nya.

"Ini Neng bakso nya, sesuai pesenan." Raya tersenyum tipis, selanjut nya ia menyantap bakso nya dengan khidmat, asal kalian tau saja, Raya paling tak suka jika kegiatan makan nya terganggu, itu juga yang membuat diri nya kini mengacuhkan Mang Ali sekalipun mamang penjual bakso itu dengan semangat nya bercerita.

Raya bersendawa pelan saat es jeruk itu tandas di teguk nya, Mang Ali sudah tak lagi bercerita, mamang satu itu kini tengah membereskan dagangan nya karna sepertinya akan berpindah ke tempat pangkalan nya yang lain.

"Berapa Mang?"

"Buat Neng mah 20 ribu aja."

"Emang kalau sama yang lain berapa mang."

"15 ribu Neng."

"Lah lebih mahal ke gue dong."

Mang Ali terkekeh renyah, padahal Raya juga tau jika biasa nya Bakso Mang Ali di jual 20 ribu permangkok, di tambah minuman 5 ribu dengan total 25 ribu.

"Canda atuh Neng."

"Faham Mang, dah gak usah. Nih Saya bayar pas, 25 ribu. Kasian anak sama Istri Mamang di rumah kalau di potong harga."

"Cuman 5 ribu mah gak bikin Mamang rugi Neng."

"Anggep aja buat jajan Anak Mamang, yaudah makasih Mang, saya pergi dulu."

"Iya Neng nuhun, ati ati di jalan."

Raya memasuki mobil nya dengan senyum tipis, membayangkan bisa kembali bertemu dengan raga nya dan ayah bunda nya, juga anggota The Scorpion yang lain membuat nya tak bia menahan senyum.

Fixs.. ia harus Lebih dekat dengan Gave lagi setelah ini, lelaki itu sesekali pasti akan mengajak nya berkunjung melihat raga nya.

💢💢💢💢

Part gabut Nih, Buat nemenin para readers kesayangan Vee Berbuka❤❤💙💜💛💚💕💚💖💛💔💛💛💔💛💓💕

Vee kehabisan Ide😭😭 but untuk part depan udah ada titik terang😂😂

Jangan lupa Vote nya yak!!! W A J I B . GAK PAKEK ,

Semangat Puasa nya kawand💪💪

Salam sayang
uVi❤❤

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang