Chapter 66

4.3K 173 22
                                    

"Kehilangan paling sakit itu seperti apa?"

"Kehilangan paling sakit itu seperti apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎵Wish You Were Here - Neck Deep

Malam ini, sepertinya semesta dan takdir Tuhan sedang bersatu untuk menghancurkan harapan mereka semua. Ersan lalu menggenggam tangan Bintang, isak tangis cowok itu kembali terdengar ditelinga mereka.

Ersan lalu menatap lekat wajah tampan Bintang yang enggan membuka mata. Cowok itu masih tak percaya jika sahabatnya sudah pergi untuk selamanya. Padahal hari ini, Ersan dan Bintang baru saja menghabiskan waktu luang mereka bersama.

"Kebahagiaan versi apa yang mau lo berikan kepada Rain malam ini, Del?" tanya Ersan dengan suara gemetar.

"Kalo memang lo mau kasih Rain kebahagiaan kenapa harus ada isak tangis didalamnya."

Cowok itu lalu memejamkan matanya, kenangan ketika bersama Bintang dari semasa kecil hingga beranjak dewasa masih tersimpan rapih didalam benaknya. Ersan lalu mengerjapkan matanya saat merasakan ada tangan seseorang yang mengusap pelan bahunya.

Ia lalu menoleh ke samping, untuk memastikan siapa seseorang yang sedang mengusap pelan bahunya. Ersan menatap lekat wajah Bryan yang sedang tersenyum tipis, ia mengisyaratkan Ersan untuk melanjutkan pembicaraannya. Bryan ingin Ersan mengeluarkan seluruh kesedihannya atas kehilangan Bintang.

"Del gue masih ingat banget! Dulu setiap lo lagi cerita tentang permasalahan hidup lo, lo paling gak suka ketika ada orang lain yang tangisin masalah lo karena lo gak mau ada orang lain yang kasihan dengan kehidupan lo tapi sekarang semua orang yang ada disini lagi pada tangisin kepergian lo, seharusnya lo marah sama mereka tapi kenapa lo malah diam aja, seakan-akan semua orang yang ada disini gak bikin lo marah."

Ersan lalu mengambil barang-barang milik Bintang yang baru saja diberikan oleh suster. "Del, perasaan gue waktu itu lo pesan tuxedo warna abu-abu deh, terus kenapa sekarang warna tuxedo-nya jadi berubah warna merah udah tuh banyak bercak darah dan robekannya lagi!" ucap Ersan menatap lirih wajah Bintang.

"Del, ayo pakai tuxedo lo lagi. Soalnya gue belum lihat setampan dan segagah apa sahabat gue. Pokoknya apapun yang terjadi nanti malam ini lo harus bangun, lo harus buktiin ke kita semua kalo lo memang serius sama Rain."

"Ayo bangun Del! Ketua Nyctophile kok lemah! Masa untuk buka mata aja lo nggak mampu sih! Kemana Delfan yang selalu kuat? Kemana Delfan yang jago berantam dan balapan liar? Kemana Delfan yang sering bully kehidupan orang lain? Kemana Delfan kesayangan guru BK Angkasa? Ayo bangun Del, gue cuma butuh sahabat gue yang dulu bukan sahabat gue yang sekarang! Yang buka mata aja nggak mampu."

"Ayo tunjukkin ke kita semua seberapa kuat lo melawan takdir Tuhan, lo selalu bilang sama kita semua kalo kejaiban didalam hidup itu pasti ada, sekarang kita semua disini lagi nunggu keajaiban itu datang!" ucap Ersan tanpa sadar membuat seluruh anggota Nyctophile kembali menangis.

NYCTOPHILE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang