NYCTOPHILE [END]

Chapter 58

"Ayo sudah saatnya kita bahagia."

Hari sudah berganti menjadi pagi, Bintang segera pergi meninggalkan markas Nyctophile menuju rumah kedua orang tuanya.

"Sebelum ujian ada baiknya kita healing terlebih dahulu!" gumam Bintang.

Ia ingin menghabiskan waktu luangnya bersama keluarga termasuk bersama Rain. Motor Bintang sudah memasuki halaman rumah Abi.

Sang mama yang sedang menyiram tanaman hias kesukaannya langsung pergi menghampiri Bintang. Cowok itu segera turun dari motornya lalu memeluk erat tubuh sang mama.

"Selamat pagi mamaku yang cantik!" ucap Bintang lalu mencium lembut kening Rina.

"Selamat pagi kembali Bintang, tumben kamu jam segini sudah datang kerumah?" tanya Rina membuat Bintang terkekeh kecil.

"Biasalah ma, semalam aku habis nginap!" ujar Bintang begitu santai.

"Loh memangnya kamu habis nginap dimana?" tanya Rina memperhatikan wajah Bintang.

"Jadi begini ma, semalam aku habis nginap di markas Nyctophile karena jarak markas kerumah papa dekat banget jadi menurut aku sekalian aja mampir kerumah papa. Hitung-hitung biarin ada yang siapin aku sarapan pagi, soalnya daritadi malam aku belum makan nasi!" ucap Bintang mengadu pada Rina.

"Bintang seharusnya kamu makan yang teratur mama nggak mau asam lambung kamu kambuh lagi. Kebetulan mama sudah siapin sarapan pagi dimeja makan, kalo kamu mau sarapan gabung saja sama papa kamu, soalnya papa kamu juga belum sarapan."

"Tapi ma, aku malas banget sarapan pagi bareng papa!" ujar Bintang memberitahu Rina.

"Masih pagi gak boleh malas-malasan Bintang, ayo pergi kedapur sana katanya kamu daritadi malam belum makan nasi."

"Iya ma nanti aku pergi kedapur kok oh ya by the way Rain kemana kok gak kelihatan biasanya jam segini kan dia lagi duduk diteras bareng mama!" ujar Bintang mencari keberadaan Rain disekitar mereka.

"Oh sekarang mama paham, jadi kamu kerumah sepagi ini cuma mau ketemu sama Rain doang toh!" celetuk Rina sedikit menyindir Bintang.

"Jujur ma, selain mau sarapan pagi aku juga mau ketemu sama Rain, soalnya aku rindu banget sama dia."

"Hadeh rindu mulu kerjaanya padahal hampir setiap hari kamu datang kesini untuk bertemu dengan Rain."

"Ya namanya juga anak muda ma, kalo gak ketemu satu hari aja pasti rasanya rindu banget."

"Halah itu mah alasan kamu saja."