Chapter 43

6.6K 318 143
                                    

"Kehancuran yang akan memberimu kebahagiaan."

"Tolong tinggalin aku sendiri," lirih Rain menatap mereka semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong tinggalin aku sendiri," lirih Rain menatap mereka semua.

Satu persatu dari mereka langsung keluar dari dalam kamar, mereka mengerti keadaan yang sedang dirasakan oleh Rain.

"Kita nginap atau pulang, Bil?" tanya Ardilla pada Nabila yang sedang duduk disofa ruang tamu.

"Nginap aja yuk."

"Tapi gua rasa Rain butuh waktu untuk sendiri."

"Dia pasti syok banget."

"Mau kabarin Delfan kapan? Sekarang atau nanti?" tanya Bryan menatap wajah teman-temannya.

"Menurut gua nanti aja, biarin Rain sendiri yang kasih tau ke Delfan tentang kehamilannya," ujar Denzi memberi saran.

"Menurut lo Delfan bakal bahagia atau nggak, pas tau Rain lagi hamil anaknya?" tanya Panjo melirik Panca yang berdiam diri didepan pintu kamar.

"Entah, tapi menurut gua dia pasti bahagia secara kan dia mulai jatuh cinta sama Rain."

"Besok final Olimpiade-nya, semoga aja dia yang menang biarin suasana hatinya mendukung." Sahut Perwira diangguki oleh mereka.

"Aamiin, semoga aja Delfan juara satu."

"Gua sama Ardilla temuin Rain dulu ya." Tanpa seizin mereka Nabila dan Ardilla langsung masuk kedalam kamar Bintang.

Rain berdiri membelakangi mereka. Cewek itu sedang menikmati pemandangan lampu kerlap-kerlip jalanan Ibu Kota yang memanjakan mata.

Air matanya mengalir, saat mengingat ucapan Dokter tadi, yang mengatakan bahwa ia sedang berbadan dua. Rain menunduk, lalu mengusap pelan perutnya yang masih datar.

"Hai, benar ada kalian disini, aku bahagia banget karena aku gak akan sendirian lagi."

"Tapi disatu sisi aku takut banget, aku takut papa kalian nggak mau bertanggung jawab atas kehamilanku," lirih Rain sembari mengusap air matanya yang terus mengalir.

Ardilla dan Nabila saling melirik, mereka berjalan pelan menghampiri Rain. Keduanya merangkul bahu Rain dari belakang.

"Gua yakin Bintang pasti tanggung jawab atas kehamilan lo." Celetuk Nabila tersenyum kecil.

"Kalaupun dia gak mau bertanggung jawab, lo tenang aja gak usah sedih karena kita berdua nggak akan pernah tinggalin lo."

"Jaga keponakan gua ya, Rain." Pinta Nabila membuat Rain tersenyum kecil.

"Mau sebanyak apapun permasalahan yang sedang lo alami, jangan sampai stress ya."

"Lo gak boleh banyak fikiran, ingat kata Dokter tadi usia kandungan yang masih muda, mudah sekali rentan keguguran. Gua gak mau hal itu terjadi dikehidupan lo."

NYCTOPHILE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang