BAB 25 : KEMBALI SEBAGAIMANA MESTINYA

18 13 0
                                    

Jessica memasang raut muka cemberut sembari menggigiti bibir bawahnya. Dia ingin menggerutu, tetapi bingung ditujukan entah kepada siapa. Kupingnya terasa panas mendengar hiruk-pikuk para siswa dari kejauhan yang antri ingin berselfie ria bersama Rudi dan Gizel.

Dari tempatnya duduk di pinggiran kolam air mancur, Jessica menoleh ke arah tiang bendera. Melihat tingkah Rudi yang seolah-olah menjadi pasangan serasi Gizel. Hatinya menjadi muak.

Jessica teringat tahun lalu—Rudi mengusulkan ingin menjadikannya sebagai model utama kontes fotografi pada tahun ini. Menurut Rudi, tema gadis atlet renang sesuai profil yang digeluti oleh Jessica belum pernah ada yang mengusung.

Rudi pun sempat membuat topik di group sosmed sekolah untuk meminta pendapat kepada netizen SMA Budi Kasih mengenai keputusannya memilih Jessica. Responnya, sebagian ada yang setuju Jessica menjadi model dan sebagian merasa kurang cocok. Bahkan ada yang mengkritik Rudi harus profesional, jangan mentang-mentang sedang dekat dengan Jessica lalu menjadikan gadis itu sebagai model hanya untuk mengambil hatinya.

Rudi dan Jessica sudah lama dekat. Malahan beberapa siswa menganggap mereka telah berpacaran. Dari jalinan pertemanan itu Jessica seolah mendapatkan pencerahan jika selama ini kedekatan Rudi terhadap dirinya bukanlah sebatas ingin menjadi teman akrab semata, tetapi ada sinyal untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Hal itu ditunjukkan dengan minat dan keseriusan Rudi yang berencana memilihnya sebagai model utama. Jessica pun menabur harapan agar Rudi segera menembaknya.

Tetapi, kehadiran Gizel meleburkan harapan Jessica. Tanpa mendiskusikan dahulu dengan dirinya, secara sepihak Rudi langsung menetapkan Gizel sebagai model utama. Jessica sendiri tidak keberatan. Dia lebih mengenal Rudi daripada orang lain. Terlebih ambisi cowok itu yang meledak-meledak ingin memenangkan kontes demi meraih peluang melaju ke kompetisi tingkat nasional.

Melihat potensi yang dimiliki Gizel yang menurut Jessica mampu memenuhi ambisi Rudi, Jessica pun rela perannya tergantikan asalkan cita-cita lelaki yang disukainya tergapai. Kerelaannya membuahkan hasil, impian Rudi terwujud menjadi juara.

Hanya saja, Jessica kecewa selama membantu proses pemotretan di studio, perhatian Rudi lebih tercurahkan kepada Gizel. Puncaknya detik ini Jessica sakit hati melihat Rudi merangkul Gizel ketika berpose saat dimintai oleh siswa lain selfie bersama. Jessica mulai meragukan apakah kedekatannya dengan Rudi selama ini ada artinya? Jika hanya berakhir sebagai teman dekat, dia akan selamanya membenci Rudi karena sudah menabur benih harapan di hatinya.

"Jangan cemberut terus-menerus begitu, tidak bagus."

Perkataan seseorang mengagetkan Jessica yang sedang termenung. Dirinya mulai menelisik sumber suara. Ketika menoleh ke samping, Jessica melihat sosok yang sedang menggenggam botol minuman kaleng di kedua tangannya.

"Eh, kamu kan kalau tidak salah kak Raffi ... teman dekat mbak Gizel." Jessica mengingat sosok Raffi terkadang menjadi pembicaraan hangat di group sosmed sekolah karena berstatus teman dekat Gizel.

"Ini." Raffi menyodorkan minuman kopi kepada adik kelasnya itu.

Sebelumnya Raffi selalu canggung terhadap wanita. Tetapi interaksinya selama ini bersama Gizel, seolah menghapus kepribadian kakunya itu. Berkat Gizel sekarang dirinya merasa lebih percaya diri jika berhadapan dengan lawan jenis.

"Eh ... buatku?" Jessica nampak ragu untuk menerimanya.

"Lha emang buat siapa lagi. Terimalah, aku butuh teman minum disini." Jelas Raffi dan Jessica langsung meraih minuman kaleng itu.

"Makasih." Ucap Jessica sembari memandangi Raffi yang duduk disampingnya.

"Lagi cemburu ya melihat kedekatan Rudi dengan Gizel yang tengah sibuk meladeni permintaan selfie?"

SURAT CINTA PERTAMAKUWhere stories live. Discover now