BAB 18 : TAK INGIN LAGI PATAH HATI

17 12 0
                                    

Pada ruang tamu di rumah Raffi, terlihat Bagas, Anton dan Sylvia sedang duduk di sofa. Mereka bertiga bersyukur mengetahui keadaan Raffi yang kini telah membaik.

Sylvia nampak celingukan mengamati dekorasi interior rumah Raffi yang menurutnya begitu sederhana—sangat jauh berbeda dengan kemewahan rumahnya. Ini adalah pertama kalinya Sylvia mengunjungi rumah Raffi.

Lalu tiba-tiba, diluar dugaan siapapun, Sylvia mempertanyakan kejelasan hubungan antara Raffi dan Gizel. Dia meragukan apakah keduanya benar-benar teman dekat seperti yang dihebohkan di sosmed group sekolah beberapa hari yang lalu?

Sylvia tak bisa menutupi rasa kecurigaannya setelah tak sengaja mencuri dengar percakapan antara Bagas dan Anton.

"Jadi kabar viral di sosmed group sekolah yang menyatakan hubunganku dengan Gizel sebagai teman dekat hanyalah hoax." Ujar Raffi. Dia memandangi Sylvia, teman wanita ke dua yang menjamah rumahnya setelah Gizel.

"Oh ... jadi begitu ya kronologinya." Tukas Sylvia setelah mendengarkan penjelasan dari Raffi.

"Benar beb, Gizel mengakui Raffi sebagai teman dekat pada sesi perkenalan agar diperbolehkan wali kelas kita duduk disamping Raffi. Yang jelas Gizel berbohong niatnya baik tak lain ingin membuat Raffi sadar jika telah menciderai lututnya. Hanya saja dampak kebohongan itu terhadap murid lain dikiranya Raffi dan Gizel beneran teman dekat." Terang Bagas yang duduk di samping Sylvia.

"Kalau yang berbohong murid biasa sih gak bakalan terjadi apa-apa. Gak bakal viral. Tapi tahu sendiri kan Gizel begitu populer bak publik figur. Jadi apapun yang dia utarakan bakal ada dampaknya. Contohnya pada sesi perkenalan Gizel hanya asal berucap jika Raffi adalah teman dekatnya, imbasnya jadi bahan pembicaraan di group sosmed dan berujung seluruh penghuni sekolah langsung percaya." Ucap Anton yang duduk di samping Raffi.

"Nah beb, karena sekarang kamu sudah tahu, jangan bilang siapa-siapa ya soal ini. Biarlah hoax ini hanya kita berempat yang tahu kebenarannya. Raffi, aku dan Anton, kita bertiga tak lagi mempermasalahkannya." Bagas memandang penuh harap pada Sylvia.

"Malahan berkat kebohongan Gizel kupikir sekarang Raffi beneran deh jadi temen dekatnya Gizel." Celetuk Anton dengan nada canda berusaha menggoda Raffi.

"Apaan sih!" Dengus Raffi mendorong bahu Anton.

"Tenang saja, tak mungkin aku membocorkannya pada orang lain. Lagipula aku juga setuju jika kak Raffi beneran jadi teman dekat kak Gizel." Sylvia mendukung gurauan Anton.

"Ya ampun kalian ini. Kutegaskan ya aku hanya temenan biasa sama Gizel. Tidak lebih!" Raffi cemberut.

Tirai gorden tersingkap. Aira muncul seraya membawa nampan yang berisi 3 gelas minuman dingin. Aira menaruh nampan itu di meja tamu lalu mulai membagikan gelasnya pada teman kakaknya.

"Wah ini nih yang kutunggu!" Seru Anton sembari menelan ludah.

"Tidak usah repot-repot dik Aira. Setelah ini sebetulnya kita bertiga mau makan di warung Anton." Ujar Bagas.

"Halah gak usah sok sungkan begitu." Timpal Anton yang dengan segera langsung mengambil jatah minumannya tanpa menunggu dipersilahkan oleh Raffi selaku tuan rumah.

"Husss! Gak sopan tahu!" Celoteh Bagas sebal memperhatikan Anton sudah menenggak minumannya.

Aira nyengir mendengar perdebatan Bagas dan Anton seraya meletakkan gelas di hadapan Sylvia. Setelah itu dia mengangkat kembali nampannya dan diapitkan pada sela ketiak.

"Aku Aira, adiknya Raffi." Aira menawarkan jabat tangan.

Ini adalah pertemuan pertama Aira dengan Sylvia. Aira pernah diberitahu abangnya jika Bagas dan Anton masing-masing telah memiliki pacar namun dirinya belum pernah melihat sosok keduanya.

SURAT CINTA PERTAMAKUHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin