BAB 4 : BIDADARI MENYEBALKAN

41 31 1
                                    

Kelas 12 IPS 2 sedang melangsungkan pembelajaran sejarah. Guru yang mengampu terkenal membuat kantuk melalui metode penjabarannya. Terlebih pelajaran sejarah jatuh pada jam terakhir—di mana situasi itu adalah puncak lelahnya para murid yang telah beraktivitas sejak pagi. Jelas saja, saat ini terlihat beberapa siswa yang tepar tertidur di meja.

Terkecuali Raffi. Tanpa terserang kantuk, anak itu dengan serius mendengarkan materi yang dijabarkan oleh sang guru. Namun, setelahnya dia merasa bosan—karena apa yang diterangkan gurunya—garis besarnya telah Raffi pelajari tadi malam lewat buku materi dan browsing pengetahuan di internet.

Raffi melirik ke sebelah, mengamati Gizel yang juga masih senantiasa mendengarkan sang guru.

Sadar dirinya diamati, Gizel juga ikut menoleh, membalas tatapan Raffi dengan memicingkan mata, menatap tajam penuh kesebalan.

Raffi menelan ludah mendapatkan respon seperti itu. Dia lalu mengalihkan kembali pandangannya kepada guru di depan.

Cewek ini, menakutkan sekali. Huufftt.

Lalu Raffi berpikir ingin melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa bosan.

Raffi lantas menyobek selembar kertas. Mengeluarkan pensil dan penghapus. Dia memutuskan berlatih menggambar sketsa di sisa jam terakhir karena pada jam istirahat tadi—waktu yang biasanya dia gunakan untuk berlatih malah diisi acara ke kantin bersama Anton dan Bagas.

Lalu Raffi mengambil buku catatan dengan sampul foto wajah pemain bola klub favoritnya Manchester United. Rencana dia ingin menggambar sketsa wajah pemain bola itu.

Belum sempat menggoreskan ujung pensil di permukaan kertas, ponsel di saku celana Raffi terus bergetar. Getaran – getaran itu menandakan masuknya tumpukan notifikasi pesan.

Raffi merasa aneh, dia jarang mendapat banjir notifikasi seperti ini. Orang yang biasanya sering berkirim pesan selain kedua sahabatnya cuma anggota keluarganya. Jadi intensitas getaran ponselnya termasuk tak wajar.

Raffi merogoh saku celana. Mengeluarkan ponselnya. Bersamaan dengan itu dia mendapati suasana kelas jadi berubah.

Raffi mengamati sekeliling—mendapati sebagian besar temannya menunduk dan memainkan ponsel masing-masing di bawah laci meja agar tak ketahuan guru. Setelah berpikir sejenak, Raffi baru sadar—ternyata tidak hanya dirinya yang mendapatkan banjir notifikasi—seisi kelas juga mengalami hal serupa. Serbuan notifikasi pesan itu berasal dari group sosmed SMA Budi Kasih.

Walau begitu, Raffi juga masih penasaran. Group sosmed sekolahnya biasanya sepi. Adapun notifikasi hanyalah pengunguman kegiatan yang menyangkut akademik saja. Jadi sebenarnya apa yang membuat heboh?

Raffi memandangi ponselnya yang diposisikan di bawah laci meja. Ternyata sumber kehebohan berasal dari sebuah foto sosok Gizel ketika berada di kantin. Dia terkejut banyak murid laki-laki dari berbagai kelas di SMA Budi Kasih ramai mengomentari foto itu.

Waktu istirahat tadi, pasti ada salah satu murid yang memotret melalui ponsel sosok Gizel ketika berada di kantin. Lalu saat ini foto hasil jepretan itu diunggah ke dalam group sosmed sekolahan dengan judul : Ada Yang Tahu Siapa Bidadari Ini?

Foto itu menggambarkan sosok Gizel nampak sedang mengambil jajanan. Hanya satu foto, tetapi tak disangka mampu membuat gempar seluruh warganet group sosmed SMA Budi Kasih terutama kaum lelaki. Berduyun-duyun beragam pertanyaan bermunculan seperti :

Namanya siapa?

Apakah dia murid baru?

Dia kelas berapa?

SURAT CINTA PERTAMAKUOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz