Part 25

1K 52 6
                                    

💜Happy Reading💜

Alana berangkat ke sekolah di antar oleh sang sopir, karena tadi pagi tiba-tiba Papanya menghubungi Reyhan, dan meminta suaminya untuk ke perusahaan Ferdian.

"Sudah sampai, Non," ujar sang sopir yang membuat lamunan Alana buyar.

"Ah iya Pak, makasih. Nanti pulang sekolah Bapak gak perlu jemput saya,"

"Tapi Non, anda nanti pulangnya bagaimana?"

"Saya pulang bersama Mas Reyhan, Pak."

"Oh gitu, baik Non."

"Alana keluar dulu ya Pak? Sekali lagi terimakasih,"

"Iya Non. Non Alana tidak perlu berterimakasih, karena itu memang tugas saya."

Alana hanya mengangguk dan tersenyum tipis, setelah itu ia keluar dari dalam mobil dan buru-buru menuju kelasnya.

Alana merasa aneh, saat tatapan sinis dan berbagai cibiran dilontarkan kearahnya. "Kali ini gue salah apa lagi?" gumamnya.

Alana menggelengkan kepalanya, wanita itu menghiraukan sekitar dan lanjut berjalan.

Gila, gue gak nyangka ternyata dia murahan banget!

Iya, bisa-bisanya sampai kebobolan.

Mungkin karena dia cucu dari pemilik sekolah, jadi dia bisa berlaku seenaknya!

Murahan!

Bitch!

"Alana," panggil Sagara, yang tengah berdiri di samping lapangan.

Alana yang merasa terpanggil pun menoleh. Senyum manis terukir di bibirnya, wanita itu melambaikan tangannya dan berlari mendekati teman-temannya.

"Kalian nungguin gue?" goda Alana sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Raka berdecak malas, lalu menatap Alana dengan jijik. "Gak sudi gue nungguin cewek kayak lo!"

Deg

Alana cukup terkejut dengan kalimat yang dilontarkan oleh Raka. Tapi ia berusaha menepiskan, mungkin Raka hanya bercanda.

"Raka!" Dirga memberikan Raka peringatan melalui tatapannya.

"Kenapa? Emang benarkah yang gue bilang? Alana-"

"Raka! Kita bisa nanya masalah itu sama Alana secara baik-baik. Jangan kayak gini! Lagian kita gak tahu faktanya seperti apa, jangan sampai lo kemakan rumor gak jelas kayak gitu!"

Gilang maju selangkah dan berdiri tepat di depan Dirga. "Apa lo bilang? Rumor? Jelas-jelas udah banyak bukti yang beredar, dan lo masih bisa bilang kalau ini rumor?"

"Lo jangan bego! Jangan mentang-mentang Alana itu temen kita, lo membenarkan tindakan menjijikkan yang dia lakuin!" 

Dirga memejamkan matanya sejenak. "Gue gak membenarkan tindakan Alana! Tapi kita bisa minta Alana buat jelasin apa yang sebenarnya terjadi kan? Kita gak harus ribut dan memojokkan Alana kayak gini!"

"Kita semua udah dewasa! Dan ini juga masih di area sekolah. Kita bicarakan hal ini di ruang BK, atau mungkin kita bisa minta penjelasan dari keluarga Alana juga,"

"Lo semua diem! Biar gue yang atasi masalah ini." Sagara menatap tajam ketiga temannya itu.

"Tapi-"

"Gue bilang diem! Lo gak ngerti bahasa manusia?" bentak Sagara. Dirga mengangguk pelan, untuk saat ini ia memilih untuk bungkam. Tapi jika sampai Sagara berani menyakiti Alana, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Pak Reyhan [END]Where stories live. Discover now