Prolog

5.6K 104 0
                                    

💜Happy Reading💜

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau saudara Reyhansyah Gibran Andfarez bin Sean Geraldi Anderson, dengan anak saya yang bernama Alana Evren binti Ferdian Evren, dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat, satu unit mobil Ferarri, satu unit kapal pesiar dan uang senilai satu milyar, dibayar tunai."

Reyhan menarik nafas perlahan. "Saya terima nikah dan kawinnya Alana Evren binti Ferdian Evren, dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah."

"Alhamdulillahirabbil 'alamin ...."

Dengan serentak, semua yang ada di sana menundukkan kepala dan berdoa. Ada yang menengadahkan tangannya, ada juga yang menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Kepada kedua mempelai, dipersilahkan untuk menandatangani buku nikahnya."

Reyhan terlebih dahulu menandatangani buku nikah, kemudian ia memberikan bolpoin itu pada Alana. Alana terpaksa menerima bolpoin itu, lalu menandatangani buku nikahnya dengan malas.

"Saatnya sesi serah terima mahar, setelah itu baru tukar cincin."

Keduanya bangkit berdiri dan berjalan menuju tempat foto. "Tolong lebih dekat lagi!"

Alana berdecak kesal, ia paling tidak suka diatur. Reyhan yang paham akan situasi pun mendekat dan membisikkan sesuatu pada gadis yang baru saja resmi menjadi istrinya itu. "Alana, saya tahu kamu belum bisa menerima pernikahan ini. Tapi saya mohon, jangan bersikap seperti itu!"

Alana menatap Reyhan tajam. "Sampai kapanpun, gue gak akan pernah terima pernikahan ini! Ingat ya, gue terpaksa terima perjodohan sialan itu karena orang tua gue! Jadi, kedepannya lo jangan berharap banyak dengan pernikahan ini!"

Reyhan tersenyum tipis, ia paham dengan perasaan gadis itu. Tapi jika boleh jujur, ia menerima perjodohan kala itu karena ia memang mencintai Alana, bukan hanya karena orang tua mereka.

"Iya, saya tahu. Tapi saya akan terus berdoa, agar kamu bisa menerima saya sebagai imam kamu,"

"Dih, gak sudi gue!"

"Tolong hadap sini dulu, ngobrolnya bisa dilanjut nanti,"

"Oke bagus, senyum ya. Ayo mempelai wanita, senyum yang manis!"

"Alana, senyum!"

"Ck, iya-iya."

Reyhan tersenyum tipis. "Terimakasih."

Reyhan dan Alana tersenyum manis menghadap kamera. "Satu ... dua ... tiga ...."

Cekrek

"Oke, sekali lagi ya. Satu ... dua ... tiga ...."

Cekrek

"Ganti mahar yang lain!"

"Siap? Satu ... dua ... tiga ...."

Cekrek

Banyak sekali jepretan yang sudah tertangkap. Kini, saatnya mereka melakukan tukar cincin.

Reyhan terlebih dahulu menyematkan cincin emas tersebut di jari manis sebelah kanan Alana. Kemudian giliran Alana yang menyematkan cincin emas tersebut di jari Reyhan.

Cekrek

"Tolong cincinnya di hadapkan ke kamera!"

"Oke, tahan ya! Satu ... dua ... tiga ...."

Cekrek

"Bagus, lagi-lagi!"

"Satu ... dua ... tiga ...."

Cekrek

"Mempelai pria cium kening mempelai wanita!"

Deg

Seketika Reyhan merasa jantungnya berdegup dengan sangat kencang, ia melirik Alana yang sedang menatapnya.

"Mas, Mbak, ayo biar saya foto!"

"Ah, i-iya." Entah mengapa seketika Reyhan merasa gugup.

"Ck, buruan! Lo mau ngelakuin gak sih?" geram Alana, karena Reyhan sedari tadi malah diam.

"Cepetan, gue udah capek nih!"

"I-iya, sebentar!"

"Mas, ayo buruan!" sang fotografer juga merasa kesal karena Reyhan malah diam saja.

"I-iya Mas." Reyhan mengikis jarak diantara keduanya. Tangan kanannya ia letakkan di pinggang Alana, sedangkan tangan kirinya ia letakkan di belakang kepala gadis itu.

Cup

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Reyhan langsung menjaga jarak, tubuhnya terasa mati rasa hanya karena mencium kening Alana. Alana mengernyit heran, melihat tingkah laku Reyhan yang menurutnya aneh.

"Lo kenapa sih?"

"Ah, em ... enggak papa kok. Ya, saya gak kenapa-kenapa!"

"Aneh banget!" gumamnya, namun kemudian ia terlihat acuh.

"Ya Allah, baru cium kening aja hamba udah kayak gini. Apalagi nanti malam pas- eh apaan sih? Astaghfirullah Reyhan, mikir apaan sih!"

Reyhan mengetuk-ngetuk dahinya pelan. Alana semakin dibuat penasaran dengan tingkah laku Reyhan.

"Lo sebenarnya kenapa sih? Kalau sakit bilang! Jangan sampai lo tiba-tiba pingsan, entar nyusahin gue lagi."

Reyhan menggeleng cepat. "Enggak, saya gak sakit! Saya gak sakit ataupun yang lainnya, saya baik-baik saja!"

"Kalau lo baik-baik saja, kenapa tingkat lo aneh banget dari tadi?"

"Aneh? Em ... aneh gimana? Saya merasa kalau tingkah laku saya biasa aja, gak ada yang aneh sedikitpun."

Alana menuding dahi Reyhan. "Lihat! Padahal cuacanya dingin banget. Tapi kenapa lo bisa keringetan?"

Reyhan langsung menyeka dahinya. "Mungkin karena saya kecapekan, makanya saya keringetan,"

"Yakin?" Alana memicing curiga.

"Yah, mungkin karena kecapean! Bukan karena hal lain. Lagian mana mungkin saya ngeluarin keringat dingin hanya karena nyium kening kamu?" ceplosnya.

Reyhan langsung membekap mulutnya sendiri. "Ya Allah, kenapa pakai keceplosan sih!"

Reyhan menepuk pelan mulutnya. Alana semakin bergidik ngeri melihat hal itu. "Gila kali ya nih orang?"

💜TBC💜

New Story!!!
Nih, buat yang nunggu cerita anaknya Sean. Udah aku buatin nih, awas aja kalau di baca😐

Jangan lupa follow, vote dan komen!

Pak Reyhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang