Part 19

910 38 1
                                    

💜Happy Reading💜

Reyhan memastikan keadaan sekitar, setelah dirasa cukup sepi, ia langsung menghubungi seseorang.

"Hallo Bi,"

"Hallo Tuan,"

"Bi, kenapa Bibi tidak melaporkan ke saya tentang kondisi Alana?"

"Maaf Tuan, tapi-"

"Saya tidak butuh maaf dari Bibi! Yang saya butuhnya adalah jawaban dari Bibi, kenapa Bibi sampai lupa memberitahu saya?"

"Tapi Tuan, saya sudah berusaha menghubungi Tuan berkali-kali. Tapi nomor Tuan selalu tidak aktif,"

"Bentar Bi!"

Reyhan mengecek riwayat panggilan pada ponselnya, dan ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari pembantunya itu.

Reyhan merutuki dirinya, ia baru ingat jika tadi ia mematikan ponselnya saat mengajar.

"Maaf Bi. Saya baru ingat, kalau saya menonaktifkan ponsel selama mengajar,"

"Iya, tak apa Tuan."

"Em ... Bi, bagaimana kondisi Alana? Apa dia masih merasa mual dan pusing?"

"Iya Tuan, Nyonya Alana masih merasa mual dan pusing, tapi tidak separah tadi pagi,"

"Terus, dimana dia sekarang?"

"Nyonya sedang duduk di balkon Tuan, sedari tadi dia melamun dan sulit dibujuk untuk sarapan,"

"Apa terjadi sesuatu dengannya tadi?"

"Iya Tuan, Nyonya sempat mengalami keram pada perutnya. Saya mencoba membujuknya kembali untuk sarapan dan akhirnya Nyonya pun mau makan walaupun hanya sedikit,"

Reyhan terdiam sejenak, separah itukah kondisi Alana? "Bi, tolong berikan ponselnya ke Alana, saya mau berbicara dengannya!"

"Baik Tuan."

Samar-samar Reyhan mendengar suara penolakan dari sebrang sana, lalu ia juga mendengar helaan nafas yang ia yakini, itu semua bersumber dari istrinya.

"Kenapa?"

"Makan sekarang!"

"Gak mau! Kamu gak usah sok ngatur-ngatur aku, toh kamu juga gak perduli kan dengan keadaanku?"

"Makan sekarang, Alana! Gak usah kekanak-kanakan! Saya memang tidak perduli dengan kamu, tapi saya perduli dengan janin yang ada di dalam kandungan kamu. Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan calon anak saya!"

"Anakmu? Aku yang mengandungnya dan itu berarti dia adalah anakku, bukan anakmu!"

"Memang kamu yang mengandungnya, tapi dia adalah calon anak saya!"

"Dia anakku, bukan anakmu! Aku yang mengalami penderitaan selama mengandungnya, aku yang terus merasa mual, pusing dan menjadi lebih sensitif! Sedangkan kamu? Hah, kamu bahkan tidak terlibat apapun!"

"Saya memang tidak mengalami hal itu, tapi janin itu ada dari benih saya! Jadi kamu tidak bisa mengatakan, kalau saya tidak terlibat apapun!"

"Dan jika kamu lupa, akan saya ingatkan dengan suatu hal! Kamu waktu itu pernah bilang, kalau kamu belum siap untuk hamil dan bahkan kamu berniat mengugurkan kandungan itu. Dan sekarang, secara tiba-tiba kamu mengklaim bahwa janin dalam kandungan kamu itu adalah anakmu? Are you kidding me?"

Pak Reyhan [END]Where stories live. Discover now