Part 2

1.6K 73 5
                                    

💜Happy Reading💜

Selesai acara resepsi, Reyhan dan Alana memutuskan untuk pulang ke rumah Alana. Keduanya langsung beristirahat setelah makan malam bersama anggota keluarga yang lain.

Alana melepas aksesorisnya terlebih dahulu, lalu membersihkan make up diwajahnya.

"Saya mandi duluan,"

"Hm."

Reyhan masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan dirinya. Dibawah guyuran air shower, Reyhan memejamkan matanya. Seketika rasa segar menjalar di sekujur tubuhnya, saat badannya terasa sangat lengket terkena air yang dingin.

Beberapa menit kemudian, Reyhan telah selesai mandi. Ia keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit pinggang rampingnya dan bertelanjang dada.

Alana yang awalnya acuh, seketika terpaku dengan tubuh indah Reyhan. Perut six pack yang ingin ia raba, dada bidang yang ingin ia jadikan sandaran dan jangan lupa tubuh atletisnya yang sangat ingin ia peluk.

"Ekhm!"

Alana langsung tersadar dari kekagumannya. "Ngapain kamu ngelihat saya kayak gitu?"

Alana gelagapan, ia memutar otak untuk mencari alasan agar Reyhan tidak kepedean. "Gue gak ngelihatin lo! Gue cuma-"

"Cuma apa?" perlahan tapi pasti, Reyhan mengikis jarak diantara mereka.

Alana berjalan mundur, sampai terbentuk meja riasnya. Saat ia ingin berjalan ke arah kiri, Reyhan langsung meletakkan tangannya di sebelah kiri tubuhnya. Dan saat ia ingin keluar dari arah kanan, lagi-lagi Reyhan meletakkan tangannya di sebelah kanan tubuhnya. Alana tidak bisa bergerak, ia terkurung di antara meja rias dan tubuh tegap Reyhan.

Alana semakin gugup, saat Reyhan mencondongkan tubuhnya. Reyhan menatap manik mata Alana dengan sangat dalam, hal itu malah membuat Alana semakin gugup dan menjadi salah tingkah.

Tangan Reyhan terulur, mengelus pipi chubby Alana yang telah bersih dari make up. "Cuma apa, hm?"

Blus

Seketika rasa panas menjalar di pipi Alana. Alana memejamkan  kedua matanya dan merapalkan doa, agar pipinya tidak bersemu merah.

"Kenapa pipi kamu memerah?"

"What the f- oh shit! Kenapa harus blushing sih? Makin malu kan jadinya!" gerutunya dalam hati.

Reyhan masih setiap mengelus pipi Alana dengan pelan dan lembut. "Kamu malu sama saya?"

Alana sedikit mendongak, mata keduanya bertubrukan. Reyhan dibuat gagal fokus pada bibir mungil semerah buah ceri milik Alana.

Dengan tekat dan keberaniannya, ia semakin mendekatkan wajahnya. Kedua mata tajamnya terus menatap bibir Alana, seketika ia dibuat penasaran akan rasa dari bibir itu.

Cup

Alana terbelalak, saat merasa sebuah benda kenyal mendarat di bibirnya. Reyhan si pelaku malah memejamkan mata dan menikmati sensasi serta rasa dari bibir kecil nan mungil itu.

Reyhan melumat dan menyesap bibir Alana pelan, ia meremas pinggang Alana. Si empu dengan spontan langsung membuka mulutnya, Reyhan yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu pun juga langsung meraup habis bibir istrinya.

Alana terbuai dengan ciuman Reyhan, perlahan-lahan ia mengalungkan kedua tangannya di leher Reyhan, dan meremas rambut Reyhan dengan pelan.

Saat merasa sudah kehabisan nafas, dengan sangat terpaksa Reyhan menyudahi ciuman tersebut. Keduanya saling menatap dan terendah, berlomba-lomba meraup oksigen sebanyak-banyaknya agar tidak kehabisan nafas.

Pak Reyhan [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz