Kode Merah

1.3K 162 10
                                    

Derap langkah kaki melewati koridor, menuju ruangan pimpinan. Waktu sudah menunjuk angka menuju pukul 9 malam. Tapi ruangan sang direktur masih menyala terang.

Seseorang mengetuk pintu dari luar, yang langsung disambut dengan suara gelak tawa dari dalam. Rupanya bukan hanya Sehun yang berada di dalam ruangan, ada orang lain yang sedang bersamanya. Luhan bisa mendengar mereka saling mengobrol dan melepas tawa, sehingga tak mendengar ketukan pintu yang dilakukan Luhan dari luar ruangan.

Karena tak ada jawaban, juga keasyikan dalam ruangan Sehun tidak berkurang. Luhan memutuskan pergi. Bergerak menjauh dari pintu yang bertuliskan pimred.

Luhan melewati meja kerja sekretaris Sehun, dan memutuskan untuk berhenti sejenak. Sang sekretaris yang sedang merapikan beberapa dokumen tidak menyadari keberadaan Luhan. Rupanya ia sedang membereskan meja kerjanya untuk bersiap pulang.

"Apa aku mengganggu?" sapa Luhan dengan suara lembutnya seperti biasa. Senyum cantik dari pemuda itu langsung mendapat balasan yang sama dari sekretaris Sehun.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Lu?"

"Hum, apa kau tahu siapa tamu Sehun yang berkunjung malam ini?"

Sekretaris dengan name tag Yuki melirik sekilas ke arah ruangan si bos yang tertutup rapat.

"Saya tidak begitu mengenalnya, Tuan. Maaf sekali."

"Baik, tak apa."

Begitu Luhan akan berbalik, Yuki berbicara lagi.

"Tapi pemuda itu sering ke mari. Di jam makan siang, atau di akhir jam kerja seperti malam ini."

.
.

Tubuh dibaringkan kembali, tangan diikat ke kepala ranjang. Tubuh Zhan kini membentuk huruf X yang berada tepat di tengah kasur tipis berlapiskan sprei anti air.

Dalam satu tarikan napas yang panjang. Yibo akhirnya membuka pakaian yang masih melekat dalam tubuhnya. Menutupi bisep lengan dan perutnya yang berkotak enam.

Wang Yibo berdiri di samping tempat tidur. Mengusap-usap paha Xiao Zhan lalu menepuknya cukup keras hingga menimbulkan bekas kemerahan. Menerima itu semua Zhan hanya meringis menahan sakit, tapi hasratnya makin menggelora.

Milik Xiao Zhan sudah berdiri, sepenuhnya mengacung tanpa malu lagi. Bentuknya kecil berwarna jingga, dihiasi helaian bulu hitam tebal yang menggoda.

Yibo naik ke atas ranjang, lantas melepas borgol di kedua kaki Xiao Zhan. Menekuk kedua kaki hingga tumitnya mendekati pantat. Dalam posisi ini, apa yang disebut lubang surgawi barulah terlihat jelas di mata Yibo.

Daging berkerut yang teksturnya lembut dan sangat sensitif terhadap sentuhan. Ketika ujung jari Yibo menyentuhnya. Lubang itu secara otomatis melakukan gerakan membuka dan menutup dalam waktu yang singkat.

Yibo menjilat permukaan lubang menggunakan lidah. Si pemilik lubang menggelinjang, mendesah.

"Ah ...."

Yibo melakukan lagi jilatan menyapu kerutan itu. Lubangnya bergerak kembali. Ada getaran aneh saat miliknya dikecupi, Zhan merasa ujung pusaka tumpulnya merasakan getaran yang sama.

Tak ingin menunggu lebih lama, Xiao Zhan mengangkat pinggulnya sendiri setinggi lima senti. Membuat Yibo terpukau, mengelus bagian paha dan pantatnya yang bulat dan kenyal.

"Tuan!!!" Suara Zhan penuh permohonan.

Yibo tak mungkin salah mendengar dan menilai, jika pemuda yang tengah mempertontonkan kuncup merahnya dengan vulgar, sudah tak ingin melakukan pemanasan lagi. Hasratnya sudah terbakar sejak tadi.

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें