Dua Sisi

5.4K 389 37
                                    

Xiao Zhan, pria muda dari Calcutta baru saja menyelesaikan sekolahnya dan lulus secara mengagumkan. Ia bisa memilih ke mana ia akan melanjutkan, dengan melihat nilai akademiknya, perguruan tinggi mana pun di Delhi pasti akan menerimanya. Hanya satu kendala baginya, keluarganya tak punya cukup biaya untuk menopang kehidupan Zhan di kota.

Sungguh miris, dengan prestasi dan talenta yang dimiliki pemuda itu, haruskah ia berakhir mengelilingi api suci dengan gadis dari Tamil? atau ia harus bersabar menjadi penjaga toko beras di kampungnya?

Xiao Zhan sangat menyukai literasi, akuntansi, dan segala sesuatu yang berbau seni dan filosofi. Meski ia dibesarkan di lingkungan kumuh, di mana buku dan internet menjadi barang langka. Ia tak pernah kehilangan asa untuk memperluas wawasannya.

Ia sering menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan sekolah, meski buku yang ada di sana sangat terbatas. Ia juga sering menyewa dvd lagu-lagu berbahasa inggris untuk belajar bahasa internasional itu dengan cara mudah dan menyenangkan.

Ia pun nekat naik angkutan umum sejauh 8 km ke kecamatan, hanya untuk menikmati internet melalui rental komputer yang bertarif 2 rupee per jam.

Biasanya ia melakukan itu di hari minggu, seusai membantu ibunya berjualan di pasar. Dari sinilah Zhan mendapat info dari sebuah situs tentang lowongan pekerjaan bagi lulusan menegah atas. Zhan sangat bersemangat mengabarkan itu pada ibunya.

Ia kembali mengulang pelajaran yang ia terima di sekolah, dari jam 8 malam hingga jam 11. Lalu bangun jam 3 untuk mengulang lagi apa yang ia baca. Ia menjadi rajin berbicara sendiri di cermin, menggunakan bahasa inggris. Untuk melatih komunikasinya saat wawancara.

Zhan pemuda yang gigih, ia sulung dari tiga bersaudara. Membuatnya memiliki tanggung jawab terhadap adik-adiknya setelah ayahnya meninggal saat Zhan kelas sebelas.

*
*
*

Di belahan dunia lain.

Seorang pemuda berusia 29 tahun, dengan tubuh atletis dan kulit eksotis. Memiliki jadwal di tangannya, dari pagi hingga malam. Berbeda dengan Zhan, ia tidak perlu bangun pagi untuk masak atau mencuci kaos kaki. Ia cukup berdandan rapi, duduk di kursi menikmati teh hangat lalu berangkat bersama supir pribadi ke kantornya yang berlantai lima.

Makan siang, ia tinggal pesan. Segala yang ia perlukan, cukup memanggil seseorang yang ia sebut sebagai assistant.

Ia memiliki watak keras, tidak mentolerir kesalahan meski hanya sedikit. Kehidupan masa kecilnya tidak begitu menyenangkan, ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan tapi tak bisa menikmati permainan yang biasa dilakukan oleh anak kecil lainnya.

Ia telah dilahirkan dengan banyak jadwal dan planing yang menunggu. Les bahasa asing, les musik, pendidikan kepribadian, fitness yang langsung dibimbing oleh pelatih profesional dan diawasi oleh dokter ahli gizi.

Ekstrakurikuler karate, drama, yang hampir membuatnya gila. Tak ada hari minggu, semua hari dalam hidupnya seperti lembur. Jika bukan les piano, les komputer, analisa keuangan, bisa saja les renang.

Jika orang lain melihatnya sekilas, ia tampak sempurna dengan semua talenta dan kekuasaan yang ia miliki. Tubuh indah impian banyak perempuan, kemampuan menguasai tiga bahasa, bisa bela diri, meguasai ilmu akuntansi dan memiliki selera seni yang tinggi.

Jangan lupakan di mana ia lahir, nama marga yang mengikuti. Meski begitu, menjadi seorang Wang Yibo tidak mudah.

Marga Wang adalah keluarga tersohor dari Sanghai sebagai pemilik produser film dewasa terbesar ke tiga di Cina, dan terbesar ke dua di Osaka. Ayah Yibo, adalah keturunan Cina asli, sedangkan ibunya adalah perempuan berkebangsaan Jepang. Membuat Wang Yibo menguasai bahasa Cina, bahasa Inggris dan satu lagi bahasa Jepang.

.
.

Wang Yibo melempar map ke-5 yang disodorkan karyawannya dalam rapat direksi. Sekretarisnya mulai berkeringat, ia masih menunggu atasannya untuk memberikan perintah, tapi melihat reaksi sang atasan terhadap konsep yang diajukan para karyawan membuat sang sekretaris sedikit cemas.

Jika rapat hari ini tidak membuahkan hasil, wakil direktur di depannya ini akan melampiaskan kemarahannya pada si sekretaris.

Nanako melirik atasannya sekilas,Yibo mengetuk meja dengan kedua jarinya. Menunggu salah satu karyawannya memberikan terobosan baru. Sesekali ia melihat jam tangan rolex yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah setengah jam, namun tak ada gagasan yang mampu membuatnya terkesan.

Yibo menarik napas, sebelum akhirnya memukul meja dengan telapak tangannya.

"Jika kalian sudah tidak memiliki kreatifitas lagi, sebaiknya aku mencari pengganti. Besok pagi, jika di antara kalian tidak ada yang memberikanku ide yang cemerlang bersiaplah untuk turun jabatan!"

Yibo menutup rapat pagi itu dengan membanting pintu. Ia berjalan melewati lorong kamar produksi dengan kesal hati. Sambil menunggu lift, ia meminta Nanako membacakan agenda kegiatannya seminggu ke depan.

"Tak ada yang menarik," gumamnya.

Ia berhenti untuk masuk ke lift, saat ponsel di saku jasnya berbunyi. Ia melihat panggilan masuk dari temannya. Taehyung.

"Iya, ada apa, sudah pulang dari Eropa?" tanya Yibo pada lawan bicara.

"Aku pulang kemarin sore, karena merindukan temanku yang mesum, hahaha!" gelak tawa yang sudah seringkali Yibo dengar. Hampir tidak terdengar seperti ejekan lagi baginya.

"Berkacalah sebelum mengatakan itu, dasar Kanibal!" balas Yibo. Wajahnya minim ekspresi saat mengatakannya.

"Makan siang denganku, aku tunggu di tempat biasa!" tawar orang di seberang, mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Minta supirmu menjemputku sekarang, sebab supirku masih harus mengantar Nanako ke studio!"

"Hahaha, baiklah calon direktur film biru ....!" terdengar ejekan dari Taehyung, belum sempat Yibo membalas temannya itu. Sambungan ponsel telah ditutup.

Shit!

Kim Taehyung adalah sahabat baiknya sejak mereka satu kampus di Stanford University, Amerika Serikat. Taehyung memiliki darah Eropa dari ibunya dan darah jepang dari ayahnya. Taehyung bisa dibilang lebih kejam dari Yibo. Ia memiliki mata yang tajam, fantasi yang di luar nalar. Namun begitu, ia masih sering mengejek Yibo dengan panggilan aneh yang membuat ia sendiri terkekeh.

Ucapan Taehyung tidak salah, bahkan itu sangat benar dan tidak diragukan. Perusahaan milik Yibo memang bergerak di sektor film dewasa, bisa kita sebut pornhub. Bisnis ini sangat menjanjikan di jepang. Terhitung sudah ratusan film yang mereka luncurkan, mulai dari milf, rapped, cheating, hingga, full love story.

Rata-rata penikmat film panas garapan mereka. Menyukai adegan yang diawali cerita, porn with plot. Mulai dari ibu tiri dan anak, ayah mertua dan menantu, maupun kakak tiri dan adik tiri. Mereka juga membuat film yang berlatar sekolah atau tempar kerja. Adegan antara guru dan murid atau atasan dan bawahan. Dalam setahun mereka bisa meraup keuntungan jutaan dolar.

Hidup dalam dunia bisnis yang penuh vulgaritas, membuat Yibo kebal akan kemaksiatan. Ia sama sekali tak tertarik pada tubuh wanita berbadan sexy dan memiliki payudara yang besar dan kenyal. Ia juga terbiasa, melihat adegan memasukkan penis ke vagina, atau penis ke anus wanita. Bisa dibilang semua posisi bersenggama sudah di luar kepala. Adegan foreplay tidak membuatnya terhibur lagi. Semua terasa hambar. Ia ingin sesuatu yang baru, yang mampu mengguncang dunia hiburan film panas.

Bukan hanya plot dan posisi, visualisasi pemeran dan suara desahan juga sangat berpengaruh. Tapi ia belum menemukan artis yang pas untuk membuat jantungnya berdegup kencang karena ekspresi dan rintihannya saat disentuh lawan main.

Bisakah Wang Yibo menemukan orang itu?

Jawabannya adalah ....










Tbc.









Silakan hujat kata tbc di atas
Asal jangan hujat authornya
😆😆

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon