30

1.4K 183 41
                                    

Yibo menguji kekuatan tali, dengan cara menarik-narik kain itu ke bawah. Dirasa cukup kuat, Yibo mengambil dua tangan Zhan, dibawa ke atas melewati kepala. Menggunakan tali merah itu untuk mengikatnya. Membuat simpul mati di sana.

Tubuh Zhan telanjang, berdiri di bawah shower dengan tangan terikat ke atas. Mata Yibo mengamatinya dengan jelas. Dari jengkal kaki hingga ke ujung hidung yang menarik napas.

Yibo bermain-main dengan telunjuknya, menggoda bibir Zhan dengan cara mengusapnya lembut. Menyentil ujung puting yang berwarna kemerahan. Puting mengeras karena sikap jahil jari Wang Yibo.

Xiao Zhan menggigit bibir, jari Yibo bergulir. Turun melewati pusar, hingga tiba di garis tepi bekas celana dalam yang kekecilan. Yibo menggoda bulu rambut bagian bawah yang hitam dan tebal. Lurus di pangkal dan keriting di ujungnya, seperti baru saja diblow.

Yibo menarik-narik ujung bulu hingga rintihan perih keluar dari mulut Zhan. Yibo menyukai suaranya. Tak ingin berhenti menggoda. Jari Yibo yang berurat kini menyentil sepotong daging lembut yang menghadap ke bawah. Malu-malu untuk mendongak.

Yibo memegang ujungnya. Sejurus kemudian mengurutnya dari ujung hingga ke pangkal. Menimbulkan sebuah rintihan, juga perkembangan ukuran yang terjadi pada daging kecil tadi. Benda itu mulai mendongak perlahan, dan bertambah ukurannya, seiring tangan Yibo yang terus bergerak mengelus dan mengurutnya.

Yibo senang percobaannya berhasil. Ia menunjukkan itu semua pada Zhan.
"Lihat, milikmu sudah bangun!"

Zhan tersipu malu-malu, tapi tak bisa menutup wajahnya.

Yibo berdiri, menghadap sejajar dengan wajah Zhan.
"Jangan, senang dulu. Aku belum memberikan hukuman yang sebenar-benarnya hukuman!"

Tidak ada seringai, hanya sebuah tatapan yang tidak bisa diartikan sebagai sesuatu yang baik-baik saja. Zhan gelisah karenanya.

Yibo tidak memberi peluang, ia langsung meraup bibir Zhan tanpa banyak pertimbangan. Melumatnya habis seperti ia sedang mengecap rasa gurih daging bakar. Zhan hampir kehabisan napas dibuatnya.

Zhan ingin meminta berhenti. Tapi tangannya tak bisa digerakkan. Dan bibirnya masih tersumpal oleh bibir Yibo yang bergerak dominan. Menghisap dan sesekali menggigit ujung bibirnya. Hingga ada sedikit luka yang timbul karena rasa geram gigi Yibo, pada bentuk cantik dan tekstur lembut dari bibir Zhan.

Bibir Yibo semakin beringas, ketika rasa asin dari darah Zhan menyentuh indera pengecapnya. Ia menciumi Zhan tidak lagi dengan tempo yang pelan. Bibirnya bergerilya menuruni tulang selangka hingga ke dada. Bermain-main dengan puting. Seakan benda itu dapat mengeluarkan cairan. Menghisapnya dengan kuat, membuat dada Zhan mencuat ke belakang. Dan suara desahan mulai berdendang.

"Ah ...."

Bibir Yibo masih membasahi puting, menjilati dengan senang hati kemudian menghisapnya, hingga Zhan merajuk minta berhenti.

"Hentikan, Tuan Wang, ah ... henti ... ah ...."

Semakin Zhan merintih, semakin lidah Yibo bersemangat mencari tempat untuk dibuat jejak. Dada Zhan mulai diberi tanda merah. Dari bibir Yibo dan kekuatannya hebat dalam menghisap.

Kaki Zhan bergerak gelisah, saat bibir dan lidah Yibo makin turun dan turun lagi melewati pusarnya. Perut Zhan bergerak, tatkala lidah Yibo menyentuh ujung Zhan kecil yang mendongak.

Yibo berhenti, menatap ujung tombak tumpul yang bergerak sendiri. Kemudian mengadah, untuk melihat wajah Zhan yang gelisah.

"Mau dilanjutkan ke hukuman yang lebih liar?" Yibo menyeringai. Zhan mengangguk, takut untuk menolak. Untuk berhenti pun, sudah kepalang tanggung. Terlalu banyak gelitikan dalam syaraf sensitifnya, sehingga hasratnya mulai menggebu.

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu