Rencana Jahat

1.7K 214 16
                                    

Raj Patel sudah berdiri di depan kamar Xiao Zhan jam tujuh pagi. Ia mendekap tas coklat miliknya seraya merapikan rambAutnya yang diminyaki. Raj memencet bel di pintu beberapa kali. Menunggu si pemilik membuka pintu untuknya.

Xiao Zhan menggeliat, ada jejak liur di sudut bibirnya. Jika tidur dalam keadaan sangat lelah, Zhan tanpa sadar akan membuat peta di bantalnya.

Terdengar bunyi bel yang ditekan berulang. Zhan mencoba bangun, pertama-tama meraih ponselnya. Untuk memastikan ini sudah jam berapa. Zhan terkejut, dan hampir melompat dari kasur. Saat melihat sebuah notifikasi email, yang sudah lama ia tunggu-tunggu.

Xiao Zhan menari dengan gembira di depan patung Dewa Siwa. Mengucap syukur berkali-kali saat membaca isi pesan itu.

From : wyibo85@gmail.com

Aku akan pesankan tiket untukmu.  Seseorang akan menjemputmu hari Rabu.

Xiao Zhan melupakan suara bel di pintunya, hingga berganti dengan suara ponsel yang berdering di tangannya. Itu sebuah panggilan dari Raj, manejer di perusahaan Vikram.

Xiao Zhan lekas mengangkat telepon dari pria punjabi itu, lantas menyapanya dengan penuh semangat.

"Hai, Raj!"

"Aku di depan pintu kamarmu sejak tadi."

.
.

Xiao Zhan berjalan bersisian dengan Raj di sampingnya. Menuju sebuah halte tak jauh dari tempat tinggalnya. Kerikil kecil di halaman bangunan flat terinjak sepatu kulit Raj, menimbulkan bunyi gemeretak. Zhan tergelitik hatinya untuk bertanya.

"Kenapa tak membawa kendaraan pribadi?"

"Maksudmu mobil?" Raj balik bertanya, sedikit menoleh. Tanpa mengurangi kecepatan langkahnya.

"Iya," ucap Zhan singkat.

"Aku baru bekerja seminggu di sana, menggantikan manajer lama yang pensiun dini. Aku masih belum tahu berapa gajiku." Raj memperlambat langkah, saat melihat halte yang ia tuju sudah dekat.

"Tuan Vikram tidak begitu suka berbagi royalti dalam jumlah besar dengan para karyawan." Zhan menunduk, lantas menghela napas.

Ia mengikuti langkah Raj yang mulai tergesa.

"Apa kau mulai ragu untuk kembali ke sana?" Raj bertanya setelah mereka sampai di halte.

Xiao Zhan tidak lantas menjawab. Ia merenungi tawaran yang dikirim Tuan Vikram kemarin sore, untuk bekerja kembali di perusahaannya. Bersamaan dengan itu, Zhan juga mendapat email yang baru diterima tadi pagi, dari seseorang bermarga Wang. Yang cukup terkenal sebagai pemilik rumah produksi film porno di Jepang.

Kenapa dua tawaran ini datang secara bersamaan? Manakah yang akan Zhan pilih?

.
.

Di meja panjang sebuah ruangan berpendingin. Para pemegang saham duduk mengitari meja. Bersama seorang direktur yang berdiri di ujung, dengan tatapan lurus pada asistennya yang berada di seberang.

"Silakan jika ada pertanyaan," ucap pria yang sejak tadi memimpin rapat.

Setiap orang ragu untuk bertanya. Mereka hapal raut wajah datar yang ditampakkan Yibo di tengah rapat bukanlah hal yang bagus. Ada jeda sesaat, sebelum akhirnya Nanako menutup dokumen terakhir yang sudah selesai ia bacakan.

"Jika tidak ada pertanyaan lagi, sebaiknya rapat hari ini ...."

"Tunggu!" terdengar seseorang menginterupsi.

Pria tampan yang memiliki ekor mata tajam dan senyum menawan.
"Aku berinvestasi di beberapa perusahaan. Termasuk Wang Porn Quality dan Desire Wang ltd. Sejauh ini WPQ berada selangkah di depan, dengan karya beragam. Mereka sudah menghasilkan puluhan video panas dalam sebulan. Sedangkan DWltd, tidak ada kemajuan sama sekali. Berapa lama kami harus menunggu video baru kalian diluncurkan?"

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang