36

1.2K 174 12
                                    

Tubuh kurus itu dibawa ke kasur dengan cara digendong seperti pengantin. Mata si pemuda dalam gendongan masih terpejam, tak merasakan adanya orang asing yang memindahkannya dari kursi ke ranjang.

Barulah saat kepalanya menyentuh bantal, dan sandal di kakinya dilepaskan. Pemuda bernama Zhan itu menggeliat, ia merasa geli. Merasakan ada sentuhan kecil di telapak kakinya.

Ia mencoba membuka mata perlahan. Tapi yang terjadi adalah matanya tiba-tiba ditutup dengan telapak tangan besar. Lalu bisikan pria yang napasnya hangat menyapu telinganya.

"Aku menyukai tulisanmu. Bagaimana jika kita praktekan salah satu adegan di dalamnya?"

Xiao Zhan seperti seseorang yang baru dihipnotis. Ia mengangguk setuju akan usulan Wang Yibo.

Rasa penasaran Zhan akan segera terbayarkan.

.
.

Mata yang indah ditutupi kain merah darah. Hanya itu yang melekat pada dirinya yang terlentang tak berdaya. Ikatan di kedua tangannya cukup erat, membuatnya tak bisa bergerak bebas. Kakinya disangga di atas besi di pinggir ranjang. Satu demi satu diikat di setiap sisinya, dengan borgol warna hitam.

Kulit putihnya yang halus dibiarkan diserbu oleh air conditioner yang menyala. Menggigil ia tanpa busana. Lilin lilin yang bibakar di pinggir ranjang. Tak mampu menghantarkan panasnya.

Bulu-bulu halus di kulitnya berdiri seketika. Saat kain berbulu yang telah dicelupkan di bak penuh balok es, disentuhkan di paha dalamnya.

"Ah ...." Ia mendesah dalam derita, tapi tak mampu membuka mata.

Ia memelas minta dilepas, tapi tangan itu belum puas.

Mencelupkan kembali benda berbulu ke dalam bak, lalu membuat benda itu berjalan pelan dari ujung jemari kaki, melewati betis ramping, menuju paha putih tanpa cela. Memainkan bulu itu di sana agak lama, hingga si pemilik paha bergerak menimbulkan bunyi gesekan atara kakinya dengan besi pembatas ranjang.

Benda berbulu disingkirkan, diletakkan asal di lantai kamar.

Permaianan baru saja dimulai. Dua bola kembar diaduk menggunakan mulut, membuat kedua kaki itu menekuk.

Pria berpakaian merah darah, mengambil lilin yang menyala. Memiringkannya di atas paha yang terbuka. Tubuh lilin yang terbakar menimbulkan lelehan, menetes mengenai kulit putih tak bernoda.

Si pemilik kulit berteriak, mengguncang tubuhnya hingga ranjang besi berderit. Panas di pahanya datang tiba-tiba, setelah bulu halus dingin baru saja berpijak di sana.

Tak cukup satu tetesan, lilin dibawa berjalan ke tubuh bagian bawah. Menemui daging berujung bulat, warna merah muda.

Dimiringkan kembali lilin itu ke arah sana, tepat di titik kepala yang permukaannya lebih halus, juga berwarna lebih terang daripada di bagian batangnya.

Tubuh itu meronta, berteriak penuh derita. Semakin nyaring suaranya, semakin bergairah orang di atasnya. Panas yang menyentuh ujung alat vitalnya terasa ngilu hingga ke pangkal. Sensasi kulit yang terbakar bersamaan dengan rasa panas yang menjalar. Menyalakan api gairah di bagian tubuh yang lain.

"Ouwhhh ... ahhhh!!!!"

Melihat bagaimana tubuh menggelinjang, juga mulut yang berteriak kalut. Antara desah juga kemelut. Membuat si dominan, menyeringai dalam kemenangan.

Lilin diletakkan kembali ke tatakan, setelah banyak bagian yang telah terisi lelehan, termasuk bagian pusar dan alat vital.

.
.

Tubuh Xiao Zhan melengkung. Kedua kaki yang terikat menahan gerakan yang lebih brutal. Rasa panas lelehan lilin di kulitnya, bercampur dengan jejak rasa dingin di syarafnya menciptakan halusinasi vulgar.

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)Where stories live. Discover now