31

1.3K 159 22
                                    

Cairan licin kembali dituangkan ke ujung benda, terus dilumuri hingga ke tengah. Xiao Zhan mengambil napas, ia begitu gugup untuk menerima sesuatu yang dilakukan Yibo padanya.

Kaki Xiao Zhan yang setengah terangkat dan terikat. Membuat bagian belakangnya terbuka. Sehingga celah pantat itu bisa dilewati dengan mudah.

Benda itu diarahkan ke lubang, dibantu jari yang bertugas membuka gerbang. Benda berdiamater 3cm yang sudah licin oleh cairan, didorong masuk melewati kerutan. Menyebabkan si pemilik lubang membusungkan dada, merintihkan gelora.

"Ah, Tuan!"

Tapi itu belum seberapa, saat Yibo akhirnya menekan tombol on yang serta merta membuat benda yang sudah tertanam separuh di lubang Zhan, bergetar. Tempo awal hanya dimainkan secara standar. Tapi Xiao Zhan yang lubangnya perawan. Bergerak gelisah. Menggenggam jarinya sendiri cukup ironi. Tak bisa melepaskan diri.

Rasa perih di sekitar kerutan bertabrakan dengan getaran heppi di dinding lubangnya, yang menerima getaran dari benda berujung bulat. Ada rasa dingin dan basah. Getaran itu pula membuat syaraf di dalamnya digelitiki, Zhan menjadi birahi. Sampai lupa pada rasa perih akibat lubang kecilnya yang dibuka paksa, dan dijejali benda asing tanpa nyawa.

Benda itu bergerak di dalam tubuh Xiao Zhan. Memantul di dinding kulit yang basah. Menggoda hasrat Xiao Zhan hingga pemuda itu tak mau diam. Ini kali pertama lubangnya dipenuhi benda yang mampu bergetar menyentuh lapisan kulitnya yang sensitif.

Zhan menggigit bibirnya, tak ingin melepaskan suara. Yibo tentu tak terima, ia ingin mendengar Zhan merintihkan namanya. Jadi ia ke luar dari kamar mandi untuk mengambil sesuatu. Dua penjepit kecil yang terhubung dengan kabel dan alat yang bisa dinyalakan.

Yibo dengan cermat meletakkan jepitan kecil itu di kedua puting Zhan. Menyalakan fitur getar, dan membiarkan alat yang bekerja untuk mencabuli Zhan.

Yibo berdiri dengan mata terbuka lebar, menyaksikan Zhan yang didera gelombang kenikmatan. Mata sayu yang terpejam dengan gurat nafsu dari bibirnya yang mulai mengalunkan desahan kacau.

"Ah, ah, ah, ah!"

Momen ini tak ingin Yibo lewati, sebagian otak liarnya menyuruh Yibo mengabadikan ekspresi wajah Zhan yang tersiksa birahi, juga suara-suara rintihannya yang membuat libido Yibo tergelitiki.

Yibo berniat mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas, tapi sebelumnya ia ingin melaksanakan tujuannya membawa Zhan ke kamar mandi.

Yibo menghidupkanb shower, air hangat mengalir. Membasahi rambut Xiao Zhan, jatuh ke bahunya dan meluncur tanpa penghalang ke bagian tubuhnya yang lain.

Sementara dildo sedang melakukan pekerjaan menggempur lubang Xiao Zhan, dan penjepit sedang menggelitiki putingnya. Maka air dari shower akan bertugas sebagai pembersihnya.

Yibo meninggalkan Zhan sendirian di bawah guyuran shower yang mengalirkan banyak air. Desahan Zhan teredam oleh air yang mengucur, ia bahkan susah payah membuka mata.

Rasa hangat air dan dinginnya ruang kamar mandi, membuat tubuh Zhan memerah, syarafnya bergelora dari dalam. Ia ingin lepas, berteriak nikmat namun tak begitu nyaring terdengar.

Yibo mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas. Secara kebetulan. Ia mendapat telepon dari seseorang. Yibo menyentuh tombol hijau demi mendengarkan suara di seberang sana.

Terlalu serius persoalan yang sedang dibicarakan, sehingga Yibo lupa diri dan entah berapa lama meninggalkan Zhan dalam kenikmatan dan terguyur air di tengah malam.

Ia sadar apa yang terjadi ketika terdengar orang di seberang menutup telepon, karena ingin ke kamar mandi sebentar. Kata kamar mandi seperti alarm, membangunkan kesadaran Yibo tentang keberadaan Zhan di rumahnya.

Yibo melempar ponselnya ke atas selimut, ia setengah berlari menuju kamar mandi. Dan bergegas membuka pintunya.

Yibo menutup mulutnya sendiri. Di saat ini, kesadaran Yibo benar-benar kembali dari perjalanan fantasi liarnya.

Ia melihat sosok ramping yang tangannya terikat ke atas, dan sebelah kaki diikat ke samping. Bersama dua alat sex yang Yibo letakkan di tubuhnya, telah terkulai lemas.

Cairan putih kental menciprat di dinding kaca, sebagian lain juga telah dibawa air yang mengalir. Pemilik tubuh menunduk, dengan rambut basah kuyup dan bibir putih pucat. Yibo mengangkat wajah Xiao Zhan, lalu tergagap dan pergi ke kamar kembali untuk menelpon sahabatnya.

.
.

Ruangan tertutup, dengan aroma obat dan desinfektan. Gorden warna coklat terang, dan sofa dengan warna sama. Di sanalah Yibo duduk bersebelahan dengan Taehyung. Menatap tubuh Xiao Zhan yang terbaring.

"Aku lepas kendali, Tae!" Yibo berujar gusar. Sesekali mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Dia tidak apa-apa kata dokter." Taehyung menyahut.

Jungkook yang berdiri di samping sofa. Menajamkan pendengarannya, berusaha mencerna obrolan kedua pria di sampingnya.

"Dia terlalu lembut untuk disakiti." Yibo berucap seolah pada diri sendiri. Taehyung menepuk-nepuk punggung Yibo. Ini sudah lewat 5 tahun setelah kejadian itu. Tapi Yibo masih merasakan traumanya.

Jungkook baru saja melihat wajah Yibo yang lain. Bos yang dingin, keras dan arogan itu baru saja memperlihatkan sisi lemahnya. Wajah cemas dan penyesalan yang tak pernah ditampakkan seorang Wang Yibo. Kini bisa dinikmati oleh Jungkook dengan senyuman licik yang ia sembunyikan dengan apik.

Lekas saja pemuda Jeon itu berpamitan untuk ke toilet sebentar. Hanya untuk mengabarkan berita penting ini pada Wang Sehun. Agar pria itu semakin percaya pada Jungkook, dan memberikan tip besar padanya.

"Jangan terlalu cemas, Bro. Dia sebentar lagi akan siuman! Taehyung dengan suara konyol yang dibuat-buat.

Yibo mengambil napas, lalu menoleh pada Taehyung sambil menggenggam tangannya.

"Kau pulangkan saja dia ke India, aku akan mencari aktor lain untuk filmku kali ini."

Taehyung bergidik ngeri melihat wajah sayu Wang Yibo.

"Iyuh, kau tidak cocok memperlihatkan muka mellow!" ejek Taehyung, sembari melepas genggaman tangan Yibo dengan kasar.

"Tapi aku tetap tak setuju, jika Jungkook yang jadi pemerannya!" Taehyung bersikeras.

"Terserah, yang jelas Jungkook sudah tandatangani kontrak." Jawaban Yibo membuat Taehyung serta merta berdiri sambil menunjukkan raut wajah emosi.

"Jangan marah padaku. Kau tanyakan sendiri pada pacarmu itu, kenapa dia setuju!?" jelas Yibo lalu kembali pada muka dia yang sebenarnya, dingin dan datar. Tentu urusan pekerjaan dan perasaan memiliki reaksi yang berbeda, bukan?

Taehyung melepas jaketnya, dan melemparnya ke muka Yibo.
"Hei!" Yibo ingin protes, tapi Taehyung tidak menggubris dan lekas berjalan menuju toilet di luar ruang Vip.

Langkah Taehyung tergesa, ia begitu mudah tersulut emosi. Mencari tulisan toilet dengan tak sabar, dan menemukannya di ujung ruangan.

Taehyung yang sudah tak sabar langsung saja masuk untuk mendorong pintu berlambang man. Saat sayup-sayup ia mendengar Jungkook berbicara dengan seseorang.

Taehyung menghentikan gerakan tangannya yang sudah siap mendorong. Ia memilih berdiri di sana, sambil menempelkan telinganya ke daun pintu.

Samar-samar terdengar Jungkook memanggil seseorang dengan panggilan bos. Lalu tertawa riang seolah sedang merayakan sesuatu. Hati Taehyung mencelos. Tidak mungkin Jungkook berbicara dengan atasannya dengan suara seperti itu. Seperti penggoda suami orang.

Taehyung jadi bertanya-tanya, siapa yang sedang berbincang dengan Jungkook. Apa mungkin pemuda Jeon itu memiliki kekasih selain Taehyung?

Karena rasa cemburu dan hati yang terbakar prasangka buruk. Taehyung mengurungkan niatnya untuk bertanya perihal penandatangan kontrak. Yang ada di pikirannya kali ini hanyalah teka teki tentang siapa orang yang Jungkook ajak bicara barusan.

Dia adalah ....











Tbc

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)Where stories live. Discover now