Email

1.9K 252 39
                                    

I love you
All

💕



















Xiao Zhan hari ini resmi dipecat dari perusahaan penerbitan milik Vikram Sharma. Jelas sekali penyebabnya adalah, karena file cerita yang rusak, membuat Zhan tak bisa menyetor cerita tepat waktu. Itu berakibat pada batalnya kontrak antara Vikram dan perusahaan Yibo.

Semua kesalahan ditimpakan pada Zhan. Setelah mengalami kekerasan fisik, Zhan tidak mendapat pesangon yang memadai. Bahkan, gajinya selama ini tidak menyentuh angka 1% dari total penjualan seluruh buku yang ditulisnya.

Royalti terbesar tentu dinikmati oleh Vikram dan jajaran direksinya. Sedangkan pujian dan ketenaran, dinikmati oleh Pooja Sharma yang mengklaim diri sebagai penulisnya.

Xiao Zhan mengambil beberapa pakaian di lemari. Dengan gerakan lemah, memasukkannya ke dalam tas ransel hitam. Ia melirik sekilas ke arah cermin, saat dirinya melihat patung Dewa yang menjadi tempatnya berkeluh kesah.

Ia berujar dalam hati, setelah sekian lama hanya sabar dan sabar yang ia terapkan setiap hari.

"Ya, Dewa. Tidak adil rasanya hidup ini. Jika perjuanganku sampai di sini harus berakhir. Masih banyak sederet impian yang belum sempat kukatakan padaMU. Bahkan, tak satu pun yang sepertinya KAU kabulkan."

Xiao Zhan menatap patung sendu, pada batu hitam yang selalu ia taburi bunga-bunga setiap paginya. Xiao Zhan sudah mengemasi barang-barangnya untuk kembali ke kampung halaman di Calcutta.

Ia tidak memiliki alasan lagi untuk tinggal di kota. Tanpa pekerjaan dan uang, dengan apa ia akan bertahan hidup?

Xiao Zhan berjalan ke jendela kamarnya. Untuk terakhir kali melihat langit kota, dan menyaksikan gedung pencakar langit berdiri pongah di sisi gedung lainnya.

Xiao Zhan tersenyum pada matahari yang sedang bersinar sebegitu terangnya pada bumi. Saat itulah Xiao Zhan menemukan alasan untuk bertahan.

Kata menyerah hanya ada dalam kamus orang-orang pecundang. Jika Zhan memiliki mimpi. Bukan hanya doa yang mampu mewujudkannya. Melainkan, tekad, kerja keras, dan sikap pantang menyerah yang menjadi senjata utama.

Ia tak jadi menutup jendela kamarnya. Ia memilih membuka jendela dengan lebar, membiarkan udara masuk dan mengisi kamarnya yang mulai menjenuhkan.

Xiao Zhan berbalik, menatap ransel hitam yang padat berisi. Ia mengambil beberapa lembar uang rupee yang tersisa.

Tunggu aku! Aku akan menemukanmu! Gumamnya dalam hati.

.
.

Ruangan terasa menyempit
Dua tubuh terhimpit
Ranjang berderit
Lubangku sakit

Yibo menatap layar pc-nya seakan ia ditarik gelombang syahwat di sana. Setelah membaca sebuah email yang dikirim oleh orang misterius dengan nama akun Lady X.

Yibo berpikir lady adalah seorang wanita. Otaknya langsung terhubung pada seorang penulis bernama Pooja Sharma. Susunan kalimatnya hampir sama dengan apa yang pernah Yibo baca di dalam karya Pooja.

"Apa ia sedang ingin bermain-main denganku?"

Yibo bukan orang yang mudah tertarik pada sesuatu yang masih abu-abu. Ia mengabaikan email itu. Melanjutkan kesibukannya untuk melihat beberapa usulan dari para staf-nya.

Penulis skenario di kantornya, bernama Ji Li. Tulisannya cukup nakal dan liar. Meski ia terlihat imut dan lucu, tapi isi otaknya tidak seperti itu. Sayangnya Yibo ingin sesuatu yang beda. Sex dengan seni. BDSM yang tidak hanya mencantumkan kekerasan di dalamnya. Melainkan sebuah komposisi rasa cinta, gairah, asmara, dan rasa sakit yang dililit oleh birahi tanpa jeda. Itu pasti akan sangat menggelora.

Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)Where stories live. Discover now