MGMH 37

93.3K 9.2K 377
                                    

Hai pren...

Gimana hari pertama puasanya?

Sahur dibangun ayang gak😌

Aku up menyesuaikan chapter ya pren, kalau chapter nya bikin emosi aku up malam ba'da tarawih, kalau chapter nya gak bikin emosi aku up siang.

Bantu tandai yang typo yaaaaa.

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!!!

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Pukul 19:30 Nazwa dan Gus Maulana masih berada di atas sajadah mereka, Gus Maulana tengah menguji hafalan istrinya. Setelah selesai sholat dan berwirid tadi, Nazwa meminta Gus Maulana untuk menguji hafalannya kembali.

Gus Maulana dengan senang hati membantu sang istri, ia akui bahwa istrinya itu adalah termasuk orang yang mempunyai daya ingat yang sangat kuat.

"Mas kok gak sholat di masjid?" tanya Nazwa saat sudah selesai.

"Gak papa sayang, hari ini jadwal Bang Kahfi yang imam, jadi tadi Ummi sama Bunda minta aku buat sholat di rumah aja sama kamu," ujar Gus Maulana seraya tersenyum dan mengusap pucuk kepala sang istri.

Nazwa tak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Tak lama adzan isya pun berkumandang, Nazwa dan Gus Maulana segera mengambil wudhu mereka.

Setelah itu mereka berdua pun melaksanakan sholat isya berjama'ah, setelah selesai sholat isya Nazwa dan Gus Maulana tidak membaca Al-Quran lagi, karena mereka takut Ummi Latifah dan yang terlalu lama menunggu mereka.

Selesai merapikan perlengkapan sholat, Nazwa dan Gus Maulana segera keluar kamar menuju dapur untuk makan malam.

Tangan Gus Maulana melingkar posesif di pinggang ramping sang istri, saat mereka di tengah anak tangga, Gus Maulana dengan sigap menutupi wajah istrinya karena ternyata dibawah sedang ada tamu.

Gus Maulana berdiri di hadapan sang istri, Nazwa yang melihat itu pun di buat bingung, pasalnya ia tidak mengetahui bahwa di bawah sedang ada tamu.

"Kenapa Mas?" tanya Nazwa.

"Sayang, ke kamar lagi ya, ambil cadar dulu, di bawah lagi ada tamu," ujar Gus Maulana.

Mendengar itu Nazwa sedikit terkejut, ia pun semakin mendekatkan dirinya kepada sang suami. Akhirnya Nazwa pun kembali ke kamar untuk mengambil cadar nya.

Saat Nazwa sudah di kamar, ia tidak hanya mengambil cadar, namun ia juga mengganti pakaiannya karena tadi ia hanya memakai daster saja.

Setelah selesai mengganti baju dan memakai cadar, Nazwa segera keluar untuk mendatangi suaminya yang masih menunggu di tangga tadi.

"Mas," panggil Nazwa.

"Kok ganti baju?" tanya Gus Maulana sambil menaikan satu alisnya.

"Kan tadi Nazwa pakai daster Mas, mulai sekarang Nazwa gak mau diliatin banyak orang saat memakai pakaian berwarna, kecuali Mas, Ayah, Abang, sama Abi. Jadi Nazwa kalau keluar mau pakai pakaian serba hitam aja," ujar Nazwa sambil melingkarkan tangannya di lengan sang suami.

Saat mendengar ucapan sang istri, hati Gus Maulana rasanya menghangat. Ia tak mampu berkata-kata lagi, Gus Maulana hanya tersenyum dan mengusap pucuk kepala sang istri sambil menuruni anak tangga.

"Tata Awa," panggil Gus Alwi saat melihat Nazwa baru saja turun.

"Hai Gus Kecil," sapa Nazwa.

Gus Alwi hanya tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang masih belum semuanya tumbuh, Nazwa terkekeh saat melihat tingkah laku Gus Alwi.

My Gus My Husband [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang