MGMH 21

142K 14K 1.4K
                                    

Hai pren, up lagi nih.

Mau tanya nih sama kalian, tapi tolong jawab yaa!!!

Tolong dibaca dulu pren!!!

Di wattpad kalian ada tombol bintang gak pren?

Kalau ada kok gak vote 🙂

Yang baca nembus 3k lebih tapi yang vote nyampein 1k aja susah banget 🙂

Kalian sering marah-marah karena aku lama upload, aku gak bakalan lama up kalau kalian rajin vote.

Kasih 1 vote gak rugi kan pren.

Sedih tau, banyak banget yang bilang up nya lama, capek nunggu, capek di gantung mulu, bosen banget up nya lama. 🙂

Kalau mau aku sering up, ya kalian juga harus rajin vote.

Aku ngeluangin waktu buat nulis chapter selanjutnya buat ngehibur kalian, tapi kalian nya gak ada apresiasi:)

Tolong banget ini mah, vote yang rajin pren, jangan suka marah-marah sama author kalau gak ada up.

Kalau mau marah, ya marah ke yang baca tapi gak vote.

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

"Nazwa mau martabak manis, Mas," ucapnya pelan sambil menundukkan kepalanya.

Gus Maulana membelalakkan matanya, apa ia tidak salah dengar, istrinya ingin martabak manis di jam dini hari. Oh ayolah, dimana ia harus mencari.

"Martabak?" tanya Gus Maulana.

Nazwa pun menganggukkan kepalanya dengan mata yang berbinar, sedangkan Gus Maulana yang melihat itu pun di buat gemas, mana bisa ia menolak permintaan istri kecilnya itu.

"Beli dimana Sayang? Ini baru jam setengah tiga loh," ucap Gus Maulana.

"Mas gak bisa bikin martabak?" tanya Nazwa. "Kalau gak bisa, yaudah gak usah aja, nanti ngerepotin Mas," lanjutnya dengan nada pelan.

Gus Maulana menghela nafas pelan, "yaudah aku bikinin aja ya," ucap Gus Maulana seraya mengecup pipi chubby sangat istri.

Nazwa pun menganggukkan kepalanya semangat, Gus Maulana yang melihat tingkah istri nya itu di buat gemas.

Ia pun menghujani kecupun diseluruh wajah Nazwa, sedangkan Nazwa terkekeh geli karena ulah sang suami.

"Mas udah ih! Katanya mau bikinin martabak," ujar Nazwa seraya menjauhkan wajahnya.

"Iya iya, tunggu sini ya," ucap Gus Maulana.

"Gak! Nazwa ikut," ucapnya dengan puppy eyes-nya.

"Tunggu disini aja Sayang ku, biar Mas yang ke dapur, yah," ucap lembut Gus Maulana.

Melihat sang istri yang diam, dan menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya, membuat Gus Maulana tersenyum, ia pun segera menggendong Nazwa untuk menuju dapur.

"Gak boleh cemberut, nanti cantiknya hilang. Mau, hm?" tanya Gus Maulana, Nazwa hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Setelah sampai di dapur, Gus Maulana mendudukkan sang istri di kursi meja makan.

Setelah itu ia pun mencari bahan-bahan untuk membuat martabak yang diinginkan oleh sang istri. Setelah dapat semua, Gus Maulana pun langsung membuat martabak itu.

My Gus My Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now