MGMH 14

216K 17.9K 2.9K
                                    

Hai hai pren, up lagi nih.

Gimana chapter kemarin?

Apa kalian puas?

Kemarin chapter nya banyak yang aku singkat:)

Oh iya, aku udah gak opmem lagi ya di GC WA, jadi buat kalian yang mau ikutan, bisa ikutan GC di tele pren.

Maaf buat kalian yang sempat ikut, aku naro link di bio instagram lama banget loh padahal.

Aku juga sedikit kecewa sama member yang keluar grup tanpa izin, biasakan ya pren, mau digrup mana aja, kalau udah masuk atau mau keluar itu bilang dulu, supaya adminnya gak overthinking gitu. Kalian keluar grup tanpa izin tu kaya nyesek banget pren, apalagi kan banyak tuh orang yang cuma mainin link, atau cuma mau no admin/authornya aja:(

Buat kalian yang masih ada di GC pasukan MGMH, semoga betah yaaa. Maaf kalau aku jarang nimbrung:)

Oh satu lagi, makasih banyak banget banget buat kalian semua, para reader setia MGMH.

Aku terharu banget dalam waktu 18 hari, readers MGMH udah nembus 40k lebih. Makasih juga buat kalian yang bantuin tulisan yang typo, maklum lah pren, jarinya meleset terus kalo ngetik.

Luv luv deh buat kalian semua, jaga kesehatan selalu ya, jangan sering begadang juga pren.

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Pukul 03:00, Gus Maulana terbangun dari tidurnya. Saat ia membuka mata, objek pertama yang ia lihat adalah wajah cantik sang istri.

Ia usap pelan pipi chubby istrinya itu, entahlah, Nazwa bertambah cantik berkali-kali lipat jika ia lihat dari jarak sedekat ini.

"Sayang, bangun yuk," ucap Gus Maulana.

Masih tak ada respon apapun dari sang istri, Gus Maulana tidak menyerah, ia usap kembali pipi chubby istrinya itu sesekali iya tekan.

Masih tak ada respon, Gus Maulana pun menciumi pipi chubby istrinya, bahkan Gus Maulana menggigit pelan pipi chubby itu.

"Aaaaaa, masih ngantuk," rengek Nazwa, ia mengeratkan pelukan mereka, dan semakin membenam wajahnya di dada bidang sang suami. (Huft, sabar pren, jodoh kita masih otw)

"Bangun dulu sayang, sholat tahajjud bentar yuk, nanti bobo lagi."

Dengan berat hati, Nazwa pun membuka matanya perlahan. Saat matanya terbuka, ia melihat Gus Maulana yang sedang tersenyum manis kepadanya, Nazwa pun membalas senyuman itu.

Gus Maulana kembali mengecup kening Nazwa singkat, "ayo bangun," ujar Gus Maulana seraya membantu Nazwa duduk.

"Mau mandi dulu, apa nanti aja?" tanya Gus Maulana.

"Nanti aja yaaa, mandi nya habis subuh aja, boleh yaaaa," pinta Nazwa dengan wajah yang menggemaskan, Gus Maulana yang melihat ekspresi sang istri pun terkekeh.

"Yaudah, wudhu gih, nanti baru aku."

"Oke," ucap Nazwa, ia pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.

Saat ini, sepasang pengantin baru sudah selesai melakukan sholat tahajjud. Mereka merapikan kembali alat sholat yang mereka pakai.

Saat sedang melipat sajadah, Nazwa merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di perut rampingnya.

My Gus My Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now