Ending yang sebenarnya

168K 11.6K 3.1K
                                    

Etz, kenapa pada nangis sih?

Siapa yang bikin kalian nangis? Ayo bilang ke aku, biar aku pukul orangnya 😌

Engga lah, yang tadi bukan endingnya kok. Ini baru ending yang sebenarnya.

Kalian kena prank ya, kasian banget, mana udah ngamuk lagi🤣

Yaudah deh ya, langsung baca aja. Jangan pada nangis lagi loh ya😌🙏🏻

Oh iya, yang masih nyama-nyamain cerita ini ke cerita yang lain, mending gak usah baca deh.

Komen lu bikin gue gak mood tau gak, heran banget, dikit-dikit disamain.

Dah lah, males sama readers yang kaya gitu.

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Tepat pukul 22:00 Nazwa terbangun dari tidurnya, dengan keringat yang bercucuran di wajahnya. Ia mengambil air di samping tempat tidur dan mulai meminumnya.

Saat ia ingin kembali tertidur, tiba-tiba handphonenya berbunyi dan menampilkan nama sang Bunda disana.

Nazwa pun buru-buru menjawab panggilan telpon itu.

"Assalamu'alaikum Bunda," ucap Nazwa

"Wa'alaikumussalam warohmatuloh, Nak kamu gak ke rumah sakit?" tanya Bunda Fatimah di sebrang sana.

Nazwa mengerutkan keningnya bingung, ke rumah sakit? Untuk apa ia pergi ke rumah sakit, bukan kah semuanya sudah selesai di urus?

"Ngapain Bunda?" tanya Nazwa.

"Ya temenin suami kamu lah, emang ngapain lagi?!" ujar Bunda Fatimah yang gemas dengan pertanyaan anaknya itu.

"Hah, suami?" beo Nazwa.

"Ini kamu baru bangun atau gimana sih? Kok sampai lupa kalau udah punya suami?"

"Bunda, Mas Lana masih ada? Mas Lana gak ninggalin aku sama anak-anak aku?" tanya Nazwa.

"Loh, kan kamu denger sendiri tadi dokter ngomong apa. Suami kamu selamat dan berhasil melalui masa kritisnya. Udah ah, cepet kesini, masa suami lagi sakit kamu malah enak tidur di rumah."

"Iya iya Bunda, galak banget sih," ucap Nazwa pelan di akhir kalimat.

"Apa?!"

"Oke, bentar lagi Nazwa kesana, assalamu'alaikum Bunda yang cantik," ucap Nazwa langsung mematikan telpon.

"Huft, berarti cuma mimpi? Ya Allah, buruk banget ya mimpi Nazwa tadi," gumamnya.

Ya, tadi sore ada salahsatu dokter yang mengirimkan tiga kantung darah untuk Gus Maulana. Dan saat tiga kantung darah itu datang, dokter langsung menangani Gus Maulana.

Awalnya mereka semua sudah pasrah, apalagi ditambah dengan kamar jantung Gus Maulana yang sempat berhenti berdetak.

Namun ternyata takdir berkata lain, mereka berdua masih diizinkan bersama. Dan Gus Maulana akan menemani Nazwa sampai kapanpun.

Nazwa langsung beranjak dari tempat tidur dan mengganti pakaiannya, setelah semuanya selesai ia pun langsung menuju rumah sakit, dengan mengendarai mobil sang suami.

My Gus My Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now