Mark dan Jeno mengangguk patuh. Tanpa banyak bertanya, keduanya bergegas naik menuju kamar masing-masing. Mereka harus cepat menyiapkan keperluan masing-masing sebelum terbang ke Jerman malam ini juga.
Yuta datang dari arah dapur, membawakan secangkir teh hangat khusus untuk Jaehyun yang sejak Taeyong pingsan belum beristirahat sama sekali.
“Minumlah dulu. Kau juga harus menenangkan dirimu sendiri. Jangan sampai kejadian ini membuatmu terpancing. Kita pasti bisa menemukan jejak para serigala sialan itu nanti.” Yuta menyodorkan cangkir itu pada sang Ketua.
Jaehyun menerima pemberian Yuta lalu mendudukkan bokongnya di sofa panjang ruang keluarga yang sepi. Orang-orang pada sibuk mempersiapkan keperluan yang akan dibawa ke Jerman nanti. Jaehyun akan membawa serta beberapa anak buah kepercayaannya untuk ikut membantunya melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara.
“Lalu bagaimana dengan anak dari Kris-ssi? Apa dia baik-baik saja?” Yuta bertanya, karena dari yang ia dengar, putera Kris ikut menjadi korban dalam serangan itu.
Jaehyun menghela nafas panjang sambil menyandarkan punggungnya yang terasa kaku. “Aku belum membuka ponselku sama sekali sejak tadi siang. Tapi semoga saja Xiaojun selamat juga. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya Tao hyung kalau sampai kehilangan kedua orang terkasihnya..”
Yuta mengangguk setuju. Kedua Alpha itu sama-sama mendoakan yang terbaik untuk Xiaojun dan juga Tao yang merupakan korban disini. Padahal Jaehyun sudah memastikan bahwa seluruh anak buah Kangta telah ia singkirkan.
Lantas siapa gerangan yang mencoba memulai kekacauan baru ini?
Jaehyun harus mencari tahu sampai ke akar-akar terdalamnya agar musibah seperti ini tidak akan terulang kembali.
Dalam benaknya Jaehyun bertanya-tanya,
Mengapa?
Mengapa disaat kedua keluarga besar mereka sudah menikmati kebahagiaan masing-masing justru muncul pengacau lain yang ingin menghancurkan kehidupan mereka yang tenang dan damai?
Jaehyun mengusap wajahnya frustasi. Ia harus segera mencari tahu jawabannya. Jika tidak, Jaehyun takut hal serupa akan menimpa keluarganya juga. Sebisa mungkin Jaehyun ingin menghindari adanya peluang buruk itu.
Jeno yang hendak turun ke dapur jadi mengurungkan niatnya. Pemuda itu memandangi sang ayah dari lantai dua mansion.
‘Apa yang sebenarnya terjadi? Apa perang besar akan segera terjadi lagi?’
Bagi werewolf muda seperti Jeno, ini merupakan situasi terburuk yang pernah ia hadapi. Padahal bukan dirinya sendiri yang mengalami musibah nahas itu, tapi rasanya sangat menyesakkan terutama bila salah satu korban merupakan anggota keluarga sendiri.
‘Bagaimana keadaan Xiaojun ge ya? Aku harap dia baik-baik saja disana..’
Jeno menghapus airmata yang menggenang disudut mata. Jeno harus terlihat tegar agar kedua orangtuanya tidak semakin bersedih melihatnya menangis.
Dari arah kamar kedua orangtuanya, Jeno dapat mendengar suara isakan sang ibu yang memilukan. Andaikata dirinya yang kehilangan Mark, Jeno juga pasti akan sama hancurnya seperti sang ibu.
🌌
🌌
Rombongan keluarga Jung akhirnya terbang ke Jerman malam itu juga. Dengan membawa serta Lucas, Johnny, Yuta, Taeil dan beberapa anak buah Jung lainnya, mereka terbang menggunakan pesawat pribadi milik Jaehyun.
Junmyeon, Irene serta Guanlin juga sudah menerima berita duka terkait kematian Kris. Mereka juga akan segera menyusul ke Jerman setelah rombongan Jaehyun berangkat lebih dulu karena masih ada beberapa hal yang harus Junmyeon urus.
Taeyong sudah lebih tenang berkat ramuan tidur yang diracikan oleh Yoona. Terlalu lama menangis tak baik untuk kondisi Taeyong yang masih rentan. Jadi terpaksa Jaehyun memberi ijin Yoona untuk membuat istrinya terlelap disepanjang perjalanan. Tapi tenang saja, ramuan yang Yoona berikan tentunya aman dan tidak akan mempengaruhi kandungan Taeyong.
Baik Mark dan Jeno lebih banyak diam meski kedua mata mereka tampak memerah seperti habis menangis. Tak apa, mereka masih muda, perasaan mereka lebih jujur dan terbuka ketimbang para orang dewasa yang ada disekitar mereka.
Khususnya Jaehyun yang kini memasang raut dinginnya serta sorot mata yang tampak menggelap. Entah apa yang sedang dipikirkan Alpha tampan itu, tak ada yang bisa menebaknya sekalipun Taeyong, Lunanya.
.
.
Di kediaman Jaejoong sendiri tampak sibuk menyiapkan segala keperluan untuk melakukan upacara pemakaman yang akan dilaksanakan esok hari.
Tao tak henti-hentinya menangis histeris lantaran terlalu terpukul atas kematian suaminya yang begitu cepat.
Jenazah Kris sendiri masih utuh meski dalam kondisi cukup memprihatinkan, hanya saja yang membuat semuanya terasa ganjal adalah ‘mana’ Kris yang habis tak tersisa. Baik Yuri maupun Jaejoong tak dapat mendeteksi sisa-sisa ‘mana’ dari dalam tubuh Kris. Dari sini Jaejoong berasumsi bila kematian putera sulungnya berkaitan dengan hilangnya seluruh ‘mana’ yang Kris miliki.
Ini merupakan kondisi yang amat sangat berbahaya bagi seorang pemegang superpower bila ‘mana’ yang mereka miliki sampai habis tak bersisa.
Tapi kasus seperti itu amat langka terjadi. Biasanya terjadi suatu hal yang extrem yang mengakibatkan seorang pemegang superpower sampai kehilangan seluruh ‘mana’ yang mereka miliki. Dalam kasus Kris, sepertinya seseorang sengaja mengambil ‘mana’ Kris secara paksa dan mengantarkan Kris kepada kematian.
Luka tusuk serta goresan kuku yang melukai tubuh Kris saja tak akan bisa membunuh Kris begitu cepat sebab Kris mempunyai kemampuan beregenerasi yang cukup tinggi.
“Kriss ge....kenapa kau meninggalkan kami? Kris gee!!” Luhan berupaya menenangkan Tao yang kembali histeris.
Sudah berapa lama pria itu meraung-raung melampiaskan kesedihan? Luhan sudah tidak dapat mengingatnya lagi. Sudah cukup lama, bahkan kedua mata Tao sudah kelihatan bengkak sekarang.
Sementara itu Sehun tengah sibuk memimpin jalannya proses penyelidikan yang juga dilakukan oleh anak buah Klan Lee yang ia kirim ke China. Sekecil apapun bukti yang dapat mereka temukan, Sehun berharap itu bisa mengarahkannya pada dalang dibalik peperangan yang terjadi.
Sambil menunggu rombongan Jung tiba, Sehun akan mengamankan lokasi kejadian dan melarang siapapun pergi dari sana sebelum penyelidikan berakhir.
🍃 TBC 🍃
YOU ARE READING
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
「 39 : Unexpected Death 」
Start from the beginning
