Chapter 56

6.7K 343 54
                                    

"Selamat melepas kerinduan, Star."

"Kenapa sih lo selalu aja ngerebut kebahagiaan gua!" ucap Bintang menatap wajah Airlangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sih lo selalu aja ngerebut kebahagiaan gua!" ucap Bintang menatap wajah Airlangga.

"Tolong dengarin dulu penjelasan gua, gua gak pernah berfikir untuk ngerebut kebahagiaan lo Del," ujar Airlangga membalas tatapan Bintang.

Bintang lalu melepaskan genggaman tangannya dari kerah jaket Airlangga. "Gua gak butuh dari
penjelasan lo bajingan."

Bintang kembali memakai helmnya, ia langsung pergi mengendarai motornya meninggalkan Airlangga seorang diri dipinggir jalan.

Motor Bintang melaju cepat dibawah derasnya air hujan. Ia ingin meluapkan seluruh rasa sakit yang di alaminya selama beberapa waktu lalu.

Bintang beberapa kali mengusap kasar airmatanya yang terus mengalir. Tangan cowok itu gemetar, penyakit anxiety yang dideritanya kembali kambuh.

Bintang menggigit kuat bibir bawahnya, untuk menahan semua rasa sakitnya. Kedua matanya sudah mulai buram namun Bintang tetap fokus mengendarai motornya.

"Bangsat! Kenapa harus kambuh diwaktu yang salah!" Umpat Bintang.

Setelah sampai di basement apartemen. Bintang segera turun dan pergi menaiki lift menuju lantai 17 kamar apartemennya.

Hari sudah semakin malam tetapi hujan belum juga berhenti. Setelah sampai di kamar, cowok itu langsung pergi mengganti pakaiannya didalam kamar mandi.

***

Cowok itu sedang duduk didepan pintu kaca balkon kamarnya. Ia sedang menikmati kopi hitam panas buatannya.

"Maaf, lagi-lagi gua nyiksa diri gua sendiri!" ujar Bintang lalu menghisap kuat rokoknya.

Bintang memandangi sekitar kamarnya, Rina pernah berkata kepadanya jika bayi yang ada didalam kandungan Rain kembar berjenis laki-laki.

Ia tak menyangka jika sebentar lagi statusnya akan berbuah menjadi seorang suami sekaligus ayah untuk kedua putranya.

Senyuman manis terbit dibibir Bintang. Ia masih tak percaya jika benih yang diberikannya kepada Rain dapat membuahkan hasil.

Bintang lalu memasang aerphone ditelinganya. Cowok itu mulai mendengarkan setiap lirik lagu yang mengalun merdu di aerphone miliknya.

Kapan pun mimpi terasa jauh
Oh ingat sesuatu
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Lirik demi lirik tanpa sengaja dinyanyikan oleh Bintang. Cowok itu terbawa suasana saat mendengarkan setiap lirik lagu itu.

Bintang merebahkan tubuhnya dikasur, lagu itu masih mengalun merdu ditelinganya. Ia sedang memikirkan sesuatu tentang Rain dan kedua anaknya.

NYCTOPHILE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang