Kana beranjak dari kursinya, berdiri menjulang didepan Ren yang mendongak, masih memandangnya dengan tubuh tremor.

"Kakak ga perlu heran ngeliat aku kayak gini, bukannya kita sedarah ya? Harusnya kakak bangga karena aku udah bener-bener jadi seorang Dirgantara sejati"

Kana terdiam sejenak lalu tampak berpikir serius "Dirgantara sejati?" Gumamnya

"Kalau dipikir-pikir lagi, keluarga kita emang keluarga sadis ya ternyata, walaupun awalnya aku lebih kayak kelinci di tengah-tengah para rubah" Kana terkekeh, dia mengedikkan bahunya tak peduli.

"Yah seenggaknya aku bukan anak pungut kek Aletta" Setelah mengatakan itu, Kana berbalik hendak meninggalkan ruangan tapi teriakan di belakangnya cukup membuat dia mematung.

"Emang kamu pikir selama ini kamu bener-bener anak dari keluarga Dirgantara?"

"Apa?" Kana berbalik menatap Ren yang memandangnya dengan tajam, sepertinya hinaan Kana pada Aletta barusan cukup membuat Ren terbakar hingga memberinya kekuatan untuk melawan.

"Kamu bahkan lebih hina dari anak pungut" desis Ren

Tangan Kana mengepal, menatap Ren minta penjelasan "Jangan harap kakak bisa tidur malam ini kalau kakak gabisa jelasin apa yang baru aja kakak ucapin"

Dua orang itu saling melempar tatapan membunuh, sebelum akhirnya Ren membuka suara

"Canaria Adelia, kamu bukan anak sah dari keluarga Dirgantara"

***

"Nyonya" Noah berbalik saat melihat Kana keluar dari pintu yang mereka jaga sejak tadi. Noah dan Ian saling berpandangan begitu sadar bahwa suasana hati Kana tampak memburuk.

"Nyonya gapapa?" Tanya Ian hati-hati

Tidak ada jawaban, Kana melamun. Noah memberi kode pada Ian agar tidak bertanya lagi, Ian mengangguk. Saat mereka memutuskan untuk memberi Kana waktu disaat itu pula Kana bersuara

"Ian, Noah"

"Ya nyonya" jawab keduanya serentak

"Panggil Ezra, kalian bertiga harus nemenin saya ke suatu tempat" ucap Kana dengan nada rendah

"Baik."

Selagi Ian dan Noah pergi untuk memanggil Ezra, Kana yang hendak bersiap-siap jadi menghentikan langkahnya begitu ponselnya berbunyi. Dia mengecek ponselnya dengan serius, membaca pesan yang baru saja masuk dari orang suruhan yang dia pekerjakan untuk mengikuti jejak Aletta.

Kana tersenyum kecil, dia mengantongi ponselnya kembali lalu melanjutkan langkahnya, Kana bergumam "Mungkin Al bakal seneng kalo aku minta bantuan dia sedikit"

Menghela nafas, Kana kembali merenung sambil menatap telapak tangannya yang memerah "Yah tapi pertama-tama, gimana caranya ngasi pelajaran ke keluarga sialan ini dulu?"

***

"Halo Na, kenapa?" Galang mengangkat panggilan dari Kana tepat saat dia sampai diruangan Alderian.

Leon, Danu, dan Al menatapnya penasaran terutama Alderian, untuk apa Kana menelpon Galang? Apa mereka ada urusan? Atau jangan-jangan Kana meminta bantuan Galang untuk masalah Aletta? Alderian berdecak, memikirkannya saja sudah membuat kesal.

"Sip Na, kita ketemu disana sejam lagi ya" Galang memutuskan sambungan telpon itu lalu menatap teman-temannya dengan bingung "Napa pada ngeliatin gue kayak gitu?"

"Yang nelpon barusan itu Kana?" Tanya Danu

Galang mengangguk "Iya, katanya dia minta bantuan gue, gatau deh buat apa. Abis dari sini gue ada janji ketemu dia di cafe depan"

REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️Where stories live. Discover now