"Sekarang kan enggak"
"Ya kan Acel ngomong dulu bang, dulu."
"Ganti baju dulu sana, tangannya gimana?"
"Ada"
"Ha?"
"Ya tangan Acel ada, gak copot kok"
"Tangannya gimana! GI-MA-NA! Bukan dimana! Ngerti?"
"Ohh, gak kedengeran atuh, udah gak apa-apa udah gak sakit juga"
"Bagus nanti Abang obati lagi, sekarang ganti baju, makan, terus minum obatnya nanti Abang obati tangan kamu"
"Oke Abang ganteng, Acel ganti baju dulu ya, babayy!"
Azlan tersenyum kecil, menggeleng, dan kembali fokus menatap laptopnya. "Modelan kayak anak TK begitu, punya cowok? Ck, ck" gumam Azlan.
Ditengah fokusnya ketukan pintu terdengar. Dengan cepat Azlan membukanya.
Ternyata keluarga Michael. Tapi sebentar, ada keanehan.
Abhi juga ada disana? Apa mereka datang bersama? Bukannya hubungan mereka tidak akur?.
"Abhi udah cerita sama om, perihal yang tadi, kita bisa bicarain sama Hazel sekarang"
Tatapan Azlan mengarah pada abhi dan dibalas anggukan kepala dari Abhi.
"Kita bicara di dalem aja" Azlan membereskan semua dokumen-dokumen yang ada di mejanya. Jujur, untuk pembicaraan kali ini ia tak siap.
"Adek kamu mana?" Tanya Michael, pasalnya gadis tak mau diam itu tak nampak sedari tadi.
"Tadi bilangnya ganti baju dulu di kamarnya, perlu Alan panggilin?"
"Gak usah, tunggu dia turun sendiri aja"
"Lama, udah Jio samperin ke kamarnya aja"
Jio berlari ke arah tangga dan mengarah ke pintu berwarna putih tak jauh dari tangga. Kamar Hazel.
Berpas-pasan dengan datangnya Jio, Hazel juga membuka pintu kamarnya, membuat keduanya terkejut berbarengan.
"KAK JIO!"
"ZEL!"
BRAKK!!!
"Gausah ngagetin gak asik" sindir Hazel.
"Gak ngagetin, ssshhh" desis Jio merasa ngilu karena kepalanya terbentur pintu itu.
Karena pintu kamar Hazel bisa dibuka ke depan, bisa juga ke belakang dan tadi kebetulan Hazel membukanya ke arah depan jadi otomatis Jio terbentur pintu cukup kencang.
"Lagian suruh siapa diem di situ!"
"Kamu yang bukanya ke depan! Udah tau gak aman masih aja buka ke depan!!"
"Ya mundur dong kak Jio nya!"
Di lantai bawah, Michael hanya menggeleng lelah. Ia tau apa yang terjadi di atas. Dan yang lainnya pun begitu.
YOU ARE READING
Kennand Perfect Boyfriend
Teen Fiction'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...
Part : 46
Start from the beginning