27

5.9K 490 31
                                    

Masa depan tak selalu seindah yang diekpetasikan.

Raga terduduk dibawah pohon rindang, perlahan netra sebiru laut itu terbuka, menampakkan kejelitaannya.

"Kau tertidur lagi?"

Menoleh ke arah samping, disana Penelope berdiri sembari menyelipkan helaian anak rambutnya ke belakang telinga.

Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa kulit wajahnya, dahi mengernyit heran, bukankah Penelope sudah lama menyatu dengan tanah? Lalu apa ini?

"Heii!! Kenapa terdiam?"

Sang puan makin mencondongkan wajahnya.
"Kenapa kamu masih disini?" Bukannya menjawab, Claude malah balik bertanya.

Salah satu alis Penelope naik.
"Kenapa kamu bilang? Kamu berharap aku mati?"

'Ya.' Batin Claude.

"Dimana (Name)?" Tanyanya. Ntah kenapa ia merasa ingin tau keberadaan wanita itu.

"(Name)? Siapa itu? Mengapa kau menyebutkan gadis lain dihadapan tunanganmu?" Alisnya menukik tajam pertanda tak suka.

Rahangnya mengeras, setelah apa yang terjadi selama ini perempuan itu mengaku masih menjadi tunangannya?

"Selirku, (Name).. Dimana dia sekarang?" Perjelasnya.

"Apa?! Kau memiliki selir? Apa kau tak puas denganku?!" Nada bicaranya meninggi.

Claude memutar bola matanya malas, sebelum emosinya memuncak ada baiknya ia pergi meninggalkan wanita itu.

"Hei tunggu!! Kau bahkan belum menjawabku Claude!!"

*****

"(Name)? Siapa itu (Name)? Aku tak pernah mendengar ada nama gadis itu."

An, selaku kakak Claude terheran.

"Ck, selirku kak.. Masa kakak gatau." Decihnya.

"Kamu ga punya selir, Claude." An hanya geleng-geleng kepala adiknya bersikeras menyangkal semua fakta yang diberitahunya.

"Ah sudahlah! Aku tanya kakak ipar saja!" Finalnya.

"Eh tunggu!! Jangan tanya pada dia!" Panik An.

"Kenapa? Kakak pasti berantem lagi ya sama dia?" Tukasnya.

An hanya tersenyum canggung sembari mengusap tengkuknya.

"Kak kalo kakak beneran suka sama dia pertahanin, kalo emang kakak gaada rasa, lepasin dia.. Tolong jangan buat raganya tersiksa disini." Ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan An yang mematung mendengar perkataannya.

"Hee.. Wanita seperti dia itu tak layak mendapat cintaku, tugasnya hanya mencintaiku, Claude. Tapi sampai kapanpun aku tak akan pernah membalas perasaannya!!" Teriaknya.

Claude yang masih sempat mendengar perkataan kakaknya hanya mendengus. Kakak yang sinting pikirnya. Setega itu mempermainkan hati seorang wanita.

Pencariannya pun berlanjut. Kini sang kakak ipar yang ditanyainya.

"(Name)? Siapa itu?"

Jawaban yang sama, Claude muak mendengarnya. Rasa panik mulai menggerogoti hatinya. Apakah selama ini (Name) hanya bagian dari mimpinya? Menggeleng kuat, tidak mungkin! (Name) pasti nyata! Semua kenangan mereka terasa nyata untuk dikatakan sebuah mimpi.

🎉 You've finished reading 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇𝐎𝐔𝐓 𝐓𝐄𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 [𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞𝐱𝐘𝐨𝐮] 🎉
𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇𝐎𝐔𝐓 𝐓𝐄𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 [𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now